Kenangan Indra Sjafri Juara Piala AFF Bersama Timnas Indonesia U-19
Bagi coach Indra, Piala AFF u-19 pada 2013 memiliki kenangan tersendiri karena prosesnya yang membutuhkan waktu.
TRIBUNNEWS.COM - Indra Sjafrie merupakan pelatih yang dikenal pandai memoles pemain-pemain muda Indonesia.
Beberapa diantaranya yang saat ini menjadi pemain timnas adalah Evan Dimas hingga Egy Maulana Vikri yang merupakan hasil blusukannya di pelosok Indonesia.
Dirinya pun berhasil dua kali menorehkan psrestasi yaitu menjadi juara pada ajang AFF U-19 pada 2013 dan pada 2019 dirinya juga meraih juara bersama timnas U-22.
Bagi coach Indra, Piala AFF U-19 pada 2013 memiliki kenangan tersendiri karena prosesnya yang membutuhkan waktu.
Baca: HUT ke-90 PSSI, Indra Sjafri Ceritakan Kenangan Manis Bersama Timnas Indonesia
Baca: Kurangi Nasi, Ini Menu Makanan Wajib Indra Sjafri di Tengah Pandemi Covid-19

Hal ini dikatakannya saat ditanya mengenai lebih berkesan mana juara AFF bersama Timnas U-19 atau bersama Timnas U-22.
Baginya saat itu, pembentukan tim nasional usia muda tidak sepopuler seperti saat ini.
Banyak pelatih yang tidak mau melatih tim-tim usia muda.
"Lebih berkesan di angkatan Evan Dimas atau yang 2013 karena proses pembentukannya, saat itu, pembentukan tim nasional usia muda ini ga sepopuler sekarang."
"Dulu tidak banyak pelatih yang mau melatih timnas usia muda pasti pelatih yang baru-baru saat itu," jelas Coach Indra saat melakukan siaran langsung di Instagram bersama Kompas.com.
Alasan lainnya adalah karena adanya dualisme kepengurusan serta dukungan federasi dalam hal ini PSSI yang dirasanya tidak sebesar seperti saat ini.
Baca: Indra Sjafri Bakal Dikonsentrasikan Sebagai Direktur Teknik PSSI kata Cucu Soemantri
Baca: AKBP I Nyoman Yogi Hermawan Upayakan Indra Sjafri Jadi Dirtek Bhayangkara FC

"Selain itu, Saat itu ada dualisme kepengurusan dan yang ketiga dukungan dari federasi waktu itu ga seperti sekarang sekarang," imbuhnya.
Sementara kompetisi di usia muda yang tidak seperti saat ini membuatnya memutuskan untuk membangun timnas muda dengan mengadakan blusukan.
"Lalu kompetisi usia muda tidak seperti sekarang ini, makanya akhirnya saya memutuskan membangun tim nasional waktu itu dengan mengadakan blusukan ke daerah-daerah," jelasnya.
Dirinya melakukan blusukan tersebut karena saat itu hanya diberi 58 pemain dari pengurus untuk mengikuti kualifikasi Piala AFC U-16 di Bangkok.

Namun, karena pada saat itu gagal, dirinya pun melakukan evaluasi, dan setelah di evaluasi ternyata para pemain tersebut hanya dari DKI Jakarta dan sekitarnya.