Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts Pertanyakan Penundaan Liga 1 2021

TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, sangat menyayangkan adanya penundaan Liga 1 2021.

Apalagi dengan musim lalu yang dibatalkan, membuatnya makin bertanya, mengapa Liga 1 saat ini masih ditunda.

Sedangkan menurut pelatih asal Belanda ini, Liga-liga lain di luar sana sudah berjalan.

Untuk itu, Robert Alberts menilai, pihak berwenang berdisuksi dengan orang yang berkecimpung di sepak bola.

Baca juga: Curhatan Pemain Bertahan Persib, Mulai Menu Latihan hingga Omzet Bisnis Restoran yang Anjlok

Baca juga: Berkah Gabung Persib Bandung, Hubungan Persahabatan Dua Pemain Ini Semakin Akrab

Dikutip dari Tribun Jabar, Robert Alberts, menyebut tahun 2017 sebagai momentum kebangkitan sepak bola Indonesia setelah dihukum FIFA selama 2 tahun

Kala itu, PSSI di bawah arahan ketua umumnya, Edy Rahmayadi membentuk sebuah kompetisi baru dengan nama Liga 1.

Pemain-pemain kelas dunia pun didatangkan oleh klub dengan status marquee player.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari menarik minat sponsor serta meningkatkan kualitas kompetisi.

"Ketika liga dimulai lagi pada 2017 lalu, saya melihat ada harapan, ada kesempatan dan banyak hal yang memikat seperti Essien datang ke sini,

Orang-orang mulai banyak membicarakan sepak bola Indonesia, membuka mata dunia terhadap sepak bola Indonesia," ujar Robert saat dihubungi awak media, Senin (19/7/2021).

Sebagai orang yang jatuh cinta dan peduli dengan sepak bola Indonesia, Robert merasa ada tanggung jawab untuk memastikan Liga 1 tetap berjalan.

Namun tiga tahun kemudian atau tepatnya saat Liga 1 2020 bergulir, pandemi Covid-19 mewabah diseluruh dunia termasuk Indonesia.

Hal ini membuat Liga 1 2020 terpaksa dibatalkan.

Liga 1 2021 yang seharusnya mulai bergulir 9 Juli lalu pun ditunda karena pandemi Covid-19 tidak banyak berubah di Indonesia.

"Pertanyaannya adalah, kenapa pihak otoritas masih menghentikan liga.

"Yang mana di negara-negara lain di dunia sudah mulai menggulirkan lagi liga dan olahraga profesional lainnya, itu yang menjadi isu besarnya," ucapnya.

Mantan pelatih PSM Makassar ini mengungkapkan, seharusnya pihak berwenang mendengarkan suara dari orang-orang yang berkecimpung di sepak bola Indonesia.

Sebab selama tidak adanya kompetisi, orang-orang ini lah kata Robert yang harus mengalami penderitaan.

"Bahwa masyarakat di sini tidak siap untuk berdiskusi dan tidak terbuka mendengar masukan dari para pakar soal bagaimana mengimplementasikan sepak bola atau olahraga lain di bawah situasi tertentu.

"Di seluruh dunia, itu bisa diselesaikan dan itu yang menjadi pemikiran saya setiap saat," katanya.

(Tribunnews.com/Gigih) (Tribunjabar.id/Ferdyan Adhi Nugraha)