Cegah Selfie, PDHI Bali Minta Kominfo Putus Internet Selama Hari Raya Nyepi
PHDI Bali sudah meminta kepada Kementerian Informasi dan Komunikasi (kominfo) untuk memutus layanan internet
Dalam pelaksanaan Puja Saraswati dan upacara Tawur Sasih Kesanga sehari sebelum Nyepi, setiap desa atau panitia wajib melibatkan para pandita atau sadhaka di wilayah provinsi, kabupaten, kecamatan, atau desa bersangkutan secara proporsional.
Pelaksanaan Catur Brata Penyepian dimulai tanggal 17 Maret 2018 pukul 06.00 waktu setempat hingga 18 Maret 2018 pukul 06.00 Wita waktu setempat.
Jangan Sampai Berikan Contoh Buruk
Dalam pelaksanaan Nyepi ini Ketua PHDI Provinsi Bali I Gusti Ngurah Sudiana menyatakan secara tegas supaya tidak ada istilah ngembak saat penyepian masih berlangsung dengan alasan apapun.
"Tidak boleh seperti itu. Kita sudah tekankan kepada seluruh prajuru adat baik dalam rapat maupun lewat surat edaran. Kalau mau ngasih makan ternak kasih paginya sebelum Nyepi. Tidak apa ternak dikasih makan banyak paginya. Besoknya pas Ngembak Geni baru bisa memberi makan ternak lagi," kata Sudiana.
Ia juga menambahkan prajuru adat harus tegas dalam pelaksanaan Nyepi ini, jangan sampai memberikan contoh yang tidak baik kepada umat lain.
"Jangan sampai begitu. Orang lain kita ketatkan tapi kita sendiri tidak mau mengerti," tutupnya.
Maraknya postingan foto-foto selfie krama Bali di jalan raya pada saat Hari Raya Nyepi membuat miris para netizen, khususnya yang merupakan warga Bali.
Bahkan muncul usulan agar data center seperti Google, Facebook, Instagram, BlackBerry Messanger, WhatsApp dimatikan khusus di Bali saat Nyepi.
Usulan tersebut disampaikan netizen saat mengomentari postingan berita di tribun-bali.com, Jumat (11/3/2016).
Usulan agak ekstrim ini disampaikan pemilik akun Wayan Purnata dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Triatma Mulya.
"Kalau bisa di hari raya Nyepi data center (google, facebook dll) khusus di Bali aja di-shutdown! biar ngak ada yang ngauplod foto2 di saat nyepi!"
Sementara ungkapan keprihatinan ditulis pemilik akun As Tuty yang tinggal di New Zealand, yang menyayangkan sejumlah umat Hindu yang tidak menghargai agamanya sendiri.
"Nggak perlu pecalang kalau ada niat buat melaksanakan brate. Tiang aja yang tinggal di New Zealand cuma berdiam diri di kamar aja. Dan suami tiang bule juga ikut Nyepi disini. Tergantung kita bagaimana menghargai agama kita sendiri," tulis As Tuty.
Adapun pemilik akun Ketut Suweta dari Kota Denpasar mengaku sangat malu.
"Maaf ..tyang mace & mebalih gambar di FB gen tyang be jeg lek (Maaf..saya baca dan lihat gambar di FB saja saya sampun malu).