Jumat, 3 Oktober 2025

Liga Champion

Seperti Perisai saat Bertahan dan Mesin Saat Menyerang, Fede Valverde Bikin Semuanya Tampil Maksimal

Salah satu pemain yang dipuji Carlo Ancelotti pada saat Real Madrid menang 3-1 atas Chelsea adalah Fede Valverde. Perannya vital bagi Los Blancos.

Penulis: Muhammad Barir
JAVIER SORIANO / AFP
Gelandang Real Madrid Uruguay Federico Valverde (kiri) berebut bola dengan bek Chelsea Jerman Antonio Rudiger pada pertandingan sepak bola leg pertama Perempat final Liga Champions UEFA antara Chelsea dan Real Madrid di stadion Stamford Bridge di London, pada 6 April 2022. 

"Pentingnya Federico Valverde memberi Real Madrid untuk keseimbangan tidak bisa dipercaya. Dia harus menjadi starter yang dijamin terus bermain," tulis @totalcristiano.

"Federico Valverde luar biasa, perbedaan besar. Dia akan menjadi MOTM jika kita mengecualikan Karim Benzema".

"Petisi agar Fede Valverde jadi starter setiap pertandingan penting hingga 2030. Retweet untuk menandatangani," tulis @LosBlancos_Live.

"Casemiro, Kroos dan Modric membungkam para haters malam ini. Valverde memberikan keseimbangan yang sempurna, kami telah meminta mereka semua untuk memulai bersama dan inilah alasannya," tulis akun @totalcristiano.

"Valverde bermain seperti dia memiliki dua paru-paru," katanya.

"Bedanya dengan Fede Valverde starting di tim Real Madrid ini di leg 2 PSG & leg 1 Chelsea karena kemampuannya membawa bola & press seperti monster. Dia adalah mesin. Dan dia sekarang seharusnya tidak tergantikan," tulis @PremLeaguePanel.

Valverde adalah salah satu dari sedikit pemain muda yang datang di Santiago Bernabeu dan memiliki masa depan yang cerah di depannya.

Dalam pertandingan yang mengesankan, pemain Uruguay itu membuat tiga tekel, dua sapuan dan satu intersepsi, di samping dua operan kunci.

Ini bukan penampilan dominan pertama sang bintang, dan suporter Madrid dapat menantikan untuk melihatnya menghasilkan lebih banyak penampilan seperti itu.

Valverde membantu raksasa Spanyol mengamankan keunggulan dua gol penting menuju pertandingan terbalik di Madrid.

Gelandang itu diperkirakan akan meniru kinerja yang sama di leg kedua saat Madrid ingin memenangkan gelar Liga Champions UEFA ke-14 yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sementara Benzema dari Real Madrid berkembang, Lukaku dari Chelsea kesulitan untuk membuat dampak.

Area permainan Romelu Lukaku yang paling menonjol pada malam itu adalah tendangannya ke arah Hakim Ziyech, yang kemudian ditendang oleh pemain Maroko itu terlalu tinggi di atas mistar.

Selain sentuhan itu, pemain internasional Belgia itu bisa dibilang salah satu pemain terburuk di lapangan.

Hingga ia diganti pada menit ke-63, Lukaku gagal tampil maksimal untuk the Blues.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved