Senin, 6 Oktober 2025

Super Pandit

Rahasia Konsistensi Man City di Liga Inggris: Taktik Bunglon Guardiola dan Peran Ganda De Bruyne

Manchester City sukses mengandaskan perlawanan Brentford dengan skor 2-0 pada (10/02/2022).

Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
ADRIAN DENNIS / AFP
Gelandang Manchester City Aljazair Riyad Mahrez (3L) merayakan setelah mencetak gol penyama kedudukan dari titik penalti selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal dan Manchester City di Stadion Emirates di London pada 1 Januari 2022. 

Hampir di setiap pertandingan, Guardiola selalu memasang trio penyerang yang berbeda.

Bermain tanpa striker murni memang membuat Pep Guardiola mengubah starting line upnya, ia membutuhkan pemain winger kreatif untuk membuat The Citizens kuat dalam ball possesion. Dan pemain tersebut adalah Grealish.

Sejak bermain bersama Aston Villa, pemain asal Inggris tersebut memang memiliki atribusi dalam hal penguasaan bola dan kemampuan dribel yang ciamik.

Grealish juga memiliki visi bermain yang tinggi, itu membuatnya seringkali bergerak ke tengah untuk menjadi seorang playmaker, bergantian dengan de Bruyne ataupun Bernardo Silva.

Hal tersebut membuat City mampu menguasai ball Possesion hingga 71% per pertandingannya.

Sterling tentunya tak bisa berperan seperti Grealish, pemain berpostur 170 cm itu lebih bertipikal sebagai winger murni yang mengandalkan kecepatan dan skill olah bola.

Perubahan skema yang diterapkan Guardiola membuat Sterling harus bersabar untuk bermain dari menit awal di tiap pertandingannya.

Meski ta terlalu menonjol, namun Grealish mampu menjawab kepercayaan Guardiola dengan baik.

Dilansir FBref, progressive passes Grealish berada di angka 5.13 tertinggi kedua setelah de Bruyne, dribbles completed Grealish juga berada di angka 2.55 berada di atas Raheem Sterling yang hanya berada di angka 2.21.

Grealish memang tak rajin mencetak gol untuk The Citizens, hanya 3 gol dan 3 assist dari 34 pertandingan.

Namun hadirnya dia di sisi kiri Manchester City membuat serangan The Citizens lebih rancak.

Memasang Grealish dan de Bruyne berarti Guardiola memiliki dua pemain bertipe playmaker di sepertiga akhir.

Gelandang Manchester City dari Belgia Kevin De Bruyne (2R) dikerumuni oleh rekan setimnya setelah mencetak gol pembuka selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester City dan Chelsea di Stadion Etihad di Manchester, barat laut Inggris, pada 15 Januari 2022.
Gelandang Manchester City dari Belgia Kevin De Bruyne (2R) dikerumuni oleh rekan setimnya setelah mencetak gol pembuka selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester City dan Chelsea di Stadion Etihad di Manchester, barat laut Inggris, pada 15 Januari 2022. (OLI SCARFF / AFP)

Baca juga: Aubameyang ke Fans Arsenal, Pergi Tanpa Perpisahan Ternyata Menyakitkan, Dia Tulis Ini di Instagram

Baca juga: Pembuktian Kepa Arrizabalaga di Chelsea, Pengganti Sepadan Eduardo Mendy & Tak Hanya Jago Penalti

Visi keduanya membuat City memiliki lebih banyak opsi untuk membongkar pertahanan lawan.

Dari sayap kiri dan tengah, Grealish menambah daya gedor The Citizens. Anak asuh Guardiola jadi memiliki opsi lebih untuk membongkar pertahanan.

Grealish memiliki kontrol bola dan teknik yang cukup untuk menarik lawan agar mengerubunginya, hal ini berguna agar kawalan terhadap penyerang lain melemah.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Arsenal
7
5
1
1
14
3
11
16
2
Liverpool
7
5
0
2
13
9
4
15
3
Tottenham
7
4
2
1
13
5
8
14
4
Bournemouth
7
4
2
1
11
8
3
14
5
Man. City
7
4
1
2
15
6
9
13
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved