Liga Inggris
Rekor Kelam Ange Postecoglou Bersama Tottenham, Cuma Ada Satu Cara untuk Selamatkan Mukanya
Tottenham Hotspur menelan kekalahan ke-18 di Liga Inggris musim ini. Satu kekalahan lagi, mereka akan menyamai rekor terburuk klub sepanjang sejarah.
TRIBUNNEWS.COM - Tottenham Hotspur menelan kekalahan 1-2 saat menjamu Nottingham Forest di Tottenham Hotspur Stadium pada pekan 33 Liga Inggris, Selasa (22/4/2025) dinihari tadi.
Kekalahan itu menambah rekor buruk Tottenham musim ini, terutama bagi sang pelatih Ange Postecoglou.
Itu menjadi kekalahan ke-18 bagi Tottenham di Liga Inggris musim ini yang membuat mereka tertahan di posisi 16 klasemen.
Satu kekalahan lagi, Tottenham akan menyamai rekor terburuk klub sepanjang sejarah Liga Inggris.
Tottenham pernah menelan 19 kekalahan dalam satu musim Liga Inggris, itu terjadi pada 1993/1994 saat diasuh Ossie Ardiles.
"Manajer Tottenham dengan kekalahan terbanyak dalam satu musim Liga Primer: 19 - Ossie Ardiles (93/94), 18 - Gerry Francis (96/97), 18 - Ange Postecoglou (24/25)," ungkap catatna Squawka.
Namun, dengan lima laga tersisa saat ini, jika Tottenham tak berbenah, bukan tak mungkin mereka akan menelan kekalahan lebih banyak dari itu.
Jika itu terjadi, Tottenham akan mencatatkan sejarah kelamnya bersama Ange Posteoglou.
Ange sendiri saat ini memang terus menjadi sasaran makian para pendukung Spurs.
Hal tersebut tak luput terjadi dalam laga melawan Nottingham.
Baca juga: Trio London Tatap Final Kompetisi Eropa: Arsenal, Tottenham & Chelsea Berburu Happy Ending
Pelatih asal Australia itu mendapat sorakan kekecewaan dari suporter di stadion saat babak pertama usai.
Fans tak bisa menyembunyikan kemarahan, dan sang pelatih asal Australia pun mengaku memahami sepenuhnya.
"Saya tidak perlu mengatakan apa pun kepada fans. Mereka kecewa, mungkin marah, seperti kami juga," kata Postecoglou.
Pelatih yang juga memiliki darah Yunani ini mengakui bahwa jumlah kekalahan sudah terlalu banyak.
Namun di balik statistik suram itu, Postecoglou masih bertahan pada keyakinannya bahwa secara permainan, Tottenham tidak seburuk yang terlihat di papan klasemen.
"Permainan kami luar biasa. Kami total mendominasi. Tapi kami kembali kalah karena kurang fokus di momen-momen penting," kata dia.
Jalan Penyelamatan: Liga Europa
Di tengah kehancuran di kompetisi domestik, hanya satu jalan yang tersisa untuk menyelamatkan musim – dan mungkin juga masa depan Postecoglou di klub: menjuarai Liga Europa.
Spurs akan menghadapi wakil Norwegia, Bodo/Glimt, di semifinal Liga Europa awal bulan depan.
Laga ini bukan hanya soal trofi, tapi juga tiket otomatis ke Liga Champions musim depan. Itu bisa menjadi hadiah prestisius yang akan membalikkan narasi suram di musim ini.
Baca juga: Skenario Teranyar Liverpool Juara Liga Inggris, Tottenham Emang Mau Bantu Arsenal?
Postecoglou secara terang-terangan mengakui bahwa kompetisi Eropa kini menjadi fokus utama.
"Saya tidak berpikir para pemain kehilangan motivasi. Saya rasa bukan itu masalahnya."
"Tapi kami terus membayar mahal karena kurang konsentrasi di momen-momen penting," ujarnya, menolak anggapan bahwa anak-anak asuhnya sudah kehilangan semangat.
Ironisnya, statistik permainan Spurs justru kerap menunjukkan dominasi. Tim berjuluk The Lilywhites ini mencatatkan penguasaan bola tinggi.
Tak hanya itu, jumlah tembakan mereka juga lebih banyak, dan mereka juga melakukan pressing intens. Tapi semuanya kerap tak berujung kemenangan.
Postecoglou datang dengan harapan membawa revolusi gaya bermain di Tottenham, dan sempat membuat awal yang menjanjikan.
Namun, realitas musim ini mengingatkan bahwa sepak bola tidak hanya soal estetika, tetapi juga efektivitas.
Kini, hanya satu hal yang bisa menebus semua kekalahan, memulihkan reputasi sang pelatih, dan mengembalikan semangat suporter: mengangkat trofi Liga Europa di akhir musim.
Jika tidak, bukan hanya musim yang tamat, tapi mungkin juga masa jabatan Ange Postecoglou di London Utara akan ikut tamat.
(Tribunnews.com/Tio)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.