Liga 1
Makna Selebrasi Kiper Barito Putera Bersujud di Dalam Gawang
Selebrasi dengan cara sujud syukur memang sudah lazim dilakukan oleh pemain lain. Juga untuk penjaga gawang.
Hasilnya, gelandang lincah Barito Putera, Evan Dimas menjadi jendral di lini tengah.
“Kami akui, terutama di babak pertama, ritme diatur sama mereka (Barito). Evan Dimas bisa mengatur ritme dari permainan mereka, mereka turunkan tempo,” terang Djanur usai laga.
“Sementara kami inginnya tempo cukup tinggi, tapi mereka turunkan, sehingga terbawa arus,” tambah pelatih asal Jawa Barat tersebut.
Ditambahkan Djanur, masuki babak kedua dia mulai memutar otak, dan lakukan sejumlah perubahan.
Hasilnya, Ruben Sanadi memegang kendali permainan dengan ciptakan banyak peluang.
“Di babak kedua ada perubahan, setelah kasih masukan di kamar ganti, lebih menekan, banyak sekali ciptakan peluang, tapi hanya dua yang menjadi gol,” kata Djanur.
Kurang Fokus, Imbang Serasa Kalah
Hasil imbang ini menjadi yang ketiga bagi Persebaya dari total lima laga kandang.
Meski imbang, Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman (Djanur), menyebut hasil itu seperti kalah.
“Imbang di kandang, rasanya seperti kalah. Kami minta maaf kepada Bonek-Bonita dan semua pecinta Persebaya. Kami sangat ingin meraih tiga poin tapi tidak kesampaian,” kata Djanur seusai laga.
Hasil imbang ini, lanjut Djanur, karena skuatnya ulangi kesalahan lama, yakni kurang fokus.
“Kembali, masalah kami terulang, yaitu soal fokus di Injury time. Menit 90 kehilangan fokus sehingga ada yang free dan lawan bisa samakan kedudukan,” tambah Djanur.
Masalah kurang fokus sebelumnya sempat melanda Persebaya di tiga laga sebelumnya, pemain Persebaya selalu lengah di menit-menit awal laga sehingga kebobolan.
Kurang fokus pada laga ini, Persebaya dihukum oleh dua gol dari Barito Putera terjadi dengan skema hampir sama.
“Soal pertahanan, hanya kurang fokus sebetulnya, dua-duanya tidak terjaga di depan gawang. Soal fokus, apalagi di menit-menit akhir, Itu menjadi PR kami,” ucap mantan pelatih Persib Bandung tersebut.