Olimpiade 2021
Dampak Penundaan Olimpiade 2020, PSSI-nya Australia Minta Kebijakan Khusus dari FIFA dan IOC
Federasi Sepak Bola Australia menginginkan FIFA dan IOC untuk meningkatkan batas usia cabor sepak bola pasca penundaan Olimpiade Tokyo.
TRIBUNNEWS.COM - Federasi Sepak Bola Australia menginginkan FIFA dan IOC untuk meningkatkan batas usia cabor sepak bola pasca penundaan Olimpiade Tokyo.
Sebelumnya, pihak penyelenggara secara resmi telah memutuskan penundaan pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 pada tahun depan.
Alasan utama penundaan Olimpiade Tokyo tersebut karena pandemi virus corona.
Mundurnya waktu pelaksanaan Olimpiade tentu membuat kekacauan mulai dari jadwal, tahapan kualifikasi hingga closing ceremony.
Salah satu hal sederhana yang juga menjadi sorotan khususnya bagi cabor sepak bola adalah perihal batasan usia pemain.
Baca: Dua Petinju Turki Positif Corona, Komite Olimpiade Internasional (IOC) Dianggap Ceroboh
Baca: Olimpiade 2020 Jepang Ditunda Hingga Tahun Depan, Sejumlah Atribut Mulai Dibongkar
Dalam ajang Olimpiade biasanya terdapat batasan usia maksimal pemain yang bisa berlaga adalah 23 tahun.
Mundurnya tanggal pelaksanaan Olimpiade setahun tentu membuat para pemain yang kini berusia 23 tahun tidak bisa ikut berpartisipasi dalam Olimpiade jika dihelat tahun depan.
Hal itu membuat persiapan negara-negara yang ikut serta dalam turnamen tentu merasa dirugikan.
Federasi Sepak Bola Australia pun bergegas untuk meminta kebijakan khusus dari FIFA maupun IOC terkait masalah tersebut.
Kepala Eksekutif Komite Australia Matt Carrol dan Kepala Eksekutif FFA James Johnson berencana mengadakan pertemuan dengan FIFA dan AFC membahas hal itu.
"Ini akan memastikan nasib para pemain yang membantu negara melangkah lebih jauh jika dihelat tahun ini, tetapi mungkin mereka juga tidak memenuhi syarat untuk turnamen tahun depan karena batasan usia," ungkap James Johnson, seperti dikutip dari Sportskeeda.
"Padahal mereka memiliki kesempatan untuk mewujudkan impian mereka mewakiliki negara mereka dan menjadi juara Olimpiade," tambahnya.
Pemain yang berusia dibawah 23 tahun pada awal 2020 berhak bermain di ajang Olimpiade.
Selain itu, ada peraturan khusus dimana tim boleh menyertakan tiga pemain yang usianya melebihi umur tersebut.

Sekalipun mereke merupakan pemain terbaik dunia atau kualitasnya sudah teruji.
Carrol sendiri juga berpandangan masalah ini harus segera diselesaikan oleh IOC dan FIFA.
"Mudah-mudahan ini adalah peristiwa bersejarah pertama perihal penundaan turnamen," ujar Carrol.
"Saya pikir dengan hubungan kerja yang baik, bersama-sama kita bisa melupakan semua detail teknis dan memastikan bahwa orang yang memiliki kualifikasi tetapi bisa masuk kualifikasi," tambahnya.
Tim sepak bola Australia sendiri tergabung dengan Korea Selatan, Arab Saudi, dan Jepang sebagai wakil Asia di ajang Olimpiade.
Baca: Delapan Pernyataan Kemenpora RI Atas Penundaan Olimpiade 2020 Tokyo
Baca: Keberhasilan Sang Paman Jadi Motivasi Kuat Ganda Putra Nomor Satu Malaysia ke Olimpiade Tokyo 2020
Atlet Australia 'Patah Hati' Pasca-Keputusan Penundaan Olimpiade Tokyo 2020
Beberapa atlet asal Australia mengaku patah hati pascakeputusan penundaan Olimpiade Tokyo 2020.
Sebelumnya, pihak Australia memutuskan menolak mengirimkan para atlet untuk berlaga dalam ajang empat tahunan tersebut.
Tak berselang lama, pihak penyelenggara secara resmi juga menetapkan penundaan Olimpiade Tokyo hingga 2021.
Alasan utama penundaan Olimpiade Tokyo tersebut karena pandemi virus corona.
Baca: Corona Mengkhawatirkan, Pemprov DKI Perpanjang Fase Siswa Belajar di Rumah Sampai 5 April
Atlet pertama asal Australia yang merasa patah hati dengan penundaan Olimpiade tersebut adalah Cate Campbell.
Cate Campbell sendiri merupakan salah satu atlet andalan Australia khususnya cabang renang.
Peraih dua kali juara Olimpiade tersebut cukup kecewa dengan situasi yang ada saat ini hingga membuat Olimpiade Tokyo 2020 tertunda.
Hal ini dikarenakan ia sendiri telah berlatih keras demi menorehkan prestasi terbaik di ajang bergengsi tersebut.
"Patah hati tetapi merasa tidak terkejut, sejujurnya aku sedikit terguncang dan merasa sedikit menyesal dengan hal tersebut," ujar Cate Campbell, dikutip dari Reuters.
Baca: BREAKING NEWS: Olimpiade 2020 Jepang Akhirnya Ditunda
Baca: Australia dan Kanada Ancam Tak Kirim Atlet ke Olimpiade Tokyo 2020, Desak Penundaan hingga 2021
Walaupun demikian, Cate Campbell akan mencoba menerima kenyataan pahit tersebut dengan lapang dada.
"Sudah waktunya untuk menata ulang dan menjalankan tantangan berikutnya," tambahnya.
Luapan kekecewaan juga dilontarkan oleh salah satu atlet cabor polo air wanita Negeri Kangguru, Keesja Gofers.
"Namun saya lega para atlet dunia sekarang memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri untuk menatap Olimpiade pada tahun depan," sambut Keesja Gofers.
"Pada tanggal berapapun itu diadakan intinya sama yakni mempertemukan para pemain dunia terbaik," jelasnya.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, Kevan Gosper selaku mantan wakil presiden IOC Australia juga memberikan tanggapan terkait situasi tersebut.
"Tidak mungkin untuk mengadakan Olimpiade pada bulan Juli dimana memberikan kesempatan semua atlet dunia untuk datang," ujar Gosper.
"Disisi lain hal itu akan membawa resiko bagi kesehatan para atlet ditengah situasi saat ini," tambahnya.
Sebelumnya, pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo telah memutuskan penundaan hingga tahun depan karena pandemi virus corona.