Kualifikasi Piala Dunia 2026
Cerita Emil Audero soal ‘Gelang Lombok’, Jimat Kawal Gawang Indonesia dari Serbuan Dragon Team
Emil Audero pakai 'Gelang Lombok' jelang debut Timnas Indonesia lawan China, simbol cinta kampung halamannya, NTB.

"Tiang gawangnya itu dia buat dari bambu. Itu jaman dulu itu. Dia itu suka latihan sepak bola di lapangan voli itu. Terus saya lihat kan, saya tendang bola itu kemudian dia tangkap bola," jelas Syukur saat ditemui Tribun Lombok, Senin (25/3/2025) malam.
Baca juga: Timnas Indonesia Kecipratan Berkah, Emil Audero Gagal Bawa Palermo Promosi ke Liga Italia 2025/2026
Menurut Syukur, saat berlatih sepak bola, Emil Audero hanya tertarik menjadi kiper dan tak pernah mencoba posisi lain.
Karena itu, ia sempat membayangkan Emil kelak akan menjadi penerusnya di posisi penjaga gawang. Pengalamannya sebagai kiper berprestasi ikut mendorong semangat Emil untuk berlatih dengan lebih giat.
Kini, Syukur tak menyangka bahwa Emil yang dulu sering dia latih, telah tumbuh menjadi pesepak bola kelas dunia dan memperkuat timnas Indonesia sebagai penjaga gawang.
"Gak pernah nyangka dia itu. Tapi tingginya aja sampai 195 CM dia itu. Pernah saya minta sepatunya (pas pulang mudik lebaran) tau-tau ndak cukup karena ukurannya 45, ndak muat di kaki saya," jelas Syukur.
Ia merasa bangga karena banyak anak didik yang pernah dilatihnya kini berhasil meraih kesuksesan.
Ada yang menjadi polisi, tentara, masuk sekolah kedinasan, hingga menjadi pesepak bola profesional seperti Emil.
Syukur menceritakan bahwa saat Emil pulang kampung saat Lebaran, ia biasanya menyempatkan diri datang ke Lapangan Bundar Praya untuk menyaksikan anak-anak bermain bola. Kehadirannya pun disambut antusias oleh warga yang ingin berfoto bersama.
"Nanti saat lihat saya pasti salam dia nanti. Mungkin masih mengingat moment masa kecil bersama waktu itu," beber Syukur.
Meski sudah lama menetap di luar negeri, Emil Audero menurut Syukur masih mampu berbahasa Indonesia dengan cukup baik, meski kemampuan berbahasa Sasaknya agak terbatas.
Syukur juga berbagi kisah tentang perjalanannya sebagai penjaga gawang yang telah membawanya berkompetisi hingga ke berbagai provinsi di Indonesia.
Salah satunya saat ia bermain pada tahun 1985 di Timor Timur, dalam ajang kompetisi antar klub dari kawasan Indonesia Timur.
"Waktu itu (di Timor Timur). Waktu itu ia mengikuti kompetisi dengan klub-klub dari Indonesia Bagian Timur. Alhamdulillah berhasil menjadi juara 3," jelas Syukur.
Ia juga pernah menjadi perwakilan NTB dalam ajang POPSI tahun 1980 di Jakarta, dan membawa pulang kemenangan yang diserahkan langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Abdul Ghafur.
(TRIBUNLOMBOK/TRIBUNYOGYA/TRIBUNNEWS)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.