Liga 1
Agar Klub Tidak Merugi, PSSI Terus Lobi Polisi
Sebab, kerjasama dengan sponsor akan putus sehingga klub kesulitan untuk membayar gaji pemain
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT LIB dan PSSI menggelar pertemuan dengan perwakilan klub
Liga 1 dan Liga 2 guna membahas kelanjutan liga yang saat ini masih dalam status penundaan.
Dalam rapat tersebut, hampir sebagian besar perwakilan klub berharap Liga 1 dan Liga 2 bisa bergulir kembali pada November mendatang yang dilandasi dengan berbagai pertimbangan.
Baca juga: Hasil Extraordinary Club Meeting 2020: Seluruh Klub Liga 1 Sepakat Kompetisi Dilanjutkan 1 November
Akan tetapi hingga saat ini Kepolisian Republik Indonesia (Polri) belum memberikan izin.
Bahkan terbaru kepala Divisi Humas Polri, Irjen Argo Yuwono menegaskan tidak akan mengeluarkan izin keramaian.
Baca juga: Liga 1 dan Liga 2 2020 Harus Dilanjutkan, Dirut PT LIB Beberkan Alasannya
Baca juga: Polri Belum Putuskan Berikan Izin Keramaian untuk Kompetisi Liga 1 dan Liga 2
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita mengatakan PSSI hingga saat ini masih berupaya dan berkomunikasi terus dengan Polri terkait izin keramaian untuk Liga 1 dan Liga 2.
“Ya, sedang diupayakan maksimal oleh PSSI,” kata Hadian Lukita saat dihubungi Tribun, Rabu (14/10).
“LIB diminta PSSI untuk merumuskan berbagai kemungkinan, sekarang mulai bekerja,” sambungnya.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan sebelumnya mengatakan bahwa dirinya kini tengah memohon kepada Polri untuk mengeluarkan izin perhelatan Liga 1 dan Liga pada awal bulan depan.
Kasus Covid-19 yang sudah menurun di Jakarta dan nasib dari pemain, pelatih dan pelaku olahraga yang menunggu kepastian Liga diharapkan jadi pertimbangannya.
“Dari awal saya sampaikan, saya memohon kepada pihak pemerintah dan kepolisian
untuk bisa memberikan izin kepada kami satu bulan ke depan yaitu 1 November.
Sekarang sudah kelihatan ada penurunan Covid, parameternya adalah Jakarta sudah
dibuka dari PSBB. Pasti ini akan menjadi kajian dari pihak kepolisian, karena ekspektasi
sepakbola luar biasa, dan memang efek dari penundaan ini besar sekali baik kepada
pelatih, pemain, dan seluruh stakeholder yang berkaitan dengan sepakbola, ada
sponsor dan semua,” jelasnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu juga menyebut apabila liga tak
dilanjutkan dampaknya klub-klub akan merugi.
Sebab, kerjasama dengan sponsor akan putus sehingga klub kesulitan untuk membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial yang telah tertera dalam kontrak.
“Kami mengakomodir keinginan klub untuk bisa melanjutkan liga. Kalau tidak
dilanjutkan kasihan klub. Klub bisa mati, bisa bangkrut,” kata Iwan Bule.
"Tadi saya rapat, saya kembalikan ke mereka. Kalian mau bagaimana? Mereka bilang
yang penting kepastian, ini liga mau lanjut atau berhenti. Tapi mereka sendiri maunya
kalau bisa lanjut saja,” jelasnya.
Jaga Stamina
Para pemain Bhayangkara FC kembali mendapatkan libur dari rutinitas latihan
bersama. Skuat The Guardian diliburkan sejak Selasa (13/10) hingga kumpul kembali pada Senin pekan depan.
Meski dapat jatah libur selama hampir sepekan, Indra Kahfi dkk. tetap diwajibkan untuk menjaga kondisi tubuh mereka.
“Iya kami diliburkan dulu, tapi kami masih harus tetap bisa jaga kondisi,” kata Adam
Alis. Hal senada juga dikatakan oleh Media Officer Bhayangkara FC, Anggra Bratama.
Anggra menyebut bahwa sebagian besar pemain Bhayangkara FC masih berada di
mess.
“Pemain tidak dipulangkan cuma istrihat saja, pemain masih banyak yang tinggal di
mess,” ujarnya.
Sementara itu, dalam unggahan sosial terlihat kiper Bhayangkara FC, Wahyu Tri
Nugroho telah meninggalkan Jakarta dan bertolak ke kampung halamannya.
Begitu juga dengan Dokter Bhayangkara FC, Muhammad Yusuf Zulfikar yang hari ini sudah
berada di Makassar.
Terpisah, skuat Persiraja Banda Aceh telah tiba di Yogyakarta yang jadi home base di
lanjutan Liga 1 2020 pada Minggu 27 September 2020.
Akan tetapi dua hari kemudian 29 September 2020 atau dua hari jelang kick off Liga 1 2020, PSSI mengumumkan lanjutan Liga 1 harus ditunda mengingat belum adanya perizinan dari Polri.
Seluruh peserta Liga 1 pun mulai bingung menyikapinya lantaran tidak ada kepastian kapan
Liga bakal dihelat, begitu juga dengan Persiraja yang memilih tetap bertahan di Yogyakarta sembari menjaga kondisi fisik pemainnya.
Kemudian Selasa (13/10), PSSI dan LIB menggelar rapat bersama perwakilan klub-klub
Liga 1 dan Liga 2.
Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Umum Persiraja, Rahmat Djailani mengaku puas dengan hasilnya lantaran PSSI akan segera komunikasi dengan Polri terkait izin.
Kalau liga dihelat November Persiraja akan tetap berada di Yogyakarta, sebaliknya jika
tak ada izin di November, para pemain Persiraja akan kembali ke Aceh.
“Sekarang kami masih bertahan. Kami masih menunggu saja bagaimana kejelasan Liga 1 bergulir.
Kalau misalnya, dua atau tiga hari kompetisi dipastikan bergulir Desember, ya, pulang
dulu,” kata Rahmad Djailani.
“Tapi, kalau katakanlah kompetisi bergulir November, lantaran PSSI dan PT LIB bisa
meyakinkan Polri, kami masih akan di Yogyakarta,” sambungnya.
Lebih lanjut, Djailani mengatakan bahwa Persiraja siap apabila perubahan format pertandingan.
Seperti diketahui, dalam rapat tersebut sempat tercetus pula opsi untuk mengubah format pertandingan apabila liga tak diberikan izin.
“Kalau Persiraja, apa saja keputusannya, satu putaran, home away, dua wilayah, ada
juga opsinya. Kami ikut saja,” jelasnya. (tribun network/jid/wly)