Lamine Yamal Terancam Denda Miliaran Akibat Eksploitasi Penyandang Disabilitas

TRIBUNNEWS.COM - Bintang Barcelona, Lamine Yamal, tengah berada di pusaran kontroversi usai merayakan ulang tahunnya yang ke-18 dengan pesta mewah di kawasan Pantai Mediterania.

Alih-alih menjadi perayaan penuh suka cita, acara tersebut mendapat sorotan publik dan pemerintah Spanyol akibat dugaan pelanggaran etika dan hukum.

Dalam pesta bertabur bintang itu, Yamal tampil mencolok mengenakan setelan jas putih, lengkap dengan mawar merah di kerah, kacamata hitam, dan tongkat.

Ia juga mengenakan kalung berlian senilai £300.000 (sekitar Rp6,5 miliar) berinisial “LY” yang disebut sebagai hadiah dari rapper asal Dominika, El Alfa.

Acara yang dihadiri oleh sekitar 200 tamu ini turut diramaikan oleh rekan-rekan Yamal di Barcelona seperti Gavi dan Alejandro Balde, serta sejumlah musisi papan atas seperti Bizarrap, Duki, Ozuna, dan Bad Gyal.

Namun suasana berubah ketika muncul laporan dugaan pelanggaran menyangkut pesta tersebut.

Dikutip dari Daily Mail, model Spanyol Claudio Calvo, yang juga Miss Teenager Spanyol 2021 dan Miss Teenager Eropa 2022, mengklaim bahwa ia diminta hadir di acara tersebut sebagai bagian dari kelompok wanita bayaran yang disiapkan untuk pesta.

“Mereka menawarkan bayaran hingga 20.000 euro untuk tersedia selama 24 jam. Mereka juga meminta gadis-gadis pirang dengan ukuran dada tertentu,” ungkap Calvo, sembari menyebut bahwa ia akhirnya menolak ikut setelah membaca daftar tuntutan yang ia nilai tidak pantas.

Baca juga: Bertahan Setahun, Rekor Fenomenal Lamine Yamal Bersama Spanyol Pecah di Tangan Bocah Meksiko

Tak hanya itu, Calvo juga menuding bahwa panitia pesta merekrut orang-orang dengan kondisi dwarfisme (manusia bertubuh kecil) sebagai bagian dari hiburan.

Hal ini langsung memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari Asosiasi Orang dengan Achondroplasia dan Displasia Skeletal Lainnya (ADEE).

Dalam pernyataan resminya, ADEE yang tergabung dalam Konfederasi Spanyol Penyandang Disabilitas Fisik dan Organik (COCEMFE) menegaskan bahwa tindakan tersebut adalah bentuk penghinaan terhadap martabat manusia.

“Tidak dapat diterima jika di abad ke-21, orang-orang dengan dwarfisme masih digunakan sebagai hiburan di pesta pribadi. Terlebih jika hal ini melibatkan figur publik,” ujar Presiden ADEE, Carolina Puente.

ADEE menyatakan akan mengambil langkah hukum dan sosial guna menjaga martabat komunitas penyandang disabilitas. Mereka menilai perbuatan tersebut tak hanya melanggar kode etik sosial, namun juga bisa melanggar undang-undang yang berlaku di Spanyol.

Sikap keras juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Disabilitas Pemerintah Spanyol, Jesus Martin, yang meminta agar penyelidikan resmi dilakukan.

“Kami khawatir orang-orang kaya dan berkuasa merasa di atas hukum. Ini harus dihentikan. Hukum berlaku untuk semua,” tegas Martin.

Jika tuduhan terbukti, Yamal berpotensi dijatuhi denda hingga £867.000 atau sekitar Rp17,9 miliar.

Hingga berita ini diturunkan, baik Lamine Yamal maupun pihak Barcelona belum memberikan pernyataan resmi. Investigasi dari pihak berwenang dilaporkan masih berada pada tahap awal.

(Tribunnews.com/Ali)