Senin, 29 September 2025

Liga Champions

Milan Bukan Badut Liga Champions, Pioli Bandingkan Rossoneri dan Chelsea, Saelemaekers: Kami Kuat!

Meski meraih hasil seri lawan Salzburg, AC Milan juga menunjukkan kalau mereka bukan badut yang cuma bisa jadi penggembira di Liga Champions

JOE KLAMAR / AFP
Pemain depan AC Milan Belgia Alexis Saelemaekers (tengah) mencetak gol melewati kiper Salzburg Philipp Koehn selama pertandingan sepak bola Grup E Liga Champions FC Salzburg v AC Milan pada 6 September 2022, di Salzburg, Austria. 

Milan Bukan Badut Liga Champions, Pioli Bandingkan Rossoneri dengan Chelsea, Saelemaekers: Kami Kuat!

TRIBUNNEWS.COM - Hasil imbang 1-1 yang diraih AC Milan di kandang RB Salzburg pada matchday pertama fase Grup E Liga Champions 2022, Rabu (7/9/2022) banyak dianggap sebagai sebuah cela.

Beberapa komentar di media sosial bahkan mencemooh, Milan, sang juara bertahan Serie A Liga Italia, kembali menunjukkan kalau rossoneri berbakat menjadi 'badut' di ajang Liga Champions.

Memori musim lalu di mana AC Milan tak lolos fase grup Liga Champions -cuma jadi penggembira dengan menempati posisi juri kunci di klasemen grup- kembali menggelayut.

Baca juga: Milan Bungkam Inter, Calhanoglu Kena Mental, Leao Mau Bertahan Tapi Minta Gaji Setara Vlahovic

Baca juga: Mario Balotelli Ingin Kembali ke AC Milan, Yacine Adli Si Mozart yang Tersisih di Rossoneri

Tapi kenyataannya, Liga Champions musim ini benar-benar berbeda, dari sisi persaingan maupun dari sisi kekuatan AC Milan sendiri.

RB Salzburg, lawan AC Milan semalam, bukan lah tim sembarangan. Musim lalu, mereka menjadi satu di antara sedikit tim yang tak terkalahkan di laga kandang pada ajang Liga Champions, termasuk melawan Bayern Muenchen.

Selain itu, AC Milan juga menunjukkan kalau mereka bukan badut yang cuma bisa jadi penggembira.

Statistik yang dilansir OptaPaolo menunjukkan, AC Milan mendominasi jalannya pertandingan dengan catatan 65,1 persen penguasaan bola.

Persentase penguasaan bola itu adalah rasio tertinggi AC Milan di Liga Champions setidaknya sejak musim 2003/2004 silam.

Baca juga: Fofana Ngelawak Saat Chelsea Keok di Liga Champions, Mirip Harry Maguire, Tuchel: Salahkan Saya

Milan bahkan hampir saja menang jika peluang Rafael Leao pada menit akhir berhasil menjadi gol. Sayng peluang itu mentah dan skor tetap imbang 1-1.

Pelatih AC Milan, Stefano Pioli, mengaku, memang menyesali hasil imbang ini, di mana rossoneri seharusnya bisa memanfaatkan peluang besar untuk menang.

Namun, di sisi lain, Stefano Pioli menyebut permainan AC Milan, cukup, meski bukan penampilan terbaik mereka.

Stefano Pioli juga menyinggung soal kekalahan yang diterima Chelsea dari Dinamo Zagreb 0-1. Hasil ini, kata dia, menunjukkan kalau tidak ada pertandingan mudah di Grup E.

Baca juga: Harga Rafael Leao Layak Rp 5,9 Triliun di Milan, Chelsea Belum Menyerah, Pioli: Dia Tak Bikin Onar

Gelandang Salzburg Dijon Kameri dan bek AC Milan Ismael Bennacer bersaing memperebutkan bola selama pertandingan Grup E Liga Champions FC Salzburg v AC Milan pada 6 September 2022.
Gelandang Salzburg Dijon Kameri dan bek AC Milan Ismael Bennacer bersaing memperebutkan bola selama pertandingan Grup E Liga Champions FC Salzburg v AC Milan pada 6 September 2022. (JOE KLAMAR / AFP)

Milan, sirat Stefano Pioli, menunjukkan mentalitas sangat baik -jauh dari kata badut- hingga mampu menyamakan kedudukan lewat Alesis Saelemaekers.

"Ini hasil yang bagus dengan performa yang cukup, tapi bukan performa level tinggi. Jika Anda tidak mengangkat level kualitas dan tempo, itu akan membawa bahaya. Kami pulih dari awal yang buruk, mereka memulai dengan lebih baik, kami harus melakukan yang lebih baik."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan