Minggu, 5 Oktober 2025

Wisata Lampung

Museum Ruwa Jurai Lampung, Simpan Saksi Bisu Dahsyatnya Letusan Krakatau Tahun 1883

Ada dua rambu laut yang terlontar ke daratan seusai letusan terjadi. Lokasi pertama berada di halaman Museum Ruwa Jurai Provinsi Lampung.

Tribun Lampung/Heru
Rambu laut, saksi kedahsyatan letusan Gunung Krakatau 

Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Gunung Krakatau Purba. Kedahsyatan letusannya konon begitu menggemparkan masyarakat dunia.

Bahkan saking parahnya, abu letusan Gunung Krakatau Purba memberikan dampak buruk bagi perubahan musim kala itu.

Korban jiwa yang ditimbulkan pun tidak sedikit, 36.000 jiwa.

rambu laut
Plakat berisi informasi tentang rambu laut dan dahsyatnya letusan Krakatau.  (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)

Agustus 1883 menjadi momen yang tidak bisa dilupakan bagi keberadaan Gunung Anak Krakatau yang berdiri gagah di tengah Selat Sunda.

Ia muncul setelah Krakatau Purba meletus bersama pulau lainnya yang ada di sekitar kepulauan Krakatau.

Namun bukan hanya Gunung Anak Krakatau dan kisahnya saja yang bisa kita saksikan saat ini. Pasalnya Provinsi Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung masih menyimpan sisa kedahsyatan letusan Gunung Krakatau Purba.

Benda tersebut adalah dua buah rambu laut yang saat ini menjadi saksi bisu keganasan letusan Krakatau Purba.

Bagi anda yang pensaran dengan rambu laut tersebut, ada dua lokasi yang bisa anda tuju. Pasalnya terdapat dua rambu laut yang terlontar ke daratan seusai letusan terjadi.

Lokasi pertama berada di halaman Museum Ruwa Jurai Provinsi Lampung. Sedangkan di lokasi kedua, rambu laut menjadi pemanis sekaligus monumen di salah satu taman hijau Bandar Lampung, yaitu Taman Dipangga.

Khusus yang berada di Museum, rambu laut terlihat mencolok dari bangunan yang ada di sekitar halaman museum.

Seperti rumah adat, meriam, hingga bola besi yang digunakan untuk membuka lahan saat zaman Belanda.

Bentuk rambu laut sendiri, mirip pelampung yang menjadi penanda pasang surut laut yang banyak digunakan di film science fiction.

Permukaannya berbentuk bulat lonjong, dengan bentuk atas menyerupai kerucut dengan tinggi kurang lebih 2 meter dan diameter 1,5 meter.

Warnanya perak dengan cincin di tengah badan kerucut si rambu laut tersebut.

Oleh pengelola museum, rambu laut tersebut konon didapatkan dari sumbangan warga Sukaraja, Teluk Betung Selatan.

Hingga kemudian, pengelola membangun sebua dudukan semen berhias keramik sebagai dudukan dari rambu laut tersebut. Sebuaha plakat dengan informasi seputar rambu laut itupun disertakan. 

"Saat itu warga yang secara sukarela memberikan informasi mengenai rambu laut tersebut, dan menyumbangkan kepada museum sebagai aset sejarah. Sebab ini menyangkut tentang peristiwa sejarah letusan gunung Krakatau Purba," ungkap Budi Supriyanto Kepala Seksi Pelayanan Museum Ruwa Jurai.

Itu mengapa kemudian, rambu laut diletakkan di area halaman museum.

Harapannya, masyarakat dapat berkunjung dan menyaksikan bagaimana bola baja seperti rambu laut yang beratnya berton- ton dapat terlempar akibat tsunami dari letusan Gunung Krakatau Purba.

"Biar masyarakat tahu, ini loh ada saksi letusannya," imbuh Budi.

Sedangkan di lokasi lainnya. Rambu laut dijadikan sebuah monumen di tengah taman hijau yang dimiliki Kota Tapis Berseri. Sama halnya dengan di museum, rambu laut didirikan secara kokoh di atas bangunan semen.

Bedanya, di taman ini, terdapat relief peristiwa letusan Gunung Krakatau Purba di dinding dudukannya.

Sehingga selain dapat menyaksikan dari dekat bentuk dari rambu laut.

Pengunjung juga bisa membayangkan suasana kalut dan mencekam saat Gunung Krakatau meletus melalui relilef yang ada.

Sayangnya, kedua rambu laut tersebut kini kondisinya cukup memprihatinkan. Lokasi Rambu Laut yang berada di luar ruangan membuatnya rentan korosi sehingga beberapa bagian terlihat bolong dan berkarat.

Selain itu, ulah tangan jahil memperburuk keadaan.

Aksi vandalis membuat rambu laut yang sarat akan sejarah menjadi rusak dengan tulisan-tulisan yang tidak pantas.

Bagi anda yang tertarik dengan cerita dan bentuk rambu laut. Anda bisa menuju ke Museum Ruwa Jurai Provinsi Lampung yang ada di Jalan ZA Pagar Alam.

Lokasinya tidak jauh dari Terminal Rajabasa. Ada dua angkutan umum yang bisa anda gunakan, yaitu BRT dan angkutan kota jurusan Rajabasa.

Sedangkan lokasi kedua bisa dituju dengan angkutan kota jurusan Teluk Betung.

Jangan lupa untuk berpesan kepada sopir untuk berhenti di Markas Polda Lampung. Sebab lokasi Taman Dipangga tempat rambu laut berdiri, persis berada di bawah markas Polda Lampung.

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved