Liga Spanyol
Campakkan Real Madrid, Kylian Mbappe Bakal Kualat di Masa Depan
Eks pemain Real Madrid, Martin Vazquez yakin Kylian Mbappe bakal kualat di masa depan lantaran menolak El Real
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM - Keputusan Kylian Mbappe bertahan di PSG dan mencampakkan Real Madrid masih hangat diperbincangkan.
Kini, salah seorang eks pemain Real Madrid angkat bicara terkait keputusan Mbappe tersebut.
Martin Vazquez, mantan pemain Real Madrid, masih tak habis pikir dengan keputusan Mbappe.
Baca juga: Gabriel Jesus Ditawari Bergabung dengan Real Madrid, Gaya Permainannya disukai oleh Carlo Ancelotti
Di satu sisi, ia sadar jika itu sepenuhnya menjadi pilihan sang pemain.
Di sisi lain, Martin juga mengingatkan jika klub yang Mbappe tolak bukanlah klub sembarangan.
Menurutnya, pemain andalan Prancis tersebut akan kualat di masa depan.
Pasalnya, klub seperti Real Madrid tak akan selalu datang untuk meminang pemain yang sama.
Baca juga: Para Pemain di Tengah Jalinan Mesra Milan dan Madrid, Luka Jovic Gerah, Brahim Diaz Tetap Tak Jelas
"Satu hal tentang Mbappe, tanpa informasi lebih jauh, sulit untuk menganalisa situasinya," ungkap Martin Vazquez dikutip dari Managing Madrid.
"Nampaknya semua sudah ada di sana, tapi tak ada yang mewujudkannya."
"Terlepas dari seberapa bagus Anda sebagai seorang pemain, mengatakan tidak kepada Real Madrid akan berdampak pada karier Anda."
"Di masa depan, itu akan menghantui Anda," sambungnya.
Keputusan Mbappe bertahan di PSG memang cukup kontroversial.
Pasalnya, pindah ke Real Madrid disebut-sebut sebagai impian terbesar sang pemain.
Namun, ia justru menolak hal tersebut dan terus berada di Paris.
Memang, pemain berusia 23 tahun tersebut mendapat pengaruh dan bisikan dari segala penjuru untuk bertahan di PSG.
Salah satunya datang dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Baca juga: Soal Pindah ke Real Madrid, Kylian Mbappe Dibuat Malu oleh Kiper 18 Tahun Ini
"Saya berbicara dengan Mbappe sebelum dia memutuskan masa depannya," ujar Macron dikutip dari Marca.
"Di dalamnya, saya hanya menasihati dia, dengan cara yang benar-benar informal, untuk tetap di Prancis."
"Saya percaya itu adalah tanggung jawab saya, sebagai Presiden, untuk membela negara ketika diminta secara informal dan ramah," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Guruh)
