JAGA dan Gojek SHIELD, Jurus Selamat dari Dering Telepon Penipu Magis
Upaya penipuan terhadap Yulianti dan Dhea disebut sebagai penipuan berteknik rekayasa sosial atau memanipulasi psikologi (magis).
Penulis:
Daryono
Editor:
Citra Agusta Putri Anastasia
Si penelepon beralasan, hal itu merupakan kebijakan khusus untuk Dhea.
Penelepon kemudian mengatakan jika Dhea menerima tawaran sharing profit itu, ia diminta untuk memberikan nomor rekening dan nomor kartu ATM untuk diproses.
Beruntung, Dhea merasa permintaan itu janggal karena di antaranya menyangkut data pribadi yang semestinya tidak dibagikan.
“Kalau buku rekening kan datanya sudah ada di sana. Kalau nomor ATM, itu kan sesuatu yang tidak boleh dibagi. Kebetulan juga nomor rekening yang saya daftarkan untuk GoFood itu memang tidak ber-ATM. Ketika saya bilang nggak ada ATM-nya, dia malah marah-marah. Saya akhirnya yakin ini penipuan,” beber dia.
Keyakinan itu bertambah setelah warga Kelurahan Gagak Sipat, Kecamatan Ngemplak, Boyolali ini menceritakan apa yang ia alami kepada sesama mitra merchant GoFood.
Ternyata, teman Dhea juga mengalami hal yang sama.
Penipuan Teknis Manipulasi Psikologis (Magis)
Upaya penipuan terhadap Yulianti dan Dhea disebut sebagai penipuan berteknik rekayasa sosial atau memanipulasi psikologi (magis).
Menurut peneliti Center for Digital Society (CfDS) UGM, Tony Seno Hartono, teknik penipuan ini sifatnya sederhana, tidak meretas sistem namun dampaknya luar biasa.
"Kami mengamati selama masa pandemi penipuan jenis ini tetap ada dan cenderung meningkat," katanya dalam diskusi online yang digelar UGM pada 28 Maret lalu.
Baca juga: Gojek Kampanyekan Protokol Kesehatan Melalui Layanan J3K
Tony menerangkan, teknik magis adalah teknik lama yang menyasar pengguna yang kurang waspada dalam bertransaksi daring.
Modusnya yakni mencoba memancing korban untuk memberikan informasi pribadi seperti nomor rekening, nomor kartu ATM, bahkan bisa sampai password dan nama ibu kandung.
Umumnya, pelaku menggunakan iming-iming atau mengatasnamakan lembaga resmi.
"Sekarang mereka biasanya mengatasnamakan aplikasi tertentu atau lembaga resmi tertentu, kalau dulu modusnya mama minta pulsa atau saudara sedang sakit," ungkapnya.
Pengetahuan yang minim akan keamanan daring, lanjut Toni, membuat potensi kejahatan dengan teknik magis semakin besar.