Liga 1
Wani! Daftar Pemain Binaan Persebaya Surabaya yang Menggebrak Pentas Sepakbola Nasional
Slogan Wani! sepertinya tepat menggambarkan betapa para pemain jebolan Bajul Ijo mampu menggebrak pentas sepakbola nasional.
Namun, jika kala itu dia menyerah dengan keadaan, sepak bola Indonesia tidak akan memiliki playmaker handal seperti sekarang ini. Evan Dimas bergabung dengan SSB Suryanaga pada usia sembilan tahun.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke SSB Mitra Surabaya yang dikelola legenda Persebaya, Mursyid Effendi.
Baca: Kronologi Insiden yang Bikin Lionel Messi Jadi Trending Topic Dunia: Kapten Lawan Terbang Memeluk
Baca: Video Lionel Messi Dipeluk Lawan Saat Giring Bola: Lutut Kapten Lawan Sampai Terseret
Kemampuannya berhasil memukau Mursyid Effendi bahkan mantan pemain timnas tersebut menyebutnya sebagai anak ajaib.
Perlahan tapi pasti, Evan Dimas mewujudkan mimpinya menjadi pesepak bola profesional.
Diawali dengan memperkuat sejumlah tim internal Persebaya, Evan lalu memperkuat tim Jawa Timur dalam event nasional hingga akhirnya mendapatkan kontrak profesional.
Kepiawaiannya dalam mengolah si kulit bundar membuatnya sempat diminati beberapa klub luar.
Seperti Brisbane Roar (Australia) dan tim kasta kedua Liga Spanyol, Llagostera serta Espanyol B.
Panggung utama Evan Dimas juga ada di timnas.
Mantan kapten Timnas U-17 tersebut tercatat berhasil mengharumkan Indonesia di beberapa kompetisi kelompok usia.
Evan antara lain pernah menjadi juara HKFA International Youth Invitation 2012 dan 2013 di Hongkong, juara piala AFF U19 2013, medali perunggu SEA Games 2017, medali perak SEA Games 2019, dan runner up AFF Cup 2016.
Baca: Daftar Para Pemain Indonesia yang Merumput di Luar Negeri: Dua Pemain Bermain di Eropa
Baca: Shin Tae-yong Ingin Timnas Indonesia U-19 Latihan di Korea Selatan, PSSI Maunya di Jakarta
Baca: Singgung Klub Malaysia, Pelatih Persib: Indonesia Punya Banyak Talenta Sepakbola, Tapi. . . .
4. Rachmat Irianto

Sebagai putra legenda Persebaya, Bejo Sugiantoro, darah sepak bola mengalir deras dalam diri Rachmat Irianto.
Bakatnya sudah mulai terlihat sejak usia sangat belia.
Dia tercatat turut menjadi bagian timnas Indonesia U13 pada tahun 2013.
Pemain yang biasa disapa Rian memulai kariernya dengan Frenz United pada 2014.
Setelah dua tahun di Malaysia, ia kemudian pulang dan bergabung dengan tim kompetisi Internal Persebaya, Indonesia Muda Surabaya.
Hanya butuh satu tahun bagi Rachmat Irianto untuk bisa mendapatkan kepercayaan Persebaya Surabaya.
Pada 2017 ia resmi bergabung dengan Persebaya Surabaya di usianya yang baru 17 tahun.
Pada waktu sama, dia juga aktif menjadi bagian Timnas Indonesia asuhan Indra Sjafri.
Bahkan kala itu dirinya dipercaya mengemban ban kapten.
Keaktifannya di Timnas Indonesia bahkan membuat pemain yang sekarang berusia 20 tahun tersebut sempat telat menjalani debut bersama tim.
Namun, etos kerja tersebut membuat Persebaya Surabaya berani mengikatnya dengan kontrak jangka panjang.
Di level Timnas. Rachmat Irianto berhasil menjadi juara ketiga Piala AFF U19 2017, juara Piala AFF U22 2019, dan medali perak SEA Games 2019.
Bersama Persebaya Surabaya, dia berhasil mempersembahkan gelar juara Liga 2 2017, runner up Liga 1 2019, runner up Piala Presiden 2019 dan Juara Piala Gubernur Jatim 2020.
Hal yang membuat istimewa adalah gelar-gelar tersebut direngkuh saat usianya belum juga 20 tahun.
5. Mochammad Supriadi

Surabaya seperti tidak pernah kehabisan stok pemain-pemain muda bertalenta.
Salah satu pemain dengan talenta paling cerah kini adalah sang bocah ajaib, Mochammad Supriadi.
Ia lahir dari sebuah keluarga sederhana di daerah Rungkut di timur Surabaya.
Keterbatasan ekonomi keluarga membuat pemain kelahiran 23 Mei 2002 tersebut sempat mengurungkan niatnya untuk menjadi pesepak bola.
Terlebih, ayahnya sempat tidak setuju dengan jalan karier yang dipilih sang pemain.
Beruntung, sang ibu justru mendukung cita-citanya.
Hingga akhirnya dia mampu membuktikan kesungguhan untuk menjadi pemain profesional.
Keterbatasan dan rintangan tersebut menempa Supriadi menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah.
Pemain berusia 18 tahun tersebut memulai kariernya dari SSB Rungkut FC, salah satu tim kompetisi internal Persebaya Surabaya.
Baca: Pelatih Persebaya: Sepakbola Tak Bisa Physical Distancing
Lalu, dia mencoba peruntungannya ke ibu kota. Sayang, dia justru ditipu dan ditelantarkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Kehidupannya mulai membaik setelah teman baiknya mengajak untuk bergabung ke SSB Bina Taruna.
Dari sana dia bertemu dengan beberapa orang yang menjadi pintu gerbang kiprahnya di Timnas Indonesia.
Supriadi bergabung skuad timnas U16 pada tahun 2017, saat kualifikasi Piala Asia U16 asuhan Fachri Husaini.
Bersama pelatih asal Aceh tersebut, Supriadi dan kawan-kawan mencetak sejarah baru dengan lolos ke babak perempat final Piala Asia U16.
Setahun kemudian, ia menjadi pahlawan usai membawa timnas U16 juara Piala AFF U16 2018.
Karena kepiawaiannya, Supriadi terpilih dalam program pembinaan usia dini, Garuda Select dan latihan di Liverpool bersama Tranmere Rovers.
Mimpi menjadi kenyataan pada 2019.
Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-17 tahun, Persebaya Surabaya menyodorkan kontrak profesional.
Supriadi menjalani debut bersama Persebaya Surabaya pada pekan ke-16 liga 1 2019 melawan Persija Jakarta.
Ini menjadikannya pemain termuda sepanjang sejarah Liga 1 dengan usia 17 tahun 3 bulan dan 1 hari saat menjalani debut.
Pada akhir musim Supriadi banyak diperbantukan di Persebaya Surabaya U20. Hasilnya, ia sukses mengantarkan Bajul ijo menjuarai Elite Pro Academy U20 tahun 2019. (Kontributor Bola, Suci Rahayu)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Jebolan Persebaya yang Mengguncang Sepak Bola Indonesia"