Liga 2
Kabar Liga 2 - 'Deja vu' PSIM dengan Seto Nurdiyantoro saat Kompetisi Ditangguhkan
'Dejavu' PSIM dengan Seto saat kompetisi musim ini ditangguhkan. Mengingatkejadian tahun 2015 saat Liga Indonesia ditangguhkan FIFA.
TRIBUNJOGJA.COM - PSIM Yogyakarta bak mengalami deja vu seiiring keputusan PSSI menangguhkan sementara pelaksanaan kompetisi musim 2020 akibat mewabahnya Covid-19.
Sebab, pada musim 2015 silam Laskar Mataram yang juga diarsiteki Seto Nurdiyantoro merasakan nasib hampir serupa, tapi bedanya saat itu kompetisi benar-benar batal digulirkan karena alasan force majeure imbas sanksi FIFA akibat dualisme di tubuh PSSI.
Pada 2015, PSIM Yogyakarta yang bermaterikan mayoritas pemain muda harus kecewa lantaran persiapan panjang serta rangkaian uji tanding yang telah dilakoni serasa sia-sia.
Baca: Mengenal Tiga Klub Tertua Liga 2 2020: Persis Solo, PSIM Yogyakarta, hingga PSMS Medan
Saat seluruh pemain dalam kondisi siap tempur dan berada pada momentum tepat untuk merasakan ketatnya kompetisi, justru dipaksa menelan pil pahit lantaran batal digulirkan.
Terasa kian menyesakkan sebab saat itu launching tim pun telah digelar meriah dihadapan ratusan suporter yang memadati komplek Wisma Soeratin, Baciro.
Nah musim 2020 situasinya hampir sama. Suporter Laskar Mataram dalam gairah tinggi menanti racikan jitu sang juru taktik, Seto Nurdiyantoro.
Bukan tanpa alasan jika suporter menaruh ekspektasi tinggi kepada pelatih asal Kalasan ini, terlebih bila menilik catatan apik yang ia torehkan bersama tim tetangga, PSS Sleman.
Meski materi tim tak sementereng musim 2019 lalu, namun kembalinya Seto Nurdiyantoro jelas membawa optimisme yang baru.
Gelandang PSIM Yogyakarta, Raymond Tauntu tak memungkiri jika situasi saat ini bak deja vu baginya yang juga menjadi bagian klub berlogo Tugu Pal putih 2015 silam.
"Terkadang sampai tidak habis pikir. Kok bisa situasinya hampir sama dengan 2015, apalagi saat itu juga dilatih Coach Seto. Situasi tim juga saya rasakan juga hampir sama, seperti keluarga," kata Raymond kepada Tribunjogja.com, Minggu (29/3).
"Tahun 2015 tim PSIM juga tidak dihuni pemain bintang, sama halnya dengan musim 2020 ini. Kalau saya katakan, mungkin materi tim tidak diisi pemain bintang tapi sama-sama ditakuti lawan," imbuh pesepak bola asal Makassar ini.
Lebih lanjut, Raymond mengakui, situasi sulit saat ini bukan hanya menimpa dirinya, namun semua pihak. Ia pun berharap, wabah virus corona yang melanda Indonesia cepat berlalu dan semua kembali normal.
"Saya mewakili seluruh pemain PSIM menyampaikan terima kasih untuk semua orang luar biasa yang bekerja di pelayanan kesehatan, semua tenaga medis yang bekerja keras," kata Raymond.
"Situasi ini harapannya cepat berlalu dan liga segera bergulir lagi. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan yang Maha Kuasa dan senantiasa dianugerahi kesehatan," harapnya.
Kompetisi 2020 Direncanakan Bergulir Kembali 1 Juli 2020