Liga Italia
Polemik Inter KW, Tim Paling Sadis di Liga Italia yang Kekuatannya Dilucuti AC Milan hingga Juventus
Masalah baru bagi Inter KW alias Atalanta yang kekuatan tempurnya rawan dilucuti oleh AC Milan, Inter Milan hingga Juventus di Liga Italia.
TRIBUNNEWS.COM - AC Milan, Juventus hingga Tottenham Hotspur menjadi 'pelaku' utama atas dilucutinya kekuatan Inter KW.
Inter KW adalah julukan lain bagi klub Liga Italia asal Bergamo, Atalanta.
Sebagaimana yang diketahui, sudah tiga musim terakhir ini Atalanta menyandang status tim paling sadis.
'Sadis' dalam konteks ini ialah kemampuan La Dea (julukan Atalanta) dalam mengoyak jala setiap lawan-lawannya.
Baca juga: Ide AC Milan Ciptakan Aroma Arsenal di Skuat Stefano Pioli, Pertemuan Giroud dengan Si Kaki Kaca
Baca juga: Transfer Liga Italia - Trilogi Lukaku Libatkan Inter, Chelsea, dan Atalanta, Zapata jadi Opsi

Musim 2018/2019, Atalanta mampu menunjukkan taringnya sebagai tim kuda hitam. Mampu finis di posisi tiga di klasemen akhir, La Dea juga membubuhkan torehan gol terbanyak, yakni 77 lesakan.
Satu musim kemudian, taji tim besutan Gian Piero Gasperini tersebut tidak berkurang bahkan justru semakin menjadi.
Duvan Zapata dkk mengemas 98 gol dari 38 pertandingan yang mereka lakoni.
Inter KW kembali mempertahankan statusnya pada musim lalu dengan membukukan 90 gol. Satu lebih banyak ketimbang peraih Scudetto 2020/2021, Inter Milan.
Atalanta menjelma menjadi kekuatan yang tak pantas dipandang remeh dalam perebutan Scudetto.
Bahkan julukan 'bukan semabarang kuda hitam' diberikan kepada Sang Dewi (arti La Dea).

Mereka dalam beberapa musim terakhir mampu masuk jajaran the big five di klasemen akhir Serie A.
Atalanta sukses mengalahkan tim-tim sekaliber Udinese, AS Roma, Napoli dan Fiorentina.
Tak pelak banyak kalangan yang memprediksi bahwa La Dea pada musim 2021/2022 bisa menjadi kandidat dalam perebutan Scudetto Liga Italia.
Di bawah asuhan Gian Piero Gasperini, Atalanta sukses mendobrak 'tradisi' lama sepak bola Italia yang mengandalkan pertahanan solid.
Tepat sekali, La Dea menunjukkan perkembangannya sebagai tim dengan intensitas penyerangan yang ugal-ugalan.