Populer Saat Corona, Zoom Hadapi Tantangan Soal Keamanan dan Privasi Pengguna
Masalah keamanan aplikasi Zoom yang kini banyak digunakan banyak orang di seluruh dunia, disebut kian membesar.
Sedangkan para peneliti cybersecurity menemukan bahwa versi Windows Zoom rentan mengalami serangan dari eksternal karena dapat mengirim tautan berbahaya ke chat interfaces para pengguna dan mendapatkan akses ke kredensial jaringan mereka.
Lalu menurut ZDNet, kelemahan dari penggunaan Zoom ini kali pertama ditemukan dan dipublikasikan di Twitter oleh seorang peneliti keamanan siber yang menggunakan akun @_g0dmode.
Sejak saat itu, kelemahan ini telah diilustrasikan dan dipublikasikan lebih lanjut oleh peneliti keamanan siber lain, Matthew Hickey.
Perlu diketahui, Zoom saat ini telah menjadi saksi dari ledakan popularitas di tengah mewabahnya corona di seluruh dunia dengan peningkatan pengguna yang cukup signifikan.
Dalam catatan yang dilihat oleh CNBC pada akhir Februari lalu, Analis di Bernstein mengatakan bahwa sejauh ini layanan tersebut telah menambahkan 2,22 juta pengguna aktif bulanan pada 2020.
Namun meningkatnya popularitas ini seharusnya juga mengindikasikan bahwa Zoom harus melakukan pengawasan yang lebih ketat.
Seorang Profesor Ilmu Komputer Princeton, Arvind Narayanan mengkritik Zoom karena memiliki banyak masalah keamanan dan menggambarkan layanan itu sebagai 'malware' dalam tweetnya pada Selasa lalu.
"Masalahnya bukan hal baru, tapi tiba-tiba semua orang terpaksa menggunakan Zoom. Itu berarti lebih banyak orang akan menemukan masalah dan lebih frustrasi, karena memilih keluar dari layanan ini juga bukanlah pilihan," kata Narayanan.
Selanjutnya, Peneliti keamanan lainnya yakni Kepala penelitian di Orange Cyberdefense, Charl van der Walt mengatakan para pengguna mengorbankan lebih banyak privasi untuk Zoom dibandingkan layanan seperti Facebook, WhatsApp, Gmail, Google Search, dan bahkan sistem operasi komersial.