Jumat, 3 Oktober 2025

Survei: 64 Persen Perusahaan di Asia Terdampak Serangan Siber, Pelanggaran Privasi Amat Mencemaskan 

7 dari 10 responden (68 persen) yang menyebutkan bahwa pelanggaran privasi merupakan sumber kekhawatiran utama yang mereka hadapi

ist
Infografik salah satu temuan Marsch dan Microsoft Corp. tentang serangan siber pada sejumlah perusahaan di Asia. 

Temuan lainnya dari riset ini adalah hanya 12 persen perusahaan yang menghitung eksposur finansial terhadap risiko siber. Jumlah ini kurang dari setengah rata-rata persentase global sebesar 26 persen dan yang paling rendah di antara seluruh wilayah.

Di antara perusahaan-perusahaan di Asia yang tidak melakukan perencanaan risiko siber, sebanyak 4 dari 5 (80 persen) mengatakan kurangnya tenaga ahli dan lebih dari setengah (53 persen) responden mengaku ketidaklengkapan data sebagai penyebabnya.

Baca juga: Kepala BSSN: Keamanan Siber Dalam Negeri Terus Diperkuat untuk Tangkal Serangan Siber Global

Perusahaan-perusahaan di Asia cenderung mengambil pendekatan yang lebih pasif ketika mengevaluasi teknologi baru untuk risiko-risiko serangan siber.

James Anthony, FINPRO Leader, Marsh Indonesia, mengatakan, ketika mengevaluasi ancaman siber di Indonesia, yang menjadi pertanyaan adalah seberapa parah dampak yang diakibatkan saat serangan terjadi, bukan jika serangan tersebut akan terjadi.

"Perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu mengambil pendekatan yang lebih proaktif dalam memahami, mengukur, mengelola, dan memindahkan risiko siber mereka," ujarnya.

Dia menambahkan, beberapa perusahaan asuransi di Indonesia telah memiliki lisensi dan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia untuk menyediakan perlindungan asuransi siber yang memiliki peran penting dalam pendekatan manajemen risiko secara holistik untuk meminimalisir dampak serangan siber di aspek finansial.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved