Selasa, 30 September 2025

Virus Corona

Pindahkan Panggung Hiburan ke Platform Online Agar Tetap Eksis dan Hibur Penggemar

Musisi muda Danilla Riyadi juga telah menggelar konser streaming bersama band-nya, yang banyak diakses para penggemarnya

Penulis: Eko Sutriyanto
Tribunnews/Herudin
Keluarga menonton konser musik secara daring melalui aplikasi YouTube, di Jakarta Timur, Sabtu (28/3/2020). Sejak merebaknya wabah virus corona atau Covid-19 dan imbauan berdiam di rumah, banyak warga menonton konser musik secara daring untuk menghilangkan kebosanan dan juga menghimpun sumbangan untuk penanganan Covid-19 seperti yang diadakan sebuah TV. Tribunnews/Herudin 

“Sebenarnya ini diferensiasi pasar saja, karena sebelum pandemi, sebenarnya juga sudah banyak event yang diselenggarakan online dan tiket manajemennya melalui kami. Tetapi kini, trend seperti itu semakin banyak dilakukan,” tambah Andhika Soetalaksana, Rabu (1/4/2020).

Baca: Kumpulkan Rp 10 Miliar Lebih, Najwa Shihab Jelaskan Distribusi Dana Konser Musik #dirumahaja

Baca: Bus DAMRI Masih Tetap Beroperasi, Tapi Ada Penyesuaian Jam Operasional

Tidak hanya konser musik, show by online juga bisa dilakukan untuk berbagai kegiatan lain seperti seminar, olahraga virtual, kuliah, pameran, dan berbagai varian kegiatan industri event organiser lain.

Andhika menambahkan, kecenderungan global pemasukan terbesar para musisi dalam 10 tahun terakhir ini, sebagian besar didapat dari konser dan penjualan merchandise resmi.

Tantangan Pelaku Bisnis Event Organizer

Banyak event terpaksa melakukan penjadwalan ulang akibat pandemi COVID-19 yang menjadi tantangan bagi para pelaku bisnis event organizer.

Setiap event yang telah direncanakan, pasti sejak awal telah mengeluarkan banyak biaya produksi, seperti untuk booking tempat, booking artist, booking peralatan, dan biaya promosi.

Sehingga, penjadwalan ulang event menimbulkan efek berantai yang bertalian ke berbagai sektor. Ini menimbulkan keprihatinan yang meluas bagi para pelaku industri event di seluruh dunia.

Untuk mengatasi ini, dalam kerangka kemanusiaan solidaritas global terhadap nasib industri event.

Baca: Fakta Baru Kasus Foto Syur Model di Surabaya: Fotografer Bikin Event Gemez 18+, Daftar 700 Ribu

Baca: Arab Saudi Minta Calon Jemaah Haji Sabar Tunggu Keputusan Pembukaan Haji Terkait Pandemi Covid-19

Pada pekan lalu, kalangan industri event merilis tagar #Saveevent di media sosial yang menghimbau seluruh konsumen event yang telah memesan tiket dan seluruh pelaku rantai industri event, untuk berkenan menunda dulu permintaan pembayaran tiket refund, demi menyelamatkan industri event dan seluruh sumberdaya yang ada di dalamnya.

Karena ini merupakan gerakan global di masa pandemi ini, #Saveevent telah diketahui dan menjadi kesadaran global masyarakat dalam memahami situasi pandemi. Banyak konser ditunda di seluruh dunia di kala pendami ini.

Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada lebih 10.000 event yang ditunda di bulan Maret-April 2020.

Beberapa merupakan konser musik internasional, yang mendatangkan artis-artis internasional.

“Yang paling sulit buat teman-teman EO untuk wedding ceremony, karena kan sifat acaranya sulit dilakukan penundaan. Tetapi situasi yang meminta untuk penundaan,” kata Andhika Soetalaksana.

Demikian juga untuk event-event olahraga. Banyak event olahraga yang direncanakan akan dilakukan di musim kemarau ini (April – Oktober) terpaksa melakukan penjadwalan ulang seperti event lari, sepeda, renang, tennis, dan lain-lain.

Padahal, rata-rata konsumen tiket event olahraga, selain telah membeli tiketnya, juga telah menyiapkan diri dalam berbagai latihan berat berbulan-bulan. Mereka juga diminta untuk bisa memahami situasi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved