Jumat, 3 Oktober 2025

Kabinet Jokowi Maruf

Kisah Nadiem Makarim dari 'Kepala Suku' Tukang Ojek sampai Jabat Menteri

Pria berusia 35 tahun ini paling dikenal sebagai pendiri GoJek, perusahaan startup yang kini telah berstatus sebagai decacorn.

Editor: Fajar Anjungroso
WARTA KOTA/henry lopulalan
DATANG KE ISTANA KEPRESIDENAN -Salah satu pendiri yang juga CEO goJek Nadiem Makarim usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). Menurut Presiden Joko Widodo akan memperkenalkan jajaran kabinet barunya usai dilantik Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan keduanya bersama Wapres Ma'ruf Amin periode tahun 2019-2024. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM - Nadiem Anwar Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Pria berusia 35 tahun ini paling dikenal sebagai pendiri GoJek, perusahaan startup yang kini telah berstatus sebagai decacorn.

Pada masa-masa awal perkenalan GoJek ke masyarakat di awal 2015 lalu, Nadiem sempat menceritakan awal inspirasinya mendirikan layanan ride sharing berbasis sepeda motor itu.

Nadiem mengaku sebagai pengguna setia ojek. Jasa transportasi roda dua tersebut menjadi andalannya dalam menembus macet lalu lintas Jakarta.

"Saya punya mobil, tapi saya tinggal di rumah saja," kata Nadiem.

Lantaran sering naik ojek, Nadiem yang lulus dari jurusan bisnis, Universitas Harvard, AS, ini pun menjadi akrab dengan pengendara ojek langganannya.

Dari obrolan-obrolan sepanjang perjalanan, dia mengetahui seluk-beluk perjuangan tukang ojek.

"Dia kerja 14 jam, dari jam 8 pagi sampai 10 malam tidak ketemu anak istri. Itu pun cuma dapat penumpang 4 kali dalam sehari," ujarnya.

Merasa prihatin dengan nasib para tukang ojek, dia kemudian berusaha melakukan sesuatu. Kemudian berdirilah PT GoJek Indonesia.

Perusahaan yang didirikan Nadiem bersama rekannya Michaelangelo Moran ini memiliki produk berupa layanan "ojek panggilan" GoJek.

Dengan menjadi perantara yang menghubungkan para pengendara ojek dan pelanggan, Nadiem berharap GoJek bisa membantu kedua belah pihak yang terlibat dalam jasa transportasi ojek tersebut.

Hal ini dilandasi pula oleh pengamatannya bahwa dalam bisnis ojek terdapat semacam "inefisiensi pasar".

"Sering kali saat tidak dibutuhkan ada banyak (ojek) yang nongkrong, ketika butuh malah tidak ada," katanya.

Dari call center jadi pakai aplikasi

Usaha GoJek sebenarnya telah dirintis sejak 2011, tetapi baru pada awal 2015 perusahaan Nadiem dkk itu meluncurkan aplikasi mobile pemesanan ojek untuk smartphone Android dan iPhone.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved