Liga Italia
Tugas Dobel Massimiliano Allegri, Pulihkan Identitas Juventus dan Semangat Grinta Italia
Massimiliano Allegri dikejar deadline, dua tugas utama telah menantinya bersama Juventus, yakni memulihkan semangat grinta dan regenrasi pertahanan.
TRIBUNNEWS.COM - Gelaran Liga Italia musim 2021/2022 dprediksi makin menarik dan berwarna sehubungan dengan kembalinya sejumlah Allenatore (pelatih) kesohor.
Satu di antaranya ialah Massimiliano Allegri, di mana bekas pelatih AC Milan tersebut kembali ke pangkuan Juventus.
Tepat sekali, perpisahan Juventus dengan Andrea Pirlo membuat seorang Massimiliano Allegri kembali ke posisi lamanya.
Harapan Juventus dan Juventini membumbung tinggi kepada Massimiliano Allegri.
Baca juga: Arsenal Siap-siap Dibuat Patah Hati, Locatelli Lebih Pilih Bermain di Turin dengan Juventus
Baca juga: Bek Juventus, Leonardo Bonucci Dedikasikan Trofi Euro 2021 untuk Paulo Rossi

Mantan juru taktik Rossoneri tersebut memiliki pengalaman yang manis bersama klub asal Turin.
Ia menjadi satu di antara juru taktik yang turut serta membantu Bianconeri mempertahankan dominasi merajai Serie A Liga Italia selama sembilan musim beruntun.
Ekspektasi tinggi jelas dibebankan kepada pundak sang Allenatore.
Ia diharapkan mampu mengembalikan identitas Juventus yang 'tercoreng' setelah kegagalan di musim lalu mempertahankan titel juara Serie A.
Musim 2020/2021 menjadi tahun yang kurang mengenakkan bagi Si Nyonya Tua setelah mereka gagal menjadi juara dan harus rela melihat trofi Scudetto 'ngandang' ke lemari juara Inter Milan.

Lantas, apa yang menjadi tugas dobel seorang Massimiliano Allegri bersama Juventus?
Dilansir dari laman JuveFC, tugas pertama ialah mengembalikan identitas Bianconeri.
Juventus terkenal dengan semangat Grinta Italia-nya.
Grinta adalah tradisi klub. Bentuk loyalitas para pemainnya ini pun menjadi sumber awal bagaimana grinta, atau etos kerja untuk tidak menyerah sampai pertandingan berakhir, bisa muncul dalam setiap pemain yang berseragam bianconero.
Grinta itu tentunya tidak hadir jika sang pemain lebih memikirkan kesebelasan lain.
Motivasi seorang individu yang terganggu, tentunya tidak bisa menghasilkan grinta atau semangat tim secara menyeluruh.