Ricky Yacobi Meninggal Dunia
Fakta-Fakta Seputar Serangan Jantung, Silent Killer yang Menyergap Ricky Yacobi di Lapangan
Serangan jantung memiliki julukan silent killer, lantaran banyaknya orang yang tak sadar akan gejala penyakit tersebut dan langsung meninggal
TRIBUNNEWS.COM - Duka menyelimuti dunia persepakbolaan tanah air.
Legenda sepakbola tanah air, Ricky Yacobi meninggal seusai mengalami serangan jantung di lapangan hijau.
Mantan striker Timnas Indonesia dan PSMS Medan itu meninggal di usia 57 tahun.
Almarhum sempat mencetak gol sebelum terjatuh dan tak sadarkan diri.
Ricky Yacobi hanya satu dari banyak orang yang mengalami serangan jantung dan meninggal.
Dikutip dari who.int, World Health Organization pada 2017 lalu menyebutkan penyakit jantung adalah penyebab pertama kematian di dunia.
Diperkirakan 17,9 juta orang meninggal karena penyakit jantung pada tahun 2016, mewakili 31 persen dari semua penyebab kematian di dunia.
BACA: Kena Serangan Jantung? Sekonglomerat Apapun, Anda Tetap Butuh Dokter Lokal
Silent Killer
Dokter ahli spesialis jantung, dr Dasaad Mulijono kepada Tribunnews beberapa waktu lalu menjelaskan satu di antara hal yang membuat penyakit ini begitu berbahaya adalah penyakit jantung yang dapat menyerang siapapun, baik atlet, olahragawan, atau bahkan dokter jantung sekalipun.
Hal lain yang tak kalah mengerikannya dari penyakit ini adalah banyaknya orang yang tidak sadar akan gejala penyakit tersebut.
Hal itu yang membuat penyakit ini memiliki julukan silent killer, lantaran banyaknya orang yang tak sadar akan gejala penyakit tersebut dan langsung meninggal saat disergap serangan .
“Jangan main-main dengan penyakit jantung, akibatnya bisa fatal. Lebih mengerikan lagi, kerap seseorang tidak merasakan gejala-gejala penyakit jantung seperti cepat lelah saat naik beberapa anak tangga. Pas kena, bisa langsung meninggal kalau penangannya tidak tepat. Lha wong dengan penanganan cepat dan tepat saja bisa lewat, bagaimana yang tidak?” paparnya dr Dasaad.
Perlu Penanganan Cepat
Cepatnya penanganan serangan jantung, kata dr Dasaad, amat diperlukan minimal 6 jam pascaserangan.
Hal ini guna meminimalisir kerusakan pada otot-otot jantung karena kekurangan oksigen saat serangan terjadi.
Tanpa adanya intervensi, otot-otot jantung yang tidak bisa bergenerasi itu akan rusak sekira 80 persen pascaserangan.
Lebih dari itu, otot-otot jantung akan rusak sekira 90 persen pada 6 sampai 12 jam setelah serangan, dan otot akan rusak keseluruhan setelah 12 jam sampai 24 jam usai serangan bila tidak ada tindakan.
“Makanya orang yang kena serangan jantung harus cepat dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan intervensi. Otot jantung tak bisa beregenerasi, kalau itu terjadi kemungkinan akibatnya adalah kematian atau jantungnya rusaknya,” papar dr Dasaad.

Untuk mengetahui sumbatan yang ada di pembuluh darah jantung (coroner), ungkapnya, ada beberapa metode yang saat ini digunakan. Mulai dari ECG/EKG, treadmill, cardiac multi slice CT Scan (MSCT), hingga kateterisasi.
“Yang akurasinya mendekati sempurna adalah kateterisasi, hampir 100 persen atau gold standard. Kalau EKG akurasinya hanya 30 sampai 40 persen, treadmill akurasinya mencapai 40 persen hingga 60 persen, dan MSCT dengan akurasi mencapai 80 persen hingga 90 persen,” jelasnya.
Dia menambahkan, selain faktor genetik dan keturunan, pola hidup dan gaya makan seseorang, serta stres menjadi faktor-faktor penyebab penyakit jantung koroner .
“Karena itu penting sekali untuk melakukan check-up, saya sarankan mulai umur 35-36 tahun. Banyak orang menganggap salah gejala penyakit jantung, ‘saya gak sesak kok, gak sakit dada kok’ padahal bukan itu indikasinya. Begitu kena, seperti maag, lemas, orang bilangnya angin duduk. Padahal itu kena serangan jantung,” jelas dr Dasaad.
Selain penjelasan tersebut, berikut fakta-fakta terkait serangan jantung dirangkum Tribunnews dari Medical News Today :
1. Definisi
Serangan jantung adalah keadaan darurat medis di mana pasokan darah ke jantung menjadi tersumbat.
Kondisi ini sering terjadi sebagai akibat dari bekuan darah.
Serangan jantung memiliki beberapa istilah lain, seperti infark miokard, infark jantung, dan trombosis koroner.
Infark adalah kondisi ketika pasokan darah ke suatu daerah terputus dan jaringan di daerah itu mati.
Serangan jantung sering disamakan dengan henti jantung.
Keduanya memang tergolong dalam kedaruratan medis.
Namun, serangan jantung adalah penyumbatan arteri yang menuju ke jantung.
Serangan jantung melibatkan jantung yang menghentikan pemompaan darah ke seluruh tubuh.
Sehingga, serangan jantung dapat menyebabkan henti jantung.
2. Penyebab

Berikut faktor-faktor yang dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung :
- Umur: Serangan jantung lebih mungkin terjadi ketika seorang pria berusia di atas 45, dan wanita berusia di atas 55.
- Angina: Menyebabkan nyeri dada karena kekurangan oksigen atau suplai darah ke jantung.
- Kadar kolesterol tinggi: Meningkatkan kemungkinan pembekuan darah di arteri.
- Diabetes: Meningkatkan risiko serangan jantung.
- Makanan: Misalnya, mengonsumsi lemak jenuh dalam jumlah besar dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung.
- Genetik: Seseorang dapat mewarisi risiko serangan jantung yang lebih tinggi.
- Operasi jantung: Dapat menyebabkan serangan jantung di kemudian hari.
- Hipertensi: Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan tekanan yang tidak perlu pada jantung.
- Obesitas: Kelebihan berat badan yang signifikan dapat memberi tekanan pada jantung.
- Serangan jantung sebelumnya.
- Merokok: Perokok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi daripada yang tidak merokok.
- HIV: Orang yang HIV-positif memiliki risiko 50 persen lebih tinggi.
- Stres kerja: Mereka yang pekerja shift atau memiliki pekerjaan yang penuh tekanan dapat menghadapi risiko serangan jantung yang lebih tinggi.
3. Gejala

Serangan jantung memiliki gejala yang jelas dan membutuhkan perhatian medis segera.
Perasaan tertekan, sesak, dan sakit di dada atau lengan yang menyebar ke leher, rahang, atau punggung bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami serangan jantung.
Berikut adalah kemungkinan tanda dan gejala serangan jantung yang terjadi :
- Batuk
- Mual
- Muntah
- Nyeri dada, dada seolah diremas
- Pusing
- Sesak napas atau dispnea
- Wajah tampak abu-abu
- Perasaan takut bahwa kehidupan akan berakhir
- Merasa buruk
- Gelisah
- Berkeringat
Perlu diketahui, mengubah posisi badan tidal mengurangi rasa sakit akibat serangan jantung.
Rasa sakit yang dirasakan seseorang biasanya konstan.
Namun, rasa sakit tersebut terkadang bisa datang dan pergi.
4. Tanda peringatan
Serangan jantung bisa berakibat fatal.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan bahwa serangan jantung sedang terjadi.
Selain gejala-gejala yang dipaparkan di atas, ada empat tanda peringatan menurut American Heart Association (AHA) sebagai tanda-tanda penting bahwa serangan terjadi.
Di antaranya adalah :
- Ketidaknyamanan, tekanan, atau rasa sesak di dada yang berlangsung beberapa menit, atau hilang kemudian kembali
- Rasa sakit atau tidak nyaman pada lengan, leher, punggung, perut, atau rahang
- Napas pendek secara tiba-tiba
- Tanda-tanda lainnya dapat berupa keringat dingin, perasaan sakit atau mual, atau pusing.
Ketika seseorang memiliki gejala-gejala di atas, segera panggil ambulans atau petugas medis.
Baca: Ashraf Sinclair Meninggal, Terbilang Masih Muda & Rajin Olahraga, Mengapa Bisa Serangan Jantung?
5. Komplikasi

Ada dua jenis komplikasi yang bisa terjadi setelah serangan jantung.
Kedua komplikasi yakni komplikasi kangsung dan komplikasi yang terjadi kemudian.
Berikut daftarnya.
Komplikasi langsung
- Aritmia: jantung berdetak tidak teratur, baik terlalu cepat atau terlalu lambat.
- Syok kardiogenik: tekanan darah seseorang menurun tiba-tiba dan jantung tidak dapat mensuplai darah yang cukup bagi tubuh untuk bekerja secara memadai.
- Hipoksemia: kadar oksigen dalam darah menjadi terlalu rendah.
- Edema paru: cairan menumpuk di dalam dan sekitar paru-paru.
- DVT atau deep vein thrombosis: vena dalam dari kaki dan panggul mengembangkan bekuan darah yang menghambat atau mengganggu aliran darah di vena.
- Pecahnya miokard: serangan jantungmerusak dinding jantung, yang berarti peningkatan risiko pecahnya dinding jantung.
- Aneurisma ventrikel: bilik jantung, yang dikenal sebagai ventrikel, membentuk tonjolan.
Komplikasi yang terjadi kemudian
- Aneurisma: jaringan parut menumpuk di dinding jantung yang rusak, menyebabkan pembekuan darah, tekanan darah rendah, dan irama jantung yang tidak normal.
- Angina: oksigen tidak cukup mencapai jantung, menyebabkan nyeri dada.
- Gagal jantung kongestif: jantung berdetak sangat lemah, membuat seseorang merasa lelah dan terengah-engah.
- Edema: cairan menumpuk di pergelangan kaki dan paha, menyebabkan pembengkakan.
- Kehilangan fungsi ereksi: disfungsi ereksi umumnya disebabkan oleh masalah vaskular ataupun depresi.
- Kehilangan libido: hilangnya dorongan seksual dapat terjadi, terutama dalam kasus pria.
- Perikarditis: selaput jantung menjadi meradang, menyebabkan nyeri dada yang serius.
6. Cara Mencegah
Cara terbaik untuk mencegah serangan jantung adalah memiliki gaya hidup sehat.
Langkah-langkah untuk hidup sehat di antaranya :
- Tidak merokok
- Makan makanan seimbang dan sehat
- Banyak berolahraga
- Memperbanyak tidur yang berkualitas
- Mengontrol gula darah
- Mengontrol penggunaan alkohol
- Menjaga kolesterol darah pada tingkat optimal
- Menjaga tekanan darah pada tingkat yang aman
- Menjaga berat badan yang ideal
- Menghindari stres
- Belajar bagaimana mengelola stres
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta-fakta Serangan Jantung, 'Pembunuh' Nomor 1 di Dunia, dari Penyebab hingga Cara Mencegah,