Super Pandit
Kans Liverpool Raih Quadruple: Gegenpressing Klopp, Ketajaman Mo Salah, Peran Van Dijk & Arnold
Usai meraih gelar Piala Super Eropa, The Reds kini menatap 3 gelar bergengsi lainnya yang masih dapat mereka raih (Liga Champions, Liga Inggris, FA)
TRIBUNNEWS.COM - Liverpool menunjukkan superioritas mereka di musim ini, lawan-lawan mereka baik di Liga Champions maupun Liga Inggris mampu The Reds kalahkan dengan skor yang mencolok.
Tiket semi final Liga Champions telah didapat, gelar juara liga Inggris juga berpeluang besar untuk mereka raih.
Pun di kompetisi domestik, Liverpool sukses mengunci tiket final FA Cup usai mengalahkan rival mereka dalam perburuan gelar juara Liga Inggris, Manchester City.
Terakhir, pada pekan ke 32 Liga inggris, Manchester United mereka hancurkan dengan skor empat gol tanpa balas di Anfield.
Bahkan, di pertemuan pertama, Setan Merah juga berhasil Liverpool kalahkan dengan skor mencolok 5-0.
Ya, usai meraih gelar Piala Super Eropa, The Reds kini menatap 3 gelar bergengsi lainnya yang masih dapat mereka raih (Liga Champions, Liga Inggris, FA Cup).

Baca juga: Respons Keluarga Ronaldo Saat Berterima Kasih kepada Fan Liverpool, Kakak dan Adik CR7 Tulis Begini
Baca juga: Berita Man United, Sisi Positif di Balik Kekalahan Telak dari Liverpool, 10 Pemain Baru Diboyong
Kembalinya seorang Virgil van Dijk dari cedera ACL menjadi faktor penting dalam performa apik Liverpool musim ini.
Van Dijk memberikan rasa aman di pertahanan Liverpool dengan menjadi pemimpin di barisan belakang.
Pemain asal Belanda tersebut handal dalam urusan membaca alur bola, memenangkan duel dan menutup pergerakan lawan.
Dilansir FBref, aerials won Van Dijk berada di angka 3.36, tertinggi di antara pemain Liverpool lainnya, catatan merebut bolanya juga sangat baik, 81% pergerakan lawan berhasil direbut oleh Van Dijk.
Tak cuma handal dalam bertahan, pemain berusia 30 tahun tersebut juga menjadi sosok penting bagi The Reds dalam hal membagi bola, itu sangat membantu Liverpool untuk membangun serangan dari belakang.
Catatan umpan bawah sukses berada di angka 95%, sedangkan umpan udara berada di angka 80.5%.

Baca juga: Thomas Tuchel Akhirnya Bongkar Masalah Utama Romelu Lukaku di Chelsea
Kelebihan Van Dijk sangat efektif dalam Liverpool untuk menguasai pertandingan, Liverpool mencatatkan penguasaan bola 63% di musim ini.
MemuaskanDengan kelebihannya tersebut, ia juga aktif mengirim umpan diagonal ke depan untuk memberi bola ke full back Liverpool yang aktif membantu serangan.
Lancarnya alur serangan Liverpool juga memberi impact untuk moncernya performa Mohamed Salah, pemain asal mesir tersebut berhasil tampil bertaji musim ini.
Catatan 30 gol dan 11 assist berhasil ia sumbangkan untuk Liverpool hanya dalam 37 pertandingan.
Baru-baru ini, Salah juga mengukir rekor sebagai pemain sayap tercepat yang berhasil mencetak 100 gol di Liga Inggris.
Pemain berpostur 175 cm tersebut berhasil mencetak 100 gol hanya dalam 162 laga.
Mengalahkan torehan dari seorang Cristiano Ronaldo.
Jika dikalkulasi, Mohamed Salah telah mencetak 119 gol dari 185 pertandingan bersama Liverpool di Liga Inggris.
Itu menjadikannya sebagai orang Afrika dengan jumlah gol terbanyak di Liga Inggris mengungguli Didier Drogba dan rekannya di tim, Sadio Mane.
Magis Mohamed Salah begitu dibutuhkan Liverpool untuk mendongkrak The Reds dari posisi dua klasemen menuju puncak untuk menggeser Manchester City.
Gegenpressing Jurgen Klopp dan transformasi Arnold
Permainan high pressing, gegenpressing, dan direct pass dipertontonkan oleh skuat juru taktik asal Jerman itu.
Ya, 'Rock and Roll football' yang diusung Jurgen Klopp dengan 3 skema tersebut mampu membuat Liverpool tampil mempesona musim ini juga musim-musim sebelumnya.
Salah satu yang paling mencolok adalah bagaimana Klopp menerapkan permainan gegenpressing untuk Liverpool.

"Gegenpressing adalah soal ketepatan dan kecepatan, kami memberi waktu 5 detik untuk pemain dapat merebut bola kembali setelah kehilangannya," kata Klopp dilansir HaytersTV.
"Kami memanfaatkan kegagalan lawan melakukan transisi menyerang untuk menciptakan peluang dan mencetak gol, itu yang kami lakukan," lanjutnya.
Walaupun menguras stamina dan membuat pemain Liverpool rentan cedera, permainan yang diusung Klopp terbukti efisien untuk meraih 3 poin dan mengalahkan lawan-lawannya yang di atas kertas secara skuat lebih mewah dari tim yang bermarkas di Anfield Stadium tersebut.
Musim ini, mereka tak hanya tampil gempiang di Liga inggris, namun juga di ajang kontinental, Liga Champions.
Dari seluruh pertandingan penyisihan grup liga paling bergengsi di eropa itu, Liverpool sukses menyapu bersih semua laga dengan kemenangan.
Salah satu faktor superioritas Liverpool dan penampilan stabil mereka dari musim ke musim adalah bagaimana ia memanfaatkan atribut pemain yang ada.
Contoh paling nyata adalah keberhasilan dia menyulap Trent Alexander-Arnold dari seorang gelandang serang biasa-biasa saja menjadi salah satu full back terbaik di dunia.

Klopp paham betul akan pesona yang ditawarkan Arnold sebagai pemain, kecakapan pemain asal Inggris itu dalam mengirim umpan membuat Arnold digeser ke samping olehnya untuk menjadi sang pelayan bagi barisan penyerang Liverpool dari sisi tepi.
Garis pertahanan yang tinggi, serta visi bermain yang handal dari Arnold juga membuat Klopp menjadikannya sebagai playmaker dari sisi kanan.
Per catatan Squawka, Arnold adalah pemain pertama yang sukses mencatatkan lebih dari 100 change created di tahun 2021, menawan!
Catatan 16 assistnya di musim ini semakin membuktikan bahwa dia adalah arwah dari permainan Liverpool.
(Tribunnews.com/Deivor)