Kualifikasi Piala Asia U23
Mengukur Peluang Shin Tae-yong Bawa Timnas U-23 Indonesia Ukir Sejarah Lolos ke Piala Asia U-23
Sejak turnamen ini berlangsung pertama kalinya pada 2013 silam, Indonesia memang belum pernah lolos babak kualifikasi.
Akan tetapi, Shin hanya bertugas sementara karena kursi pelatih kepala kemudian diisi nahkoda Jerman, Uli Stielike.
Akibat penujukkan tersebut, Shin pun harus tersisih dan terpaksa menganggur lagi setahun.
Secercah harapan muncul ketika dirinya kembali dipercaya menangani timnas Korea Selatan, namun kali ini sebagai pelatih timnas U-23.
Berawal dari sini, karier Shin Tae-yong kemudian berkembang begitu pesat.
Lewat racikan tangan dinginnya, timnas U-23 Korea Selatan menjelma menjadi tim menakutkan.
Baca juga: Media China Sebut Timnas U-23 Indonesia Lebih Kuat dari Vietnam di Kualifikasi Piala Asia U-23 2022

Selama menukangi timnas U-23 Korea Selatan dalam 17 pertandingan, Shin hanya mengalami satu kekalahan.
Puncaknya, ia berhasil membawa timnas Korea Selatan melaju hingga babak final Piala Asia U-23 tahun 2016.
Sayangnya, pada laga sakral tersebut, timnas Korea Selatan harus menelan kekalahan dari rival abadinya, timnas Jepang.
Shin Tae-yong dan anak asuhnya sebenarnya unggul dua gol lebih dulu sebelum Jepang membalikkan keadaan menjadi 2-3.
Baca juga: Indonesia di Grup Berat, Vietnam Sebut Gabung Grup Enteng di Kualifikasi Piala Asia U-23 2023
Fakta menarik, tim asuhan Shin Tae-yong kala itu menjadi pengubur mimpi timnas U-23 Indonesia lolos dari babak kualifikasi.
Timnas Indonesia besutan Aji Santoso yang tergabung dalam Grup H sejatinya berpeluang besar melaju ke putaran final.
Indonesia dan Korea Selatan sama-sama mengumpulkan enam poin.
Pada laga terakhir sekaligus penentu, Indonesia dipaksa menyerah atas Korea Selatan dengan skor telak 0-4.
Meski mengantongi enam poin, Indonesia tetap gagal dalam perebutan peringkat kedua terbaik.
Keberhasilan Shin Tae-yong bersama timnas U-23 Korea Selatan kemudian membawanya dipercaya menahkodai timnas senior Korea Selatan di Piala Dunia 2018.