Selasa, 30 September 2025

Super Pandit

Bagaimana Jika Seri Kedua BRI Liga 1 Menggunakan VAR?

Untuk minimalisir kesalahan wasit dan untuk meningkatkan kualitas liga, seharusnya PSSI segera mulai menerapkan penggunaan VAR di seri kedua Liga 1 BR

Penulis: deivor ismanto
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pesepak bola Persik Kediri, Ok John (kedua kanan) berusaha melewati adangan pesepak bola PSS Sleman pada laga lanjutan BRI Liga 1 2021-2022 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/10/2021) sore. Pertandingan berakhir imbang dengan skor 0-0. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Seri pertama BRI Liga 1 2021/2022 menghadirkan sejumlah kontroversi, terutama berkaitan dengan kinerja wasit di lapangan.

Di laga pembuka antara Bali United melawan Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Karno pada (27/8/2019).

Keputusan wasit mengesahkan penalti Persik yang dieksekusi oleh striker mereka, Youssef Ezzejjari ramai diperbincangkan.

Sebab, jika dilihat dari tayangan ulang, penalti dari Youssef haruslah diulang.

Alasannya, karena bek Bali United, Willian Pacheco sudah masuk ke dalam kotak sebelum Ezzejjari mengeksekusi bola.

Baca juga: Plus Minus Persija Jelang Seri II BRI Liga 1, Lini Bertahan Lengah & Rapuh, Kekompakan Tim Progres

Baca juga: 8 Hari Lagi Seri II BRI Liga 1, Gelandang Asing Persib Bandung Genjot Latihan Fisik

Wasit yang bertugas, Yudi Nurcahya, membiarkan permainan tetap berjalan, Padahal, menurut aturan FIFA, wasit harus mengulang penalti tersebut.

Keputusan kontroversial dari wasit Liga 1 juga terjadi pada laga Persipura Jayapura melawan Persita Tangerang di Stadion Pakansari, pada Sabtu, (28/8/2021).

Saat itu, wasit yang bertugas, Fariq Hitaba menganulir gol Persita yang dicetak oleh striker mereka, Ahmad Nur Hardianto karena dianggap offside.

Padahal jika ditinjau dari tayangan ulang, posisi Hardianto tidaklah offside, striker berlabel timnas itu berada di belakang dua bek Persipura sebelum menerima bola muntah dari sontekan Irsyad Maulana.

Keputusan kontroversial selanjutnya terjadi saat laga Persela Lamongan kontra Persiraja Banda Aceh di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (28/8/2021).

Striker Persela, Ivan Carlos dianggap melakukan pelanggaran terhadap gelandang Persiraja, Subhan Fajri.

Ivan Carlos dihitung oleh wasit telah melakukan pelanggaran keras terhadap Subhan Fajri, padahal jika dilihat dari tayangan ulang, striker Persela asal Brasil tersebut tak menyentuk subhan sama sekali.

Selebrasi perayaan gol Ivan Carlos saat Persela Lamongan mengalahkan Persipura pada pekan kedua BRI Liga 1 2021 di Stadion Wibawa Mukti, Jumat (10/9/2021).
Selebrasi perayaan gol Ivan Carlos saat Persela Lamongan mengalahkan Persipura pada pekan kedua BRI Liga 1 2021 di Stadion Wibawa Mukti, Jumat (10/9/2021). (instagram @perselafc Sudah Diverifikasi)

Namun, wasit yang bertugas, Armyn Dwi Suryathin, langsung mengganjar Ivan Carlos dengan kartu kuning, jelas keputusan wasit tersebut membuat sang pemain kebingungan.

Itu adalah tiga contoh keputusan kontroversial nan aneh yang dilakukan oleh jajaran wasit di Liga 1 BRI seri pertama.

Ketiga-tiga adalah keputusan penting dari peraturan penalti, penerapan offside, dan pemberian kartu terhadap pemain.

Jelas keputusan-keputusan aneh tersebut sangat merugikan klub dan pemain yang berlaga.

Bagaimana jika seri kedua BRI Liga 1 mengunakan VAR?

Untuk minimalisir kejadian serupa dan untuk meningkatkan kualitas liga, seharusnya PSSI segera mulai menerapkan penggunaan Video Assistant Referee (VAR) di seri kedua Liga 1 BRI.

VAR diciptakan untuk mengurangi keputusan-keputusan wasit yang dianggap kontroversial, terutama terkait dengan offside, handball, penalti, atau pelanggaran yang terlewat.

Penggunaan VAR merupakan metode yang pertama kali diimplemantasikan FIFA pada Piala Dunia 2018 di Rusia dan terus digunakan hingga sekarang, baik di sepak bola asia ataupun eropa.

Penggunaan VAR jelas dapat membantu kinerja tiga wasit dilapangan agar mampu memimpin jalannya pertandingan dengan adil dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jika membandingkan dengan liga tetangga di asean, jelas Indonesia telah tertinggal. Thailand, Vietnam, dan Malaysia, ketiga liga di negara tersebut sudah menggunakan teknologi VAR sejak lama.

Meskipun banyak terjadi kendala hingga beberapa kali berakibat pada pembatalan.

Namun setidaknya, keinginan untuk memperbaiki kualitas wasit dan liga terpancar dari federasi mereka yang begitu antusias dengan menerapkan teknologi VAR.

PSSI sebagai federasi yang berwenang sebenarnya telah membeberkan rencana untuk menerapkan teknologi VAR di Liga Indonesia.

Namun, dilansir dari laman resmi PSSI, rencana tersebut dibatalkan dengan alasan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh PSSI.

Sejauh ini wasit di kompetisi Liga 1 Indonesia baru dibantu oleh dua alat yakni handsfree dan vanishing spray.

Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Albert adalah orang yang paling bersuara mengenai pentingnya penggunaan VAR di BRI Liga 1 Indonesia.

Robert Rene Alberts.
Robert Rene Alberts. (persib.co.id)

Melalui akun Instagramnya, pelatih asal Belanda itu memposting sebuah rekaman gol Persib yang dianulir beserta caption.

"Bagaimana menurut kalian? Onside atau offside? VAR bisa menjadi solusinya. Bagus.,"

Namun, sampai saat ini belum ada pembicaraan lagi dari pihak PSSI dan PT LIB untuk menerapkan VAR di BRI Liga 1 Indonesia.

Padahal melihat dari banyaknya keputusan wasit yang merugikan, VAR sangatlah dibutuhkan untuk membatu wasit bekerja lebih adil di lapangan.

Dengan memanfaatkan teknologi VAR, nantinya wasit di lapangan akan dibantu oleh wasit-wasit yang bekerja di belakang layar.

Wasit-wasit inilah yang akan memberi masukan pada wasit utama bila dirasa terdapat kejadian yang perlu ditinjau ulang. 

Nantinya wasit-wasit akan bekerja di ruangan khusus dengan sudut pandang kamera dari berbagai arah.

Pun dengan wasit yang bertugas di lapangan, nantinya monitor akan diberi di pinggir lapangan untuk membantu wasit utama meninjau keputusan yang sudah atau akan dibuat.

Dengan begitu, keputusan wasit dapat dibantu dan ditinjau ulang oleh bantuan VAR.

Namun, dalam penerapannya, tidak semua pelanggaran memerlukan bantuan teknologi tersebut.

Jika wasit merasa pelanggaran yang terjadi sudah dianggap jelas dan yakin dengan keputusan yang diambilnya, VAR tidak diperlukan lagi.

VAR digunakan jikalau wasit merasa ada kejanggalan dalam keputusan yang sudah ia ambil.

Dengan adanya VAR, maka berbagai keputusan aneh dan kontroversi yang dibuat oleh wasit BRI Liga 1 akan berkurang bahkan tidak ada.

(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved