Liga 1
Lika-liku Persela Lamongan Masuk Liga 1 2020: Bukan Usaha Biasa, Terseok Tapi Mampu Bertahan
Persela pun dibawa terus merangkak naik. Hebatnya, Nil Maizar hanya berbekal pemain warisan Aji untuk meningkatkan performa tim
Pipit Maulidiya/Surya.co.id
TRIBUNNEWS.COM - Perjalanan Persela Lamongan lolos Liga 1 2020 bukan usaha biasa.
Tim berjulukan Laskar Joko Tingkir ini sempat terseok pertengahan laga, lalu ditinggalkan Aji Santoso.
Sejumlah pemain andalan pun ikut hengkang.
Dalam kondisi terpuruk, Nil Maizar datang mencoba memperbaiki keadaan.
Meski terseok, Persela Lamongan tetap tak bisa diremehkan.
Baca: PSS Sleman Kehilangan Pelatih Jelang Liga 1 2020, Eduardo Perez Blak-blakan Soal Alasannya Mundur
Baca: Tersinggung, Aji Santoso Balik Tuding Persikabo yang Tak Beretika Soal Transfer Abduh Lestaluhu
Baca: Adu Tajam Lini Serang Persib, Persija, dan Persebaya: Sama Tajam, Siapa Punay Pelapis Berbahaya?
Sejak promosi ke kompetisi paling elite di Indonesia pada tahun 2003, Persela tak pernah terdegradasi.
Padahal, tim-tim raksasa Jatim seperti Persebaya dan Arema FC pernah merasakan pahitnya turun kasta.
Melansir Bola.com berjudul "Profil Klub Liga 1 2020 Persela Lamongan: Tim Unik Berjuta Cita dan Cerita", berikut perjalanan Persela Lamongan hingga lolos Liga 1 2020 meski sempat terseok:
1. Ciri Khas Pilih Pemain

Tak ubahnya tim-tim dari kota kecil, tim yang ber-homebase di Stadion Surajaya Lamongan ini tak pernah gemerlap pemain bintang. Dari musim ke musim mereka selalu merekrut pemain yang nyaris tanpa label mentereng.
Persela juga punya tradisi unik dengan mengorbitkan pemain jebolan klub binaan mereka sendiri atau talenta muda berbakat yang sebelumnya tak pernah dilirik tim lain. Tak terhitung pemain-pemain yang mengilap dari musim pertamanya bersama Persela kemudian menjadi incaran klub-klub besar.
Sebut saja nama Fandi Eko Utomo, Nur Hardianto, Fahmi Al Ayyubi, Saddil Ramdani, Dendy Sulistyawan, dan terbaru adalah Hambali Tolib yang kini menjadi andalan Aji Santoso di Persebaya.
Baca: PSS Sleman Kehilangan Pelatih Jelang Liga 1 2020, Eduardo Perez Blak-blakan Soal Alasannya Mundur
Baca: Tersinggung, Aji Santoso Balik Tuding Persikabo yang Tak Beretika Soal Transfer Abduh Lestaluhu
Baca: Adu Tajam Lini Serang Persib, Persija, dan Persebaya: Sama Tajam, Siapa Punay Pelapis Berbahaya?
2. Jarang Kalah di Kandang

Keunikan lainnya, Persela juga terhitung jarang kalah di kandang. Bahkan saat ditangani Aji dua musim lalu, Persela tak terkalahkan di kandang selama semusim penuh. Tim-tim macam Persebaya, Persija, PSM Makassar, dan tim besar lainnya kerap kesulitan saat menghadapi Laskar Joko Tingkir di Lamongan.
Musim lalu, perjalanan Persela di kompetisi kasta tertinggi tidaklah sebagus musim-musim sebelumnya. Mereka sempat terseok-seok hingga membuat pelatih Aji Santoso mundur di tengah jalan.
Namun masuknya Nil Maizar membawa penyegaran di tubuh Persela. Laskar Joko Tingkir seolah menemukan bentuk permainan terbaiknya. Bahkan Nil mampu membawa Persela yang lama terjerambab di zona merah mentas dan finis di posisi ke-11.
"Musim lalu memang membuat kami deg-degan. Kami nyaris saja jatuh ke level bawah. Beruntung, semangat para pemain, pelatih dan kinerja manajemen dalam membangkitkan tim berjalan selaras," terang Agus Haryono, asisten manajer Persela.
Baca: PSS Sleman Kehilangan Pelatih Jelang Liga 1 2020, Eduardo Perez Blak-blakan Soal Alasannya Mundur
Baca: Tersinggung, Aji Santoso Balik Tuding Persikabo yang Tak Beretika Soal Transfer Abduh Lestaluhu
Baca: Adu Tajam Lini Serang Persib, Persija, dan Persebaya: Sama Tajam, Siapa Punay Pelapis Berbahaya?
3. Strategi Baru

Belajar dari pengalaman musim lalu, musim ini Persela mencoba membangun tim yang lebih kokoh. Memang sejumlah pemain musim lalu, seperti Hambali Tolib dan hampir semua pemain asing memilih hengkang, hanya menyisakan Rafinha.
Namun, dengan masuknya beberapa pemain baru seperti Novan Setyo Sasongko, dan tambahan legiun asing, Jasmin Mecinovic, Shunsuke Nakamura, dan Gabriel do Carmo diharapkan akan lebih kuat.
Hanya saja di Piala Gubernur Jatim 2020 yang baru saja usai, kekuatan Persela belum tampak. Mereka menjadi menjadi juru kunci klasemen Grup B setelah tak meraih kemenangan dalam tiga pertandingan yang telah mereka lakoni.
Tapi Nilmaizar melihat ada potensi untuk terus berkembang dan lebih matang saat kompetisi Liga 1 2020 bergulir nanti. Hal ini dilihat dari progress yang ditunjukkan skuat Persela saat bermain imbang 2-2 dengan Sabah FA di laga terakhir babak penyisihan Grup B di Stadion Kanjuruhan, Malang, beberapa waktu lalu.
Bernama lengkap Rafael Gomes de Oliveira, pemain ini didatangkan oleh Persela sejak musim 2019 lalu. Pemain ini dipertahankan untuk musim ini karena dianggap memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Baca: PSS Sleman Kehilangan Pelatih Jelang Liga 1 2020, Eduardo Perez Blak-blakan Soal Alasannya Mundur
Baca: Tersinggung, Aji Santoso Balik Tuding Persikabo yang Tak Beretika Soal Transfer Abduh Lestaluhu
Baca: Adu Tajam Lini Serang Persib, Persija, dan Persebaya: Sama Tajam, Siapa Punay Pelapis Berbahaya?
4. Kemampuan Pemain Baru Rafinha

Benar saja, meski masih kalah dibanding striker-striker yang dimiliki tim raksasa, kualitas Rafinha tak perlu diragukan. Jago dalam menggocek bola, kedua kaki Rafinha juga sama aktif. Dia bisa melepaskan tendangan dengan kedua kaki sama baiknya. Tak hanya kedua kakinya, Rafinha juga bisa mencetak gol dengan kepalanya.
Layaknya pemain Amerika Latin lainnya, Rafinha dibekali kemampuan individu di atas rata-rata. Dia juga pelari yang sangat cepat. Tak jarang pemain belakang lawan dibuat kalang kabut saat diajak adu sprint oleh pemain yang satu ini.
Pada gelaran Piala Gubernur Jatim misalnya, Rafinha membuktikan bahwa ia pantas diandalkan. Meski kalah saat digebuk Arema FC 3-1 dan dihajar Persija Jakarta 4-1 di babak penyisihan Grup B, Rafinha menjadi satu-satunya pencetak gol di kedua pertandingan itu.
Nilmaizar masuk ke Persela mengisi kekosongan kursi pelatih yang ditinggalkan Aji Santoso saat kompetisi Liga 1 2020 berjalan. Saat itu Persela dalam kondisi kritis karena berkubang di zona degradasi. Tim ini kehilangan arah karena tak kekalahan demi kekalahan yang mereka alami.
Nil pun membuktikan kemampuannya meracik tim dan membangkitkan semangat pemain yang sudah runtuh menyusul rentetan hasil buruk yang mereka terima kala itu.
Mantan pelatih Timnas Indonesia dan Semen Padang itu pun perlahan-lahan memberikan sentuhan berbeda pada tim berjuluk Laskar Joko Tingkir ini. Kekompakan tim yang menjadi kelebihan Persela selama ini mampu ia kembalikan.
Persela pun dibawa terus merangkak naik. Hebatnya, Nil Maizar hanya berbekal pemain warisan Aji untuk meningkatkan performa tim yang akhirnya finis di urutan ke-11 klasemen akhir.
Musim ini, Nil Maizar ditarget membawa timnya bertengger di posisi lima besar. “Minimal, berada di atas 10 besar,” kata Yunan Achmadi, manajer Persela.
Dengan materi pas-pasan yang dimiliki Persela saat ini, akan menjadi tugas berat bagi Nil untuk mewujudkan target tersebut. Namun, Nil bukan pelatih yang pantang menyerah sebelum mencoba. Ia tetap maju dan mengamini permintaan manajemen.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Perjalanan Persela Lamongan Lolos Liga 1 2020: Terseok, Ditinggal Aji Santoso & Masuknya Nil Maizar, https://surabaya.tribunnews.com/2020/02/25/perjalanan-persela-lamongan-lolos-liga-1-2020-terseok-ditinggal-aji-santoso-masuknya-nil-maizar?page=all.