Senin, 6 Oktober 2025

Liga 1

Pelatih PSM Makssar Kritik Kebijakan PSSI Terkait Pemotongan Gaji Pemain

Kritik Pelatih PSM Makssar, Bojan Hodak Terhadap Kebijakan PSSI Terkait Pemotongan Gaji, Jumat (3/4/2020)

Editor: Gigih
Media Officer PSM Makassar
Kritik Pelatih PSM Makssar, Bojan Hodak Terhadap Kebijakan PSSI Terkait Pemotongan Gaji, Jumat (3/4/2020) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pandemi Covid-19 atau virus Corona di seluruh dunia, terkhusus Indonesia memberi dampak luar biasa di berbagai sektor.

Di dunia sepak bola misalnya, nyaris seluruh negara menghentikan semua kompetisi sepakbolanya di tengah jalan, guna menghentikan wabah virus asal Wuhan, Tiongkok ini.

Pelatih PSM Bojan Hodak menyebut masa depan klub sepak bola akan sangat suram jika pandemi Covid-19 terus berlanjut hingga beberapa bulan ke depan.

Menurut Bojan, klub-klub kecil yang membentuk 95 persen sepak bola dunia, bisa saja akan bangkrut, jika liga dihentikan ditinggalkan lebih dari tiga bulan.

Menurutnya, jika industri sepak bola dilanjutkan setelah pandemi ini diatasi, akan memakan waktu antara enam hingga 12 bulan untuk kembali seperti semula.

"Banyak klub di seluruh dunia sudah berjuang. Misalnya klub Slovakia, Zilina, akhirnya bangkrut setelah meminta para pemain untuk memotong gaji 80 persen. Mereka adalah klub Eropa pertama yang masuk ke likuidasi sejak wabah Corona," ujar Bojan dilansir dari wawancaranya dengan New Straits Times.

Mantan pelatih timnas Malaysia U-19 ini memberi contoh lain, di A-League Australia, saat mantan juara Asia Western Sydney Wanderers bersama Newcastle Jets, Adelaide United, Central Coast Mariners, dan Perth Glory memilih untuk memberhentikan para pemain dan staf mereka saat menghadapi Covid-19.

"Di Liga Premier Inggris, klub menginginkan pemain untuk menerima rencana penangguhan upah sementara sebagian besar tim di La Liga, Bundesliga, Serie A dan Ligue memangkas gaji," terangnya.

Bojan mengatakan, pemotongan gaji tidak baik untuk bisnis, karena dalam sepak bola hal itu adalah masalah bertahan hidup, terutama untuk klub-klub kecil.

"Semua klub akan menderita konsekuensi jika tidak ada sepak bola selama lebih dari tiga bulan karena mereka akan kehilangan koleksi gerbang, sponsor dan hak siar," kata Hodak.

“Sepakbola tidak akan sama lagi bahkan setelah Covid-19 diberantas. Klub akan membutuhkan antara enam dan 12 bulan untuk kembali ke jalur finansial," sambungnya.

Menurutnya, klub besar memiliki aset dan dapat mengambil pinjaman untuk bertahan, tetapi Ia tidak yakin dengan klub yang lebih kecil akan dapat bertahan.

"Bank mungkin tidak memberikan pinjaman kepada klub yang lebih kecil. Liga-liga top Asia seperti K-League, J-League dan Chinese Super League memiliki uang dan klub-klub mereka menerima bantuan dari panitia. Namun, saya khawatir tentang liga-liga di Asia Tenggara. Beberapa klub bergantung sepenuhnya atau sebagian pada dana dari pemerintah atau agensi masing-masing," jelasnya.

Ia juga menyebut dana yang dimiliki klub awalnya, sekarang digunakan untuk melawan Covid-19.

“Ini akan menjadi masalah yang lebih besar jika klub-klub ini tidak memiliki banyak sponsor. Dan itu lebih buruk untuk klub yang sudah terlilit hutang. Para pemain mereka akan menderita," pungkasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
6
6
0
0
12
3
9
18
2
Persita
7
4
1
2
9
9
0
13
3
PSIM
7
3
3
1
9
6
3
12
4
Persija Jakarta
7
3
2
2
13
8
5
11
5
Malut United
7
3
2
2
13
10
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved