Senin, 6 Oktober 2025

Wisata Jateng

Menikmati Es Puter Cong Lik Semarang, Cara Mudah Bernostalgia

Tersedia empat rasa plus potongan buah durian manis yang pasti mengobati dahaga sekaligus menghadirkan nostalgia.

Editor: Mohamad Yoenus
Tribun Jateng/Muhamad Alfi M
Es Puter di lapak Es Puter Cong Lik di Jalan KH Ahmad Dahlan, Semarang. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Muhamad Alfi M

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kangen es krim kampung atau biasa disebut es puter yang dijual keliling?

Jika ke Semarang, sempatkan singgah di lapak Es Puter Cong Lik di Jalan KH Ahmad Dahlan.

Tersedia empat rasa plus potongan buah durian manis yang pasti mengobati dahaga sekaligus menghadirkan nostalgia.

Lapak berukuran sekitar 4x8 meter ini hanya berjarak sekitar 150 meter arah utara dari Lapangan Simpanglima Kota Semarang atau 100 meter arah selatan Hotel Amaris Simpanglima.

Es Puter
Lapak Es Puter Cong Lik di Jalan KH Ahmad Dahlan, Semarang, Jateng. (Tribun Jateng/Muhamad Alfi M)

Lapak yang buka setiap hari pukul 18.00-24.00 itu hampir tak pernah sepi pembeli.

"Mau rasa apa? Ada durian, kelapa, cokelat dan blewah. Mau dikombinasi dua rasa atau komplet juga bisa," kata Bu Kus, pegawai di lapak Es Puter Cong Lik, memberi penjelasan kepada calon pembeli.

Es puter ini disajikan dalam lepek atau piring kecil. Ada empat scoop untuk satu lepek sajian.

Anda yang memesan komplet akan mendapat empat scoop es puter masing-masing rasa durian, kelapa, cokelat dan blewah, ditambah toping dua potong daging buah durian montong, siwalan dan irisan roti tawar.

"Untuk rasa kelapa, cokelat dan durian selalu ada. Sementara rasa blewah tidak selalu ada. Kadang diganti rasa alpukat, kelengkeng atau leci. Es puter ini dibuat dari sari buah dan dicampur es batu. Bapak langsung yang buat di rumah setiap hari," ujar Bu Kus.

Bapak yang dimaksud adalah pemilik lapak Es Puter Cong Lik.

Menurutnya, sebelum membuka lapak, 25 tahun lalu es puter dijual secara berkeliling menggunakan gerobak dorong.

Biasanya, pemilik lapak keliling menjual es puter di kawasan Pecinan, Kota Semarang.

"Bapak tidak sendirian, anaknya yang saat itu masih kecil selalu ikut dan sesekali membantu. Akhirnya, orang-orang menjuluki es puter kacung cilik (pembantu kecil) atau disingkat cong lik. Dan keterusan sampai sekarang digunakan sebagai nama lapak es puter ini," cerita Bu Kus mengenai sejarah nama Es Puter Cong Lik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved