Liga Inggris
Chelsea dan Tantangannya, Pochettino Tak Lebih Baik dari Graham Potter
Catatan Pochettino hingga pekan 23 Liga Inggris tak lebih baik dari Graham Potter, finis zona Liga Champions pun tampak mustahil.
TRIBUNNEWS.COM - Jangankan zona 4 besar, finis di urutan zona Conference League Eropa pun tampaknya sulit bagi Chelsea pada musim ini.
Kalimat tersebut menggambarkan bagaimana kondisi Chelsea musim ini, tim super kaya dengan biaya lebih dari 1 miliar pounds untuk membangun skuad tapi kesulitan bersaing.
Chelsea besutan Mauricio Pochettino tidak hanya kesulitan di Liga Inggris, melainkan sejumlah ajang domestik yang diikuti musim ini.
Lihat saja hingga pekan 23, Chelsea berada di peringkat 11 dengan koleksi 31 poin, tertinggal 20 angka dengan Liverpool yang berada di puncak klasemen Liga Inggris.

Bagi Chelsea, Liverpool mungkin tim paling superior sejauh ini.
Laga yang berlangsung di Anfield pada Kamis (1/2) pekan kemarin menegaskan betapa sulitnya Chelsea menghadapi tim papan atas Liga Inggris.
Tingkat kesulitan itu ditunjang dengan data statistik yang dihasilkan The Blues, plus skor akhir pertandingan yang mencerminkan keadaan anak asuh Pochettino.
Baca juga: Masih Dapat Dukungan dari Pemilik Klub, Pochettino Serukan Fans Chelsea Terus Bersabar
Jika kekalahan Chelsea dari Liverpool menunjukkan betapa sulitnya The Blues menembus posisi 5 atau bahkan 4 besar klasemen Liga Inggris, kekalahan akhir pekan kemarin lebih menyakitkan.
Bagaimana bisa tim yang belum pernah menang di Stamfrod Bridge sejak 1979 meraih hasil yang impresif dari Chelsea, menurut laporan Goal Internasional.
Tim tersebut adalah Wolves yang berhasil mengalahkan Chelsea dengan skor 2-4 di hadapan publik mereka sendiri.
Hasil itu membuktikan bahwa Caicedo dan kolega menghadapi tantangan berat untuk mengakhiri kompetisi musim ini.
Mampukan The Blues setidaknya finis di peringkat 7 klasemen Liga Inggris untuk tampil di Conference League musim depan?
"Kami merasa menyesal dan ingin meminta maaf," ucap Pochettino usai kekalahan tersebut.
"Jika kami ingin hasil yang baik di masa depan, kami harus tetap bersama dan selama pertandingan bekerja sama, serta berusaha mendapatkan hasil terbaik," jelasnya.
Menurut laporan tersebut, tidak ada contoh tim yang lebih buruk dalam permainan di Liga Inggris sejauh ini, Pochettino layak dipecat.
Namun, jika Pochettino dipecat itu tidak akan menyelesaikan masalah Chelsea yang sudah terlalu kompleks.
Todd Boehly sebagai pemilik baru Chelsea sudah menunjukkan pengambilan keputusan yang salah di awal dengan mengeliminasi Thomas Tuchel.
Lalu digantikan dengan Graham Potter yang hanya menjabat selama tujuh bulan sebelum akhirnya berpisah.
Padahal, proyek baru itu baru dimulai, tetapi hasil baik tidak mengiring langkah The Blues.
Seiring menunggu masa depan yang jelas, Chelsea untuk sementara waktu dikomandoi oleh Frank Lampard setelah Graham Potter didepak dari kursi kepelatihan.
Langkah itu dinilai sebagai ketidaktahuan dari pemilik klub tentang bagaimana sebuah klub sepak bola berjalan.

"Mereka tidak hanya tertarik untuk melakukan kesalahan sendiri, tetapi juga mengulangi kesalahan yang dilakukan orang lain," menurut artikel yang ditulis oleh Mark Doyle itu.
"Tidak ada metode yang jelas untuk mengatasi kegilaan ini," sambungnya.
Kemudian, penunjukkan Pochettino diharapkan menjadi angin segar karena track recordnya bersama klub London Barat, Tottenham yang membangun pemain usia muda.
Tapi, pasca-membesut Tottenham, Pochettino memiliki kegagalan bersama klub mewah asal Prancis, PSG.
Tidak Ada Progress
Bagaimana pun hasilnya pertandingan Chelsea, Pochettino tetap mendapat pembelaan.
Beredar kabar bahwa dia tetap akan menukangi The Blues meskipun pencapaiannya tidak jauh lebih baik dibandingkan Graham Potter.
Perkembangan itu membutuhkan waktu, namun Pochettino tidak menunjukkannya.
Chelsea memiliki poin yang sama setelah 23 pertandingan seperti yang dilakukan Graham Potter musim lalu.
Bukan hanya tentang poin, penampilan Chelsea musim ini bahkan bisa dikatakan mengalami penurunan sejak musim panas 2023.
Pada akhirnya, musim ini Chelsea terlihat sebagai tim yang rapuh, baik secara mental maupun fisik.
Seperti yang pernah diungkap oleh Pochettino, ada kekhawatiran yang mengkhawatirkan mengenai skuad The Blues saat ini di mana didominasi pemain muda.
Mereka tidak dapat mengatasi tekanan saat membela Chelsea, salah satu klub paling menuntut di dunia sepak bola.
Saat ini, satu-satunya peluang Chelsea untuk bereuforia adalah Carabao Cup yang akan bertemu Liverpool di partai final.
Pertandingan tersebut akan berlangsung pada 25 Februari mendatang di Wembley Stadium.
Pada tahun 2023, Chelsea berhasil menahan imbang Liverpool dalam waktu normal, namun kalah saat adu penalti.
Hiburan memenangkan trofi Carabao Cup setidaknya bisa memberikan senyuman terhadap pemain terlepas dari hasil final klasemen Liga Inggris musim ini untuk tampil di turnamen Eropa.
(Tribunnews.com/Sina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.