Berniat Melamar Pekerjaan, Gadis Ini Hampir Jadi Korban Pelecehan Seksual
Kasus pelecehan seksual oleh seorang oknum yang memanfaatkan para pencari kerja ternyata masih banyak terjadi.
Editor:
Sugiyarto
Setelah lama menunggu, akhirnya anak tersebut keluar sembari menangis dan terlihat syok.
"Kamu kenapa nak?" ujar ibunya yang dituliskan oleh Anissa.
Anak tersbeut langsung mengajak sang ibu untuk pulang. Karena khawatir terjadi sesuatu dengan anaknya, ibu itu langsung memaksa sang anak cerita.
"Cerita sekarang aja, mbaknya (Anissa) mau interview ini," ujar si ibu.
Anak tersebut langsung menanyakan kepada Anissa perusahaan apa yang dilamarnya.
Dan tiba-tiba anak tersebut langsung menyuruh Anissa untuk pulang dan tak usah melanjutkan interview tersebut,
Akhirnya anak tersebut menceritakan apa yang ia alami saat interview selama tiga jam tersebut.
Saat berada di dalam apartemen, anak tersebut tiba-tiba disuruh ganti rugi oleh seorang bapak-bapak yang ada di dalam apartemen tersebut dikarenakan dituduh merusakkan sebuah kursi.
Kursi tersebut dihargai Rp1,8 juta oleh pria tersebut.
Saat masuk ke dalam ruangan tersebut, anak itu hanya berdua dengan pria yang mengaku dari pihak perusahaan dan pintu apartemen dikunci.
Saat interview anak tersebut ditanyai hal tak senonoh oleh pihak pewawancara. Ia juga mengaku dilecehkan oleh pria tersebut.
Pria tersebut juga menawari keringanan ganti rugi jika mau menjadi pacarnya.
Setelah selesai interview anak tersebut justru diberi ongkos pulang sebesar Rp20 ribu.
Kejadian tersebut langsung dilaporkan oleh satpam apartemen dan pria tersebut digrebek.
Di dalam apartemen tersebut tak ada seorang pun kecuali pria yang mengaku dari pihak perusahaan yang mencari kerja.
Pria tersebut langsung dibawa ke rumah satpam. Dan akhirnya kasus tersebut telah diserahkan kepada pihak polisi setempat.
Anissa mengaku sangat bersyukur karena dirinya masih dapat terhindar dari kejadian tersebut.
Lantas dari pengalamanya itu, Anissa mengimbau kepada semua orang untuk lebih berhati-hati saat mencari kerja.
(Tribun Jogja/Hanin Fitria)