Liga Inggris
Penyesalan Terberat Nicklas Bendtner yang Gagal Bersinar karena Masalah Gaya Hidup
Mantan penyerang Arsenal, Nicklas Bendtner mengaku sangat menyesal ketika melihat karier sepak bolanya harus gagal lantaran permasalahan gaya hidup.
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM - Mantan penyerang Arsenal, Nicklas Bendtner mengaku sangat menyesal ketika melihat karier sepak bolanya harus gagal lantaran permasalahan gaya hidup.
Penyesalan yang dirasakan Bendtner cukup wajar mengingat ia pernah digadang-gadang menjadi penyerang berkelas di tanah Eropa.
Sejak dipromosikan masuk skuad utama Arsenal mulai tahun 2007, Bendtner sebenarnya mampu tampil cukup bagus dibawah asuhan Arsene Wenger.
Baca: Arsenal Depak Maskot Seusai 27 Tahun Bersama, Mesut Oezil Lakukan Tindakan Mulia
Selama memperkuat Arsenal, Bendtner tercatat mampu tampil dalam 171 laga di semua kompetisi.
Torehan 47 gol dan 22 assist bukanlah catatan yang mengecewakan bagi Bendtner dalam mengawali kariernya di Liga Inggris.
Ketika Arsenal mulai ditinggal oleh para penyerang andalannya seperti Dennis Bergkamp dan Thierry Henry, Bendtner sebenarnya memiliki peluang untuk bisa lebih bersinar.
Hanya saja memang akhirnya ia gagal menunjukkan kualitas terbaiknya setelah mengalami penurunan performa.
Tepat pada bursa musim panas 2011, Bendtner akhirnya dipinjamkan ke Sunderland guna mendapatkan kembali performa terbaiknya.
Bak sudah terlambat, Bendtner gagal mengembalikan performa terbaiknya ketika kembali ke Arsenal.
Baca: Rekor Legenda AC Milan di Liga Champions Bisa Disamai Ronaldo, Seedorf: Saya Tetap yang Pertama
Semenjak itulah karier Bendter seperti terombang-ambing karena harus berpindah ke beberapa klub.
Mulai dari Juventus, Wolfsburg, Nottingham Forest, Rosenborg, dan Copenhagen pernah jadi destinasi karier bagi Bendtner.
Hingga pada akhirnya ia masih belum mempunyai klub setelah kontraknya diakhiri oleh Copenhagen pada awal tahun 2020.
Menyikapi anjloknya karier yang dirasakannya, Bendtner menyebut permasalahan gaya hidup menjadi biang keroknya.
Seandainya ia mampu fokus dalam meniti karier sebagai pesepakbola bukan tidak mungkin Bendtner memiliki nasib yang lebih baik lagi.
Apalagi Bendtner merasa hubungannya dengan Arsene Wenger pada kala itu sangat baik.
