Senin, 6 Oktober 2025

Liga Champions

Bukayo Saka vs Nuno Mendes, Duel Pemain Sayap Penentu, Arsenal vs PSG di Semifinal Liga Champions

Arsenal penuh percaya diri menyambut Paris Saint Germain (PSG) dalam leg pertama semifinal Liga Champions di stadion Emirates, London, Rabu (30/4

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
GLYN KIRK / AFP
Gelandang Arsenal, Bukayo Saka, memberi tepuk tangan kepada para pendukung saat ia pergi setelah digantikan selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal dan Leeds United di Stadion Emirates di London pada 8 Mei 2022. 

Namun, Mendes mengaku akan menghadapi ujian terberatnya melawan Saka. "Saka, selalu dia," ujar Mendes Maret lalu saat ditanya tentang pemain tersulit yang pernah dihadapi.

"Dia sangat, sangat bagus. Sekarang kita sering menghadapi inverted winger. Kalau dulu, bek kiri menghadapi pemain kidal yang cenderung bergerak ke luar dan mencetak umpan silang, itu tidak terlalu sulit," ujar Mendes. 

"Tapi sekarang, kalau kamu biarkan mereka masuk ke dalam, mereka akan menembak. Kalau kamu tutup, mereka malah melebar dan tetap bisa memberikan umpan silang. Saka itu yang paling konsisten," tegasnya.

Arsenal sendiri melenggang ke babak empat besar kompetisi elite Eropa setelah mengalahkan juara bertahan, dan peraih 15 gelar UCL, Real Madrid dengan agregat 5-1. 

Declan Rice jadi pahlawan kemenangan lewat dua gol tendangan bebas spektakuler, ditambah gol Mikel Merino yang membawa keunggulan The Gunners 3-0 pada leg pertama di Emirates. Pada  leg kedua di Bernabeu, Arsenal melanjutkan dominasi lewat gol Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli. 

Kemenangan dua leg atas juara La Liga ini menunjukkan The Gunners memang sedang dalam performa menyala. Pasukan asuhan Mikel Arteta membawa Arsenal menjalani delapan laga tanpa kekalahan di Liga Champions 2024-25 – rekor terbaik klub sejak 12 laga tak terkalahkan pada musim 2005-06. 

Secara kebetulan, The Gunners juga tengah menjalani 12 laga beruntun tanpa kekalahan di semua kompetisi (enam menang, enam imbang).

Namun, kelemahan Arsenal dalam mempertahankan keunggulan kembali terlihat pada laga terakhir saat imbang 2-2 kontra Crystal Palace (26/4). 

Statistik mengungkapkan, Arsenal sudah sembilan kali gagal mempertahankan keunggulan di EPL musim ini. Masalah ini terus menjadi batu sandungan bagi Arteta dalam perburuan gelar musim ini.

Kelemahan seperti ini harus dimanfaatkan PSG jika Luis Enrique dan anak asuhnya tidak ingin mengulangi nasib Real Madrid yang lengser dari takhta. 

Meski tak memiliki prestise sebesar Real Madrid, PSG adalah tim yang lebih solid. Kepergian Kylian Mbappé justru memperkuat kolektivitas tim, dan Enrique berhasil menciptakan mesin serang yang kompak.

Jangan lupa, Les Parisiens punya modal percaya diri menghadapi tim asal Inggris. Skuad muda, dan energik PSG sukses mengandaskan Liverpool, dan Aston Villa dalam dua leg, dan mengalahkan Manchester City pada fase liga. 

Meski, mereka sempat kalah 2-3 dari Villa di leg kedua perempat final yang tak memengahui agregat akhir. Jika melihat performa terakhir PSG di Ligue 1, kekalahan di Villa Park tampaknya memberi dampak psikologis. 

Dalam tiga laga domestik berikutnya, mereka hanya menang tipis 2-1 atas Le Havre, bermain imbang 1-1 kontra Nantes.

Dan, yang paling mengejutkan, mereka kalah dari Nice 1-3 di kandang sendiri pada laga terakhir (26/4) dini hari, yang sekaligus mengakhiri mimpi "Invincibles" alias tak terkalahkan dalam satu musim di Ligue 1. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved