Selasa, 7 Oktober 2025

Super Pandit

Superioritas Liverpool di Liga Champions, Magis Taktik Klopp, Peran Rekrutan Anyar & Sihir Mo Salah

Langkah The Reds di Liga Champions musim ini begitu mempesona, kemenangan meyakinkan selalu berhasil mereka raih.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
Anthony Devlin / AFP
Gelandang Liverpool Mesir Mohamed Salah (kiri) merayakan mencetak gol kedua timnya dengan gelandang Liverpool Inggris Jordan Henderson (kanan) selama pertandingan sepak bola grup B Liga Champions UEFA antara Liverpool dan Porto di Anfield di Liverpool, Inggris barat laut pada 24 November 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Liverpool sukses mengandaskan perlawan raksasa Portugal, FC Porto dalam pekan kelima Grup B Liga Champions, Kamis (25/11/2021).

Pada partai yang digelar di kandang Liverpool, Stadion Anfield tersebut, pasukan Jurgen Klopp sukses meraih kemenangan meyakinkan, dua gol tanpa balas.

Dua gol Liverpool berhasil dicetak oleh Thiago Alcantara dan sang juru gedor, Mohamed Salah.

Atas hasil itu, The Reds semakin kokoh berada di puncak klasemen Grub B Liga Champions musim ini dengan torehan 15 poin.

Ya, Liverpool sukses meraih 5 kemenangan dari 5 pertandingan yang mereka jalani, begitu perkasa!

Striker Senegal Liverpool Sadio Mane (kanan) mencetak gol pertama timnya, yang kemudian dianulir karena offside, selama pertandingan sepak bola grup B Liga Champions UEFA antara Liverpool dan Porto di Anfield di Liverpool, Inggris barat laut pada 24 November 2021.
Striker Senegal Liverpool Sadio Mane (kanan) mencetak gol pertama timnya, yang kemudian dianulir karena offside, selama pertandingan sepak bola grup B Liga Champions UEFA antara Liverpool dan Porto di Anfield di Liverpool, Inggris barat laut pada 24 November 2021. (Anthony Devlin / AFP)

Baca juga: Hasil Liga Champions: Liverpool Kalahkan FC Porto 2-0, Peluang AC Milan Lolos 16 Besar Terbuka

Baca juga: Skenario AC Milan Lolos ke 16 Besar Liga Champions: Peran Liverpool dan Tiru Kiat Sukses Inter KW

Langkah The Reds di Liga Champions musim ini begitu mempesona, kemenangan meyakinkan selalu berhasil mereka raih.

Padahal, tim-tim yang dihadapi bukanlah tim sembarangan. AC Milan, FC Porto, dan Ateltico Madrid merupakan tim raksasa di liganya masing-masing.

'Grup neraka' pun menjadi identitas grup yang dihuni oleh Liverpool dan klub yang disebutkan di atas.

Di pertandingan pertama, Liverpool berhasil mengalahkan AC Milan yang sedang tampil bagus-bagusnya di Serie A, tim asuhan Pioli dipermalukan di Anfield dengan skor 3-2.

Di pertandingan kedua, The Reds juga mampu mempertahankan gairahnya.

Melawan FC Porto yang tak pernah kalah di kandang selama setengah tahun lamanya, Liverpool dengan ganas mampu membantai tim yang bermarkas di Stadion do Dragao dengan skor 1-5.

Lalu saat Mo Salah dan kolega bertemu juara Liga Spanyol, Atletico Madrid, tim asuhan Diego Simeone itu dibuat seperti macan tanpa taring.

Dua kali bertemu, dua kali juga Atletico dipermalukan. Masing-masing dengan skor 2-0 dan 2-3.

Dan kemenangan kedua Liverpool atas FC Porto tadi malam kembali menunjukan bahwa Jordan Henderson serta kolega sedang berada dalam top performa yang siap (kembali) memenangkan Liga Champions di musim ini.

Lalu apa rahasia Liverpool mampu tampil perkasa di Liga Champions musim ini?

Kembalinya seorang Virgil Van Dijk setelah cedera panjang yang ia alami menjadi faktor penting dalam performa apik Liverpool musim ini.

Van Dijk memberikan rasa aman di pertahanan Liverpool dengan menjadi pemimpin di barisan belakang.

Pemain asal Belanda tersebut handal dalam urusan membaca alur bola, memenangkan duel dan menutup pergerakan lawan.

Dilansir FBref, aerials won Van Dijk berada di angka 3.88 per pertandingan, tertinggi diantara pemain Liverpool lainnya, catatan merebut bolanya juga sangat baik, 83% pergerakan lawan berhasil direbut oleh Van Dijk.

Tak cuma handal dalam bertahan, pemain berusia 30 tahun tersebut juga menjadi sosok penting bagi The Reds dalam hal membagi bola, itu sangat membantu Liverpool untuk membangun serangan dari belakang.

Catatan umpan bawah sukses berada di angka 95,3%, sedangkan umpan udara berada di angka 79,4%.

Kelebihan Van Dijk sangat efektif dalam Liverpool untuk menguasai pertandingan, Liverpool mencatatkan penguasaan bola 67.9% di musim ini.

Dengan kelebihannya tersebut, ia juga aktif mengirim umpan diagonal ke depan untuk memberi bola ke full back Liverpool yang aktif membantu serangan.

Namun, Liverpool juga tak bergantung dengan bek asal Belanda itu, rekrutan baru The Reds, Ibrahima Konate juga menunjukkan performa apik.

Semalam, ia menjadi tulang punggung di lini belakang Liverpool menggantikan Van Dijk yang diistirahatkan Klopp.

Hasilnya? The Reds tetap mampu tampil apik dengan mencatatkan clean sheet, satu gol yang dicetak Mo Salah juga andil dari usahanya.

Ia mengirimkan direct pass terukur kepada Henderson, sebelum kapten Liverpool itu memberi umpan kepada Mo Salah yang melakukan aksi Individu.

Efisiensi taktik Jurgen Klopp dan Magis Mohamed Salah

Lancarnya alur serangan Liverpool juga memberi impact untuk moncernya performa Mohamed Salah, pemain asal mesir tersebut berhasil tampil bertaji musim ini.

Kunci salah mampu mencetak gelontoran gol untuk Liverpool adalah sistem yang diterapkan Jurgen Klopp dan kemampuan finishingnya.

Klopp mengandalkan dua penyerang sayapnya untuk mencetak gol, yaitu Mohamed salah dan Sadio Mane.

Gelandang Liverpool Mesir Mohamed Salah berlari dengan bola selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Liverpool dan Brighton and Hove Albion di Anfield di Liverpool, barat laut Inggris pada 30 Oktober 2021.
Gelandang Liverpool Mesir Mohamed Salah berlari dengan bola selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Liverpool dan Brighton and Hove Albion di Anfield di Liverpool, barat laut Inggris pada 30 Oktober 2021. (Paul ELLIS / AFP)

Mereka berdua, tak fokus untuk memberi umpan ataupun merepotkan pertahanan lawan dari sisi sayap.

Lebih dari itu, Salah dan Mane lebih banyak menusuk ke dalam kotak penalti lawan, agresifitas serangan dari tepi lapangan banyak didukung oleh dua wingback Liverpool.

Itulah alasan mengapa seorang Salah dan Mane mampu menjadi penyerang sayap yang produktif untuk mencetak gol.

Hingga pernah menyabet gelar top skor secara bersamaan di musim 2018/2019 dengan torehan 22 gol.

Catatan assist dua wingback Liverpool juga mentereng, khususnya Arnold, Di musim ini, pria asal Inggris itu sukses mencatatkan 9 assist dari 13 pertandingan.

Jelas, Mohamed Salah banyak dimanjakan dengan umpan-umpan manja yang dilayangkan Arnold dari sisi kanan.

Namun, Salah bukan-lah goal getter manja, ia bisa menciptakan peluang sendiri lewat pergerakan dan intuisi mencetak gol-nya yang tinggi.

Kembali ke peran Mohamed Salah, salah satu alasan paling mencolok kenapa Salah rajin mencetak gol adalah pada kemampuan finishingnya.

Dilansir FBref, Dari lima pekan berjalannya Liga Champions, Salah hanya mencatatkan xG 3.7 dengan dulangan 6 gol.

Itu menunjukkan bahwa Salah tak terlalu membutuhkan peluang besar untuk mencetak gol, ia mampu mencatatkan namanya di papan skor dengan peluang seminimum mungkin.

Apalagi ditambah dengan kemampuan dribel dan kecepatannya, itu menguntungkan Salah untuk menciptakan peluangnya sendiri dan tak bergantung pada peran rekan-rekannya.

Salah satu contohnya adalah gol Mo Salah tadi pagi melawan FC Porto, ia mampu mengecoh satu pemain belakang Porto, kemudian menaruh bola ke arah yang sulit dijangkau kiper.

Kini, Liverpool dengan efisiensi taktik Jurgen Klopp, dan keperkasaan Mohamed Salah menjadi yang terdepan untuk meraih trofi Si Kuping Besar.

Bukan tak mungkin, jika konsistensi berhasil diciptakan Klopp, The Reds mampu mengulang prestasinya di musim 2018/2019.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved