Euro 2020
Peran Fullback di Euro 2020, Kegemilangan Spinazzola, Dumfries, Kimmich hingga Tripper Jadi Kunci
Peran fullback di Euro 2020, Kegemilangan Spinazzola, Dumfries, Kimmich hingga Tripper menjadi kunci
TRIBUNNEWS.COM - Dalam gelaran Euro 2020, pelatih atau Manajer Timnas yang berlaga memiliki formasi andalannya sendiri-sendiri.
Di Euro 2020 kali ini, mayoritas menggunakan skema serupa, 4-3-3, keuntungannya dalam transisi menjadi alasan mengapa skema ini kerap digunakan.
Selain itu, ada 3-4-3, yang juga menjadi pilihan seperti yang dilakukan Frank de Boer di Belanda atau Joachim Low di Jerman.
Tetapi, yang terlupakan, adalah skema ini merupakan bentuk akomodasi dari serangan melalui fullback, yang cukup efektif di Euro 2020.

Baca juga: Euro 2020: Inggris Ibarat Saudara Kembar Manchester United, Main Buruk tapi Efektif
Mulai dari Leonardo Spinazzola di Italia, Joshua Kimmich di Jerman dan Denzel Dumfries di Belanda, fullback berubah menjadi sesuatu yang sangat krusial dalam menyerang dan mencetak angka.
Frank De Boer menghadapi tentangan karena penggunaan tiga bek di timnas Belanda, tetapi 3-4-1-2-nya sejauh ini berhasil.
Belanda lolos sebagai juara grup dengan menyapu bersih laga dengan kemenangan.
Melawan Ukraina di laga pembuka, Denzel Dumfries menusuk ke daerah lawan, Dumfries bahkan menjadi pemain Belanda dengan tusukan terbanyak di sepanjang laga tersebut.
Tapi yang paling mengesankan sejauh ini adalah Italia, yang memenangkan semua tiga pertandingan grup tanpa kebobolan.

Baca juga: Jelang Italia vs Austria Euro 2021 - Marko Arnautovic Tak Takut Hadapi Kokohnya Bek Gli Azzurri
Baca juga: Sinar Kegemilangan Armada Inter Milan di Euro 2020: Kegarangan Lukaku, De Vrij Solid
Sambil menekan dalam 4-3-3 dan bek kiri mereka, Leonardo Spinazzola, bermain dengan sangat apik.
Lini tengah, dengan Jorginho memegang dan mendistribusikan dari dalam, Nicolò Barella menciptakan ruang dan Manuel Locatelli (yang mungkin menggantikan Marco Verratti) bolak-balik di antara ketiganya.
Italia memiliki harmoni yang menyenangkan dan ditambah dua penyerang yang tidak ragu bermain melebar.
Didier Deschamps mencoba formula serupa dalam laga menghadapi Portugal, namun, cideranya Digne, memaksa Rabiot mengisi posisi fullback.
Di Inggris, ada Kieran Trippier dengan tugas barunya sebagai fullback kiri, posisi yang hanya pernah dimainkannya sebanyak tiga kali di semua tim.
Apa alasan Southgate? tujuannya mengantisipasi penyerang sayap yang inverted.
Artinya, meskipun peneyrnag tersebut di kiri, kaki dominannya adalah kanan.
Sehingga membuat pemain lebih sering melakukan cutting inside, atau direct ball tajam yang berbahaya.
Itulah kenapa Trippier diletakkan di posisi bek kiri, dan sejauh ini, bek Atletico Madrid sukses menjalankan tugasnya dengan baik.

Baca juga: 16 Besar Euro 2020: Fullback Italia Sebut David Alaba Sebagai Kekuatan Utama Austria
Baca juga: EURO 2020: Ini Empat Rahasia Sukses Timnas Italia Bisa Menembus Babak 16 EURO 2020
Sedangkan di Jerman, pemain multi posisi, Joshua Kimmich, menjadi ancaman lain di lini serangan Der Panzer.
Dalam laga menghadapi Portugal, terbukti, serangan Jerman benar-benar hidup di sisi kanan serangan, memaksa Portugal bertahan cukup dalam di daerahnya.
Sedangkan Kimmich, sangat leluasa membangun serangan, kecepatannya dan detriminasinya, sukses menghentikan aliran bola ke Bruno Fernandes atau Cristiano Ronaldo.
Menarik melihat di Babak 16 Besar, mampukah peran fullback menjadi kunci bagi masing-masing negara?
Atau permainan pragmatis disiplin ala Swedia dengan 4-4-2 nya justru bisa mencuri kelemahan fullback yang kerap terlambat dalam serangan balik?
(Tribunnews.com/Gigih)