Liga Inggris
Gerrard Lakukan Selebrasi Penuh Semangat, Persis Seperti Saat Dia Jadi Kapten. 90 Menit Berdiri
Gaya selebrasi Steven Gerrard persis seperti saat jadi jenderal lapangan tengah Liverpool. Dia berputar, dan berlari kencang merayakan gol.
Direct Points
- Debut Gerrard berakhir manis
- Akhiri lima kekalahan beruntun Villa
- Dia pilih berdiri di pinggir lapangan selama pertandingan
TRIBUNNEWS.COM, BIRMINGHAM- Steven Gerrard sudah lama tak melakukan selebrasi khasnya yang penuh semangat di lapangan dalam kancah di Liga Primer.
Terakhir kali dia merayakan gol adalah pada Mei 2015 ketika ia mencetak gol penyeimbang dalam hasil imbang 1-1 Liverpool dengan Chelsea.
Enam tahun berlalu. Dan kini di usia 41 tahun, Gerrard sudah jadi pelatih masih terlihat seperti pemain dalam urusan merayakan gol.
Ketika Tyson Mings membobol gawang Brighton & Hove Albion di menit ke-89 untuk memastikan kemangan Aston Villa 2-0 di Villa Park, Birmingham (20/11), Gerrard pun langsung berselebrasi.
Gaya perayaan golnya persis seperti saat jadi jenderal lapangan tengah Liverpool. Dia berputar, dan berlari kencang merayakan gol sembari tangannya mengepal ke udara.
Gaya yang khas, dan otentik yang biasa dilakukan dalam kariernya yang cemerlang sebagai gelandang.
Tapi dia tak mau terlalu lama larut dalam euforia. Gerrard segera menenangkan diri, dan diskusi serius dengan para staf untuk akhirnya memastikan kemenangan dalam debutnya.
Kemenangan yang memang patut dirayakan. Lima laga terakhir di Liga Primer, The Villas babak belur dikalahkan lawan.
Baru setelah mereka memecat Dean Smith, dan mendatangkan Gerrard dari Glasgow Rangers, kemenangan pun akhirnya digapai.
"Saya akan selalu menjadi seotentik mungkin," katanya terkait selebrasi gol dikutip dari BBC.
“Jika ada yang meragukan saya, perhatikan saya setelah gol-gol itu. Itu nyata. Selebrasi gol itu adalah mengapa Anda ingin tetap dalam permainan. Mereka adalah obat saya."
Menarik melihat gaya Gerrard di pinggir lapangan. Dia berdiri di pinggir saat peluit pertama, dan kursinya di bench tetap kosong sampai akhir.
Dengan tangan di saku, dan kadang disilangkan di dada, Gerrard dengan kalem memberikan instruksi ke pemain. Yang pertama mendapat instruksi dalah Danny Ings, sang striker yang sepertinya dapat petunjuk cara menyusup ke kotak penalti lawan.
Gerrard mengaku sulit menahan emosi yang menggelegak.
"Anda seperti ingin turun ke lapangan, dan menendang setiap bola. Tapi saya bisa kendalikan emosi. Saya ingin terus di pinggir lapangan, ingin terlihat oleh pemain, dan membantu mereka menang. Aku benci kalah!," ujar Gerrard.