Liga Inggris
Spurs ke UCL 2025/2026 Tak Bisa Jadi Tiket Penyelamat, Here We Go Pemecatan Ange Postecoglou
Pemecatan Ange Postecoglou semakin dekati kenyataan, sekalipun bisa bawa Tottenham Hotspur lolos ke Liga Champions musim depan via juara Liga Eropa.
TRIBUNNEWS.COM - Here We Go pemecatan Ange Postecoglou, sekalipun Tottenham Hotspur bisa tampil di UEFA Champions League (UCL) 2025/2026 melalui jalur juara Liga Eropa.
Masa depan Ange Postecoglou sebagai pelatih Tottenham Hotspur dikabarkan berada di ujung tanduk, bahkan jika ia berhasil mempersembahkan gelar Liga Eropa musim ini.
Pelatih asal Australia itu kini berada di bawah tekanan besar usai performa buruk Spurs di Liga Inggris musim 2024/2025.
Hingga pekan ke-33, Tottenham hanya mengoleksi 37 poin dan duduk di peringkat ke-16 klasemen sementara, posisi yang lebih buruk dibanding musim 1993/1994 ketika mereka finis di posisi ke-15, catatan terendah mereka di era Premier League.
Dalam lima laga liga terakhir, Spurs menelan empat kekalahan, termasuk kekalahan tipis 1-2 dari Nottingham Forest di kandang sendiri pada akhir pekan lalu.

Dengan posisi di liga yang makin sulit, satu-satunya harapan Spurs untuk bermain di kompetisi Eropa musim depan adalah dengan menjuarai Liga Eropa.
Postecoglou sejauh ini berhasil membawa Tottenham Hotspur menembus semifinal kompetisi tersebut, mereka akan berhadapan dengan wakil Norwegia, Bodo/Glimt.
Jika mampu melewati laga itu, mereka akan menghadapi pemenang antara Athletic Bilbao dan Manchester United di partai final.
Dengan potensi menutup musim sebagai juara Eropa dan membawa Spurs kembali ke Liga Champions, Postecoglou berpeluang menjadi manajer pertama yang mempersembahkan trofi bagi Tottenham sejak Juande Ramos memenangkan Carabao Cup pada 2008.
Namun, menurut laporan TheTelegraph, semua itu belum tentu cukup untuk menyelamatkan pekerjaannya.
Chairman klub, Daniel Levy, dikabarkan tetap berencana memutus kerja sama dengan Postecoglou di akhir musim, terlepas dari hasil di Liga Eropa.
Opsi yang dipertimbangkan adalah pemecatan langsung atau kesepakatan bersama untuk berpisah secara damai.
Baca juga: Lewati Chelsea dan Jauhi Tottenham, Arsenal Rajanya London di Liga Inggris
Kemungkinan perpisahan ini juga diperparah oleh kepergian sosok penting di lingkaran internal klub.
Scott Munn, Chief Football Officer yang dikenal sebagai pendukung kuat Postecoglou, disebut akan meninggalkan jabatannya musim panas ini.
Kepergiannya berkaitan dengan penunjukan Vinai Venkatesham sebagai CEO baru Tottenham, sebuah langkah yang cukup mengejutkan karena Venkatesham sebelumnya menjabat sebagai CEO Arsenal hingga tahun lalu.
Di tengah segala ketidakpastian mengenai masa depannya, fokus utama Postecoglou saat ini adalah mempersiapkan timnya untuk laga akhir pekan menghadapi pemuncak klasemen, Liverpool.
Krisis Tottenham Hotspur
Keterpurukan tim sekota Arsenal ini jelas menjadi kejutan. Sebab, dalam beberapa musim terakhir, Spurs mampu bersaing di papan atas.
Setidaknya berada di zona Eropa, sekalipun tidak berada dalam jalur perburuan gelar juara.
Bahkan posisi Spurs kini di tabel klasemen, terlalu mewah untuk sebuah tim dengan produktivitas gol lebih baik ketimbang tim yang menghuni posisi the big six klasemen.
Tottenham Hotspur mampu menciptakan 61 gol, lebih baik dari Nottingham di peringkat ketiga dengan 53 gol dan Chelsea di peringkat keenam dengan 58 gol.
Bahkan para penyerang yang dimiliki Spurs, seperti Son Heung-min, James Maddison, Dejan Kulusevski, Dominic Solanke, dan Brennan Johnson mampu menciptakan doble digit kontribusi gol.
Tiada keseimbangan dinilai jadi salah satu penyebab mandeknya tim asal London tersebut di musim ini. Kendati mempunyai produktivitas gol apik, namun lini pertahanan Spurs tergolong rapuh.
Gawang Spurs tercatat terkoyak 51 kali dalam 33 pertandingan. Padahal Spurs diperkuat bek yang tengah moncer namanya, yakni Cuti Romero dan Micky van de Ven.
(Tribunnews.com/Giri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.