Liga Champions
Jelang Final Liga Champions, Carlo Ancelotti Ungkit Kisah Pahit Manis Bela Panji AC Milan
Berhadapan lawan Liverpool di final Liga Champions bukan kali pertama bagi Ancelotti yang memiliki kenangan pahit dan manis bersama AC Milan.
TRIBUNNEWS.COM - Pelatigh Real Madrid, Carlo Ancelotti kenyang pengalaman soal final Liga Champions, apalagi bersua Liverpool.
Terdekat Carlo Ancelotti membawa skuat Real Madrid melawan Liverpool pada final Liga Champions 2021/2022 di Stadion Parc des Princes, Minggu (29/5/2022) pukul 02.00 WIB.
Jelang pertandingan, pelatih asal Italia ini mengenang bagaimana momen Liga Champions yang pernah dia lalu. Baik itu sebagai pelatih dan pemain.
Salah satu kenangan yang tak bisa dihapuskan dari ingatan seorang Don Carletto -julukan Ancelotti- adalah takluk di kaki Liverpool pada laga puncak Liga Champions. Saat itu dia masih membela klub Ibo Kota Italia, AS Roma.
Namun yang paling tergurat jelas tatkala sang Allenatore membesut tim Kota Mode, AC Milan.
Baca juga: Kejayaan Inter dan AC Milan Tak Berarti, Juventus Masih 2 Kali Lebih Berharga dari sang Rival
Baca juga: Legenda Juventus Tanggapi Kesuksesan AC Milan Raih Scudetto, Puji Kontribusi Maignan, Theo & Tonali

AC Milan pernah bersua Liverpool pada laga puncak kompetisi elite antar-klub Benua Biru musim 2004/2005.
AC Milan sempat unggul 3-0 di babak pertama. Namun kemudian menjadi malapetaka ketika memasuki 45 menit kedua.
The Reds tampil digdaya dengan menyeimbangkan skor menjadi 3-3.
Semakin malang bagi klub kesayangan Milanisti ini lantaran Rossoneri terkena comeback setelah takluk dari Liverpool melalui drama adu penalti.
"Sepanjang karier saya di Liga Champions, beberapa kali telah berhapan dengan mereka (Liverpool)," buka Carlo Ancelotti seperti yang dikutip dari laman resmi UEFA.
"Ketika saya masih di Roma, pertama kali bertemu (Liverpool) ialah musim 1984. Kamudian yang paling jelas adalah musim 2005 dan 2007 ketika menangani AC Milan."
"Pada tahun 2005, itu adalah tim terbaik yang pernah saya latih dan bermain di final," terangnya.
"Sayangnya, dalam sepak bola ada ketidakpastian yang tidak dapat Anda kendalikan. Sulit untuk dijelaskan," ujar Ancelotti.
Pengalaman pahit AC Milan di tahun 2005 akhirnya bisa dibayar lunas dua musim selanjutnya.
Rossoneri berhasil meraih trofi juara Liga Champions dengan mengalahkan Liverpool.
