Kamis, 2 Oktober 2025

Kisah Mantan Pelatih Fisik PSS Sleman Dirikan SSB, Fokus Pada Pembentukan Karakter Pesepakbola Muda

Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga populer yang digemari di seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
YESS - Berdiri pada Juni 2023, YESS saat ini memiliki sekitar 55 siswa berusia 6 hingga 14 tahun. YESS yang digagas oleh Danang Suryadi selaku Head of Youth Eagles Soccer School memiliki konsep yang berbeda dengan SSB lainnya.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga populer yang digemari di seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Banyak akademi sepak bola maupun SSB (Sekolah Sepak Bola) yang telah berdiri di Tanah Air. 

Youth Eagles Soccer School (YESS) adalah salah satunya. 

Berdiri pada Juni 2023, YESS saat ini memiliki sekitar 55 siswa berusia 6 hingga 14 tahun.

Menariknya, YESS yang digagas oleh Danang Suryadi selaku Head of Youth Eagles Soccer School memiliki konsep yang berbeda dengan SSB lainnya. 

Jika banyak sekolah sepak bola lebih menitikberatkan pada latihan teknik atau pengasahan keterampilan, YESS justru mengedepankan pembentukan karakter dan mental yang baik bagi siswanya di segala aspek.

"Yang perlu dipahami, Soccer School berbeda konsep dengan akademi sepak bola. Soccer School lebih ke kelas hobi dengan latihan satu atau dua kali per minggu," ujar Danang Suryadi saat ditemui di Galaxy Sports Center PIK 2, Sabtu (3/5/2025).

Awalnya, YESS bertujuan sebagai bisnis, dengan target pasar anak-anak dari kalangan menengah ke atas karena lokasinya strategis di dua cabang (Galaxy Sports Center PIK 2 dan 2GO, Peta Barat, Kalideres). 

Namun, tujuan lainnya adalah mendidik anak-anak di YESS menjadi pribadi dengan karakter yang baik, baik di dalam maupun di luar lapangan. 

"Banyak keluhan dari orang tua zaman sekarang mengenai anak-anak mereka yang menghabiskan waktu seharian bermain gadget, yang berdampak pada psikologis mereka menjadi temperamental dan kurang aktif secara fisik. Berdasarkan keresahan tersebut, saya mendirikan YESS untuk mengedukasi para siswa agar menjadi manusia yang baik di masa depan," kata Danang.

"Tidak peduli apakah mereka akan menjadi pemain hebat atau tidak, karena pada usia ini terlalu dini untuk menilai prestasi, dan masih banyak aspek yang harus mereka lalui untuk mencapai level prestasi, yang membutuhkan waktu panjang," imbuhnya.

Danang, yang memiliki lisensi A AFC dan pernah berkarier di sejumlah klub ternama di Liga Profesional Indonesia seperti PSS Sleman, Persebaya Surabaya, Persik Kediri, Dewa United, dan PSDS Deli Serdang, mulai dari pelatih fisik, pelatih akademi, hingga pelatih kepala, merasakan keresahan selama berkiprah di liga Indonesia. 

Seiring dengan idealismenya, pelatih jebolan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang juga penerima program beasiswa AFC Project Future 2012 tersebut memutuskan untuk menepi dari hiruk pikuk Liga Pro Indonesia dan serius mewujudkan mimpinya di level pembinaan sepak bola akar rumput bersama Youth Eagles.

"Kami memiliki metode yang agak berbeda dengan sekolah sepak bola lainnya. YESS tidak melulu fokus pada teknik dasar sepak bola; justru itu nomor dua. Tujuan utama kami adalah membangun karakter anak yang baik, memberikan tanggung jawab, mengajarkan disiplin, menghargai serta menghormati lawan, pelatih, dan orang tua," katanya.

"Kami juga ingin siswa kami antusias untuk kembali berlatih minggu depannya karena mereka merasa senang dan menikmati bermain bola tanpa tekanan. Di awal, memang kami sempat berbenturan dengan para orang tua karena mereka ingin anaknya cepat bisa bermain bola, bisa passing, dribbling, shooting. Namun setelah kami memberikan edukasi kepada para orang tua, mereka justru semakin antusias dan mendukung metode program Youth Eagles," ujar Danang yang memulai kiprah kepelatihannya pada tahun 2009 sebagai asisten pelatih tim sepak bola Pomnas Putra DKI Jakarta.

Lebih lanjut, pengagum pelatih José Mourinho ini juga aktif melibatkan peran orang tua di YESS untuk memberikan dukungan psikologis kepada anak-anak mereka.

"Saya juga mengedukasi para orang tua agar selalu mendukung anak mereka, entah saat sedang tidak mood, kalah, atau menang. Misalnya, dalam latihan ada 10 aktivitas yang dijalankan; jika 9 kali salah dan 1 kali benar, maka yang satu kali benar itulah yang dibicarakan di rumah. Sisanya yang salah tidak perlu dibahas," katanya.

"Karena bagi anak-anak, psikis atau mental sangat penting; jika mereka dimarahi, besoknya bisa jadi tidak mau main bola lagi. Edukasi selanjutnya kepada orang tua adalah saat latihan atau pertandingan tidak boleh ikut berteriak memberikan instruksi kepada anak. Jika itu terjadi, anak tidak bisa membuat keputusan sendiri," ucapnya lagi.

Meski dijalankan dengan manajemen berbasis bisnis, YESS tidak melupakan unsur CSR dan tetap memperhatikan talenta muda berbakat di Indonesia. 

Bahkan menurut Danang, ke depannya Youth Eagles tidak segan-segan untuk mendukung pemain muda berbakat dari kalangan keluarga kurang mampu. 

Termasuk rencana Youth Eagles untuk menjalin kerja sama dalam pembinaan kelas prestasi di level golden age (usia di atas 12 tahun). Kerja sama tersebut dalam waktu dekat akan diwujudkan dengan menggandeng salah satu klub Liga 3.

"Ada satu anak yang kami dukung penuh dengan beasiswa karena kami melihat dia sangat berbakat di sepak bola. Tujuannya adalah untuk memotivasi siswa lainnya agar melihatnya sebagai figur teladan. Selain di sepak bola, mereka juga harus menghargai dan menghormatinya sebagai role model," kata Danang.

"Fokus kami sekarang adalah membesarkan kelas hobi di dua cabang dan menambah kelas di hari kerja. Di Galaxy Sports Center, kami berencana membuka kelas baru pada hari Rabu untuk toddler usia 3 hingga 5 tahun. Sedangkan di 2GO, Kalideres, pada hari Selasa untuk toddler dan usia lainnya," imbuhnya.

Selain itu, YESS akan menggandeng mitra untuk kelas prestasi. 

Pembinaan mencakup empat aspek: fasilitas (lapangan), SDM (manajemen, pelatih, murid), kompetisi, dan tujuan akhir, yaitu Timnas atau bermain di liga profesional. 

"Secara bertahap, kami akan menuju kelas prestasi dan tengah menjajaki kerja sama dengan salah satu klub di Liga 3. Mimpi saya, para pelatih, dan tentunya para orang tua adalah agar suatu saat YESS dikenal sebagai pusat pembinaan sepak bola kelas hobi dan kelas prestasi di Indonesia, meski kami sadar itu tidak mudah dan membutuhkan investor atau mitra yang tepat serta waktu yang panjang," kata Danang Suryadi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
6
5
0
1
12
7
5
15
2
Arsenal
6
4
1
1
12
3
9
13
3
Crystal Palace
6
3
3
0
8
3
5
12
4
Tottenham
6
3
2
1
11
4
7
11
5
Sunderland
6
3
2
1
7
4
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved