Liga 1
Berita Persebaya Surabaya: Selama Ramadhan, Aji Santoso Salurkan Hobi Sebagai Kicau Mania
Situasi itu dimanfaatkan oleh pelatih kelahiran 6 April 1970 untuk menghabiskan dengan merawat burung-burung koleksinya.
"Sekarang hanya tinggal beberapa pasang saja. Sebab saya sendiri fokus 100 persen ke sepak bola."
"Saya khawatir tak bisa konsentrasi ke burung. Jadi untuk sementara ini tak lagi jadi peternak, hanya pehobi," terangnya.
Di sisi lain, hobi memelihara burung ini juga selaras dengan filosofinya sebagai pelatih sepak bola.

"Sama dengan memelihara burung. Menjadi kepuasan tersendiri ketika menemukan burung yang berbakat bagus, dan bisa menjadikannya burung berkualitas. Ini sama seperti filosofi saya sebagai pelatih," imbuhnya.
Mantan pelatih Timnas Indonesia U-23 tersebut memiliki trik jitu untuk menemukan bibit burung berkualitas.
Indikatornya sederhana dengan dilihat dari kicauannya, jika si anak burung ini senang berkicau.
Sementara anakan lainnya masih belum, itu adalah tanda-tanda kalau burung ini punya potensi jadi burung master.
"Kemarin, dalam sebuah kejuaraan di Malang, burung murai saya berhasil menempati peringkat empat."
"Hasil yang bagus mengingat lawannya adalah burung-burung bagus dan mahal. Sedangkan burung saya ini sudah saya rawat sejak anakan," katanya.
Tak hanya mendapatkan medali dalam kejuaraan kicau burung, Aji juga pernah meraup keuntungan puluhan juta setelah burung koleksinya dibeli oleh sesama kicau mania.
"Burung saya pernah laku Rp 50 juta. Itu termasuk murah. Ada seekor burung murai yang harganya Rp 3 miliar. Punya orang Bandung," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Ipunk)