Minggu, 5 Oktober 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Akhirnya Ada Pengurus PSSI yang Siap Mundur Buntut Tragedi Kanjuruhan

Kuatnya desakan agar PSSI bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan membuat seorang pengurus PSSI akhirnya menyatakan siap mundur.

TRIBUNNEWS.COM
Logo PSSI dan FIFA. PSSI dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya, pada Sabtu 1 Oktober 2022 silam. Desakan publik dan rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan meminta agar seluruh pengurus PSSI, termasuk ketua umum, Mochamad Iriawan, mundur dari jabatannya. 

"Apakah nanti tiap ada kejadian harus mundur, tiap ada kejadian harus mundur," ujarnya.

Sementara itu, hal berbeda dilakukan oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.

Meski mendapatkan banyak desakan, Mochamad Iriawan seperti tak rela melepaskan jabatannya.

Baca juga: PSSI Bantah Beri Arahan ke Shin Tae-yong dan Pemain Timnas Indonesia untuk Bela Mochamad Iriawan

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan usai dimintai keterangan oleh Komnas HAM di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (13/10/2022). Komnas HAM meminta keterangan PSSI dan pihak penyelenggara siaran pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berlangsung pada 1 Oktober 2022 itu untuk proses pemantauan dan penyelidikan atas kasus Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan usai dimintai keterangan oleh Komnas HAM di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (13/10/2022). Komnas HAM meminta keterangan PSSI dan pihak penyelenggara siaran pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berlangsung pada 1 Oktober 2022 itu untuk proses pemantauan dan penyelidikan atas kasus Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca juga: Daftar Dosa PSSI yang Bikin TGIPF Tragedi Kanjuruhan Desak Iwan Bule dkk Harus Mundur

Pria yang sering disapa Iwan Bule itu menilai bentuk pertanggungjawabannya sebagai Ketum PSSI terkait tragedi Kanjuruhan yakni bukanlah mundur tapi hadir langsung ke Malang.

"Bentuk pertanggungjawaban saya adalah seperti sekarang (di Malang)," kata Mochamad Iriawan beberapa waktu lalu.

"Ini adalah bentuk pertanggungjawaban saya sebagai Ketua Umum (PSSI)."

"Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja."

"Ini saya namanya mengunjungi, menunggui anggota gitu ya, (saya berada) di Malang sampai selesai," tuturnya.

Delapan Poin Kelalaian PSSI Menurut Kesimpulan Investigasi TGIPF Tragadi Kanjuruhan

Menko Polhukam sekaligus Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan, Mahfud MD bersama timnya setelah melaporkan hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan kepada Presiden Jokowi, pada hari ini Jumat (14/10/2022).
Menko Polhukam sekaligus Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan, Mahfud MD bersama timnya setelah melaporkan hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan kepada Presiden Jokowi, pada hari ini Jumat (14/10/2022). (Youtube Sekretariat Presiden)

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menyerahkan laporan hasil investigasi ke presiden Joko Widodo, Jumat (14/10/2022).

Hasil investigasi TGIPF Tragedi Kanjuran tersebut menyimpulkan, ada delapan poin kelalaian yang dilakukan PSSI selaku otoritas persepakbolaan nasional terkait tragedi yang menelan ratusan korban jiwa meninggal pasca-laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).

Dari delapan poin tersebut, satu di antaranya adalah TGIPF menilai PSSI menunjukkan keengganan untuk bertanggungjawab terhadap berbagai insiden/ musibah dalam penyelenggaraan pertandingan.

Baca juga: TGIPF Rekomendasikan Semua Petinggi PSSI Mundur, Menpora: Hati-hati Intervensi, Jangan Tabrak FIFA

Hal ini, dari kesimpulan TGIPF, tercermin di dalam regulasi PSSI (regulasi keselamatan dan keamanan PSSI 2021) yang membebaskan diri dari tanggung jawab dalam pelaksanaan pertandingan.

"Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, dimana terjadi kerusuhan pasca-pertadingan sepakbola antara Arema vs Persebaya pada tanggal 1 Oktober 2022, terjadi karena PSSI dan para pemangku kepentingan liga sepakbola Indonesia tidak profesional, tidak memahami tugas dan peran masing-masing, cenderung mengabaikan berbagai peraturan dan standar yang sudah dibuat sebelumnya, serta saling melempar tanggungjawab pada pihak lain. Sikap dan praktik seperti ini merupakan akar masalah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun dalam penyelenggaraan kompetisi sepak bola kita, sehingga dibutuhkan langkah-langkah perbaikan secara drastis namun terukur untuk membangun peradaban baru dunia sepakbola nasional," bunyi satu di antara garis besar kesimpulan TGIPF Tragedi Kanjuruhan.

Baca juga: PSSI Bantah Beri Arahan ke Shin Tae-yong dan Pemain Timnas Indonesia untuk Bela Mochamad Iriawan

Saling Lempar Tanggung Jawab

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan sekaligus Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan Mahfud MD saat konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta Pusat pada Selasa (11/10/2022).
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan sekaligus Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan Mahfud MD saat konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta Pusat pada Selasa (11/10/2022). (Tribunnews.com/Gita Irawan)
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
6
6
0
0
12
3
9
18
2
Persita
7
4
1
2
9
9
0
13
3
PSIM
7
3
3
1
9
6
3
12
4
Persija Jakarta
7
3
2
2
13
8
5
11
5
Malut United
7
3
2
2
13
10
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved