Super Pandit
Nyali Adaptasi Strategi Solskjaer dan Identitas Penyerang Gaek Manchester United
Keberainan Solskjaer merubah sistem permainannya menjadi 3-5-2 patut diberi apresiasi, ia belajar dari kekalahan menyakitkan saat dihajar Liverpool.
Dalam laga semalam, bahkan Harry Kane dan kolega tak mampu menciptakan shot on goal sekalipun, David de Gea pun dibuat jadi pengangguran.
Skema dasar 3-5-2 yang dipakai berubah menjadi 5-3-2 saat bertahan, menumpuknya pemain United di belakang memberanikan Solskjaer untuk bermain dengan garis pertahanan rendah.

Hal tersebut memberi keuntungan pada Setan Merah saat melakukan serangan balik, para pemain The Lilywhites yang bermain cukup tinggi memudahkan Bruno untuk menjembatani Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani yang menjadi ujung tombak.
Satu gol yang diciptakan Cavani adalah contohnya, Spurs yang keasikan menyerang lupa jika United memiliki dua striker dengan intusisi menyerang mematikan.
Lewat serangan balik cepat, Cristiano Ronaldo yang menerima bola dari Bruno Fernandes, mengirim umpan terobosan yang mengarah ke kaki Cavani, dengan dingin, striker berusia 34 tahun tersebut mampu melakukan finishing, dan mencatatkan namanya di papan skor untuk membawa United unggul dengan defisit dua gol.
"Mereka tampil bagus saat dimainkan bersama, mereka saling menghormati satu sama lain," kata Solskjaer dilansir Khelnow.
"Para pemain muda kami harus belajar dari Ronaldo dan Cavani. Kerja keras dan kualitas mereka luar biasa di lapangan," lanjutnya.
Ya, keputusan Solskjaer untuk memasang dua striker gaek tersebut memang memberikan impact spontan dalam urusan menyerang Setan Merah.
Pergerakan tanpa bola mereka di depan membuat barisan pertahanan Spurs kelimpungan, mereka juga memudahkan Bruno untuk menambah pundi-pundi assistnya, gol dari Ronaldo semalam adalah hasil dari umpan matang sang playmaker.
Sementara itu, Manchester United juga lebih menitikberatkan sayap kiri untuk menyerang.
Dilansir Whoscored, sebanyak 51% serangan United berlangsung dari sayap kiri. Solskjaer mengandalkan Luke Shaw dan Cristiano Ronaldo, hingga Bruno Fernandes yang aktif bergerak ke kedua sayap dari lini tersebut.
Keputusan Solskjaer untuk lebih menyerang dari sisi kanan cukup rasional, Luke Shaw lebih baik dalam urusan menyerang ketimbang Wan-Bissaka yang berada di wing back kanan, akurasi crossing pun Shaw lebih unggul.
Keberadaan Wan-Bissaka di sisi kanan lebih difungsikan sebagai pemutus serangan Spurs, Son Heung-min yang berhadap bersama Wan-Bisakka dibuat mati kutu dalam pertandingan semalam.

Tiga bek sejajar yang dipasang Solskjaer juga memberikan performa gemilang. Victor Lindelof, Raphael Varane, dan Harry Maguire mampu memberi rasa aman kepada De Gea untuk lebih bersantai berada di bawah mistar gawang.
Ketiga bek tersebut melakukan blocked shots sebanyak 4 kali, clearances sejumlah 25 kali, serta 7 kali interceptions. Aspek-aspek bertahan tersebut mampu membuat gawang United terhindar dari kebobolan bahkan shots on target.