Selasa, 30 September 2025

Terlalu Banyak Pemain, Menteri Rudiantara Siapkan Aturan Main Merger Operator Selular

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Rudiantara menilai kondisi industri telekomunikasi belum ideal karena terlalu banyak pemain

Penulis: Fajar Anjungroso
IST
Menteri Rudiantara dalam Indonesia Technologi Forum 

Akibatnya, konsumen tak menikmati pelayanan yang maksimal.

Itu masih ditambah dengan persaingan yang kian sengit bahkan mengarah ke persaingan usaha tidak sehat.

Dampaknya kembali ke operator sendiri. Di mana industri telekomunikasi di Indonesia pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan negatif.

Industri telekomunikasi sepanjang tahun 2018 semakin terpuruk.

Menurut Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), untuk pertama kalinya dalam sejarah, industri telekomunikasi Indonesia mengalami pertumbuhan minus 6,4 persen pada 2018.

Dua tahun silam, industri telekomunikasi masih mampu mengantongi pendapatan mencapai sekitar Rp 158 triliun. Namun di 2018 nilainya turun menjadi Rp 148 triliun alias minus 6,4 persen.

Baca: Menkominfo Rudiantara: Palapa Ring Paket Timur Rampung Pertengahan 2019

Bisa dikatakan bahwa Industri telekomunikasi di tahun 2018 memang tidak begitu menggembirakan.

Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor penting yakni penurunan layanan voice/SMS yang telah digantikan oleh layanan baru dari penyelenggara Over the Top (OTT), perang tarif antar operator di layanan data, dan juga adanya regulasi registrasi SIM Card.

Indonesia merupakan salah satu pasar dengan tarif layanan data termurah. Sementara itu konsumsi layanan data per pengguna juga cukup rendah dibandingkan negara yang sebanding, seperti Malaysia, Filipina dan India yaitu sekitar 3,5GB per bulan.

Staf mempromosikan kartu perdana terbaru smartfren 4G di area CFD pantai losari Makassar, Minggu (30/9). Operator seluler Smartfren meluncurkan dua produk teranyar untuk masyarakat modern yang tak bisa lepas dari internet. Masing-masing adalah paket
Staf mempromosikan kartu perdana terbaru smartfren 4G di area CFD pantai losari Makassar, Minggu (30/9). Operator seluler Smartfren meluncurkan dua produk teranyar untuk masyarakat modern yang tak bisa lepas dari internet. Masing-masing adalah paket "Super 4G Unlimited" dan "Super 4G Kuota". (Tribun Timur/Muhammad Abdiwan) (Tribun Timur/Muhammad Abdiwan)

Meski demikian, para pemain industry selular optimis industri telekomunikasi di Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh.

Pemain di industri ini masih melihat potensi yang menjanjikan di pertumbuhan konsumsi layanan data, serta peningkatan penetrasi smartphone yang semakin besar, perbankan dan infrastruktur B2B.

Baca: Operator Selular Idealnya Layani Rute MRT Jakarta

Namun, untuk membuat industri ini memiliki keberlanjutan, inisiatif operator saja tidak cukup. Para pelaku industri mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah.

Dukungan yang diharapkan antara lain melalui kebijakan dan regulasi terkait OTT dari pemerintah pusat maupun daerah untuk menyehatkan kompetisi, serta menjamin keberlangsungan bisnis telekomunikasi.

Selain itu, juga perlunya pemutakhiran regulasi untuk teknologi dan layanan baru seperti 5G, Fixed Wireless Access dan IoT, termasuk persiapan penyediaan frekuensi untuk memenuhi kebutuhan sumber daya.

Pemerintah juga perlu membuat aturan dan regulasi yang jelas untuk mempermudah apabila ada operator yang akan melakukan konsolidasi, serta perlu dilakukan simplifikasi perizinan untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan