Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata Bali

Bajra Sandhi, Liburan Murah Meriah Bagi Keluarga di Pusat Kota Denpasar, Rangkuman Sejarah Bali

Monumen Perjuangan Rakyat Bakyat Bali atau Bajra Sandhi, pilihan wisata pendidikan sejarah Bali yang murah meriah di pusat kota Denpasar.

TRIBUN BALI/ CISILIA AGUSTINA
Suasana Bajra Sandhi, monumen sejarah perjuangan rakyat Bali. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Cisilia Agustina Siahaan

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Liburan ke Bali memang tidak melulu jalan-jalan ke pantai atau menjelajahi wisata alam lainnya. 

Liburan murah meriah dan juga memberi eduaksi di Kota Denpasar yang menjadi pilihan wisatawan adalah mengunjungi Monumen Perjuangan Rakyat Bakyat Bali atau masyarakat Bali lebih mengenalnya dengan sebutan Bajra Sandhi.

Disebut Bajra Sandhi karena, lihat saja bentuk bangunannya menyerupai bajra yaitu genta.

Sedangkan sandhi artinya suci.

Genta merupakan sarana yang digunakan pendeta Hindu untuk mengiringi doa-doa suci.

Meski matahari cukup terik menyinari kota Denpasar, namun tidak menyurutkan antusiasme wisatawan yang datang mengunjungi Bajra Sandhi, Rabu (20/5/2015).

Tampak ramai para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, mengeksplor satu di antara landmark kota Denpasar yang dibangun sejak tahun 1988 ini.

Dengan logat Jawa yang khas, para wisatawan asal Solo yang didominasi anak-anak ini tampak riuh berhamburan sambil bersenda gurau di area Monumen.

“Bangunannya mencerminkan Bali sekali, unik dan khas. Di sini juga bisa memberikan edukasi untuk anak-anak tentang sejarah dan kebudayaan Bali,” ujar Maryadi, Guru SMPN 7 Surakarta yang telah 5 kali mengunjungi Monumen Bajra Sandhi setiap kali ke Bali.

Berdiri megah di pusat pemerintahan Provinsi Bali merupakan wisata tengah Kota Denpasar di Renon, Denpasar, Bali.


Suasana Bajra Sandhi di Denpasar, Bali (Tribun Bali/ Cisilia Agustina)

Tepatnya di tengah-tengah Lapangan Renon, dan di bagian utaranya adalah Kantor Gubernur Bali.

Monumen hasil gagasan Alm. Prof. Ida Bagus Mantra ini diresmikan pada 14 Juni 2013, oleh Megawati Soekarno Putri, yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI.

Saat ini dikelola Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, yang berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Kedudukan ini, dalam hirarki, setara dengan UPT. Museum Bali dan UPT. Taman Budaya Denpasar.

Monumen dengan luas bangunan 70 x 70 meter ini menjadi bagian dari Lapangan Puputan Margarana yang memiliki luas 13,8 hektar.

Filosofi Kemerdekaan

Selain dari arsitektur Bali yang khas, keunikan lain dari Monumen Bajra Sandhi ini hadir dalam jumlah elemen bangunannya.

Dari arah pintu masuk, anak tangga Kori Agung pada pelataran berjumlah 17 buah.

Di area dalam monumen, terdapat 8 Tiang Agung di kolom tengah.

Dan tinggi bangunan monumen ini, dari dasar hingga puncak, yakni 45 meter.

“Ini filosofinya dari Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus (bulan ke delapan) 1945,” ujar IGN Raka Haryawan, staf Humas Monumen Perjuangan Rakyat Bali.

Tiket Masuknya Cuma Rp 2 Ribu untuk Pelajar

Dibuka untuk umum, sebagai sarana wisata, tempat ini bisa menjadi pilihan melali (jalan-jalan) tanpa perlu merogoh kantong yang dalam.

Cukup dengan membayar tiket masuk saja, pengunjung dapat berkeliling area dalam monumen Bajra Sandhi ini.

“Tiket masuknya murah dan terjangkau. Di dalam bisa melihat-lihat diorama yang isinya maket-maket 3D dan juga ada tempat foto-foto, bisa sambil nambah pengetahuan juga,” ujar Riska, pengunjung asal Banyuwangi.

Untuk memasuki area monumen ini, dikenakan tiket masuk.

Yakni dibedakan untuk 3 kategori, wisatawan domestik, manca negara dan pelajar atau mahasiswa.

Di mana dari masing-masing jenis wisatawan domestik dan mancanegara tersebut juga dibedakan lagi dari segi usia.

Kepada wisatawan domestik dewasa, biaya tiket masuk yang dikenakan yakni Rp 10 ribu per orang dan anak-anak Rp 5 ribu per orang.

Sementara untuk mancanegara, membayar dengan biaya Rp 20 ribu per orang dan anak-anak Rp 10 ribu per orang.

Dan, untuk kalangan pelajar dan mahasiswa dikenakan biaya masing-masing Rp 2 ribu dan Rp 3 ribu per orang.

Yang cukup menjadi perhatian pengunjung selama mengeksplor area dalam monumen adalah fasilitas yang disediakan, perawatan serta keberadaan pihak pegawai.


Asrinya taman di Bajra Sandhi, Denpasar (Tribun Bali/ Cisilia Agustina)

“Di dalamnya panas dan agak gelap. Semacam kurang udara yang masuk, untuk AC semoga segera dibenahi. Pegawainya juga suka hilang-hilang, jadi kadang kami kayak orang linglung karena ga ada guide,” ujar Riska.

Untuk jam pelayanan operasional Monumen, setiap hari Senin-Jumat dimulai pukul 08.30 – 16.30 Wita.

Sementara untuk akhir pekan, Sabtu dan Minggu dari pukul 09.00 – 16.30 Wita. Monumen ini tidak melayani pengunjung khusus pada hari raya umat Hindu.

33 Unit Diorama Perjuangan Rakyat Bali dari Masa ke Masa

Sesuai namanya, yakni Monumen Perjuangan Rakyat Bali, rangkuman sejarah yang menggambarkan perjuangan dari masyarakat Bali disuguhkan di sini.

Yakni dalam area yang berisi 33 unit diorama, yang menggambarkan perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa.

Sebanyak 33 unit diorama tampil dalam maket 3 dimensi berukuran 2 x 3 meter, lengkap dengan model boneka manusia, binatang dan peralatan yang digunakan dari peradaban awal masyarakat Bali.

Setiap diorama ini menggambarkan proses ,asa kehidupan orang Bali, pada masa Prasejarah, Sejarah, Bali Kuno, Bali Madya, Penjajahan hingga masa Perjuangan merebut kemerdekaan.

Selain area diorama, ada juga ruang pameran berisi foto-foto dokumentasi Bali zaman dahulu.

Kebanyakan foto-foto ini menggambarkan Bali saat masih dalam masa penjajahan Belanda.

Lengkap dengan gambar sosok pahlawan, I Gusti Ngurah Rai yang turut ditampilkan di ruangan ini.


Bajra Sandhi di malam hari  (Tribun Bali/ Cisilia Agustina)

Ada pula ruangan souvenir dan ruang rapat di lantai yang sama dengan ruang pameran foto.

Sementara di lantai paling puncak, yang disebut Ultamaniang Utama Mandala, terdapat Ruang Peninjauan.

Menuju Ruang Peninjauan ini, pengunjung harus melewati 69 anak tangga melingkar hingga sampai ke atas, yang merupakan pwelambang Pendakian Suci menuju puncak Gunung Mandara Giri.

Di area ini pengunjung dapat melihat seluruh area Lapangan Puputan Margarana dan sekitarnya.

Area ini pun cukup banyak diminati para turis, di mana mereka bisa menikmati pemandangan dengan tak lupa mengabadikannya dalam bentuk foto.

Lapangan Puputan Margarana Sarana Olahraga dan Rekreasi

Selain disuguhkan monumen yang memberikan edukasi mengenai sepenggal sejarah Bali, area lapangan di sekitar, yakni Lapangan Puputan Margarana pun difungsikan untuk publik.

Fasilitas lapangan ini menjadi tempat berolahraga juga berekreasi masyarakat, baik pagi maupun sore hari.

Mulai dari jogging, yoga, senam hingga sepak bola yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

Sementara untuk rekreasi, cukup banyak keluarga dan kalangan anak muda yang datang ke sini untuk piknik atau bercengkerama menghabiskan sore hari.

Menjelang senja, tempat ini pun menjadi spot yang bisa dipilih untuk menikmati momen matahari terbenam yang nilai keesksotisannya tak kalah dari di pantai.

Sembari menikmati udara sore yang segar, pengunjung bisa merebahkan diri sejenak dengan santai di sini.

Beragam aktivitas lain pun kerap dilakukan orang-orang di sini.

Mulai dari acara komunitas, donor darah, hingga program Pemerintah Provinsi Bali setiap hari Minggu, bertepatan dengan Car Free Day, yakni Podium Bebas Bicara.

Di sebelah selatan monument ini banyak terdapat restaurant dan rumah makan yang menyajikan berbagai jenis masakan nusantara hingga western.

Setiap pengunjung tidak akan kesulitan mencari tempat parkir karena lahan parker cukup luas mengelilingi area monumen ini.

Wisata tengah kota ini bisa menjadi pilihan terbaik sebagai tempat wisata bersama keluarga sekaligus sambil berolahraga. Tempat ini juga cukup sejuk di bagian pinggir lapangannya karena banyak ditumbuhi tanaman hijau. (*)

Info Monumen Bajra Sandhi:

Tiket Masuk

- Wisatawan domestik dewasa Rp 10 ribu

- Tarif anak-anak Rp 5 ribu

- Wisatawan mancanegara dewasa Rp 20 ribu

-  Anak-anak Rp 10 ribu

- Mahasiswa Rp 3 ribu

- Pelajar Rp 3 ribu

Operational Hour

Senin-Jumat: 08.30 – 16.30 Wita.

Sabtu dan Minggu: 09.00 – 16.30 Wita.

Monumen ini tidak melayani pengunjung khusus pada hari raya umat Hindu.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved