Ditahan Kepolisian Perancis, Michel Platini Bantah Akan Dipenjara
Meskipun tak membantah telah memberikan dukungan kepada Qatar, Michel Platini menolak klaim bahwa dirinya bersalah atas dugaan kasus korupsi.
TRIBUNNEWS.COM - Eks Presiden UEFA, Michel Platini, terjerat kasus korupsi dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022yang jatuh ke tangan Qatar.
Michel Platini telah ditahan oleh Kepolisian Prancis untuk diinterogasi terkait pemberian mandat tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar, Selasa (18/6/2019) waktu setempat.
Meskipun tak membantah telah memberikan dukungan kepada Qatar, Michel Platini menolak klaim bahwa dirinya bersalah atas dugaan kasus korupsi.
Bourdon menegaskan bahwa kejadian ini bukanlah penangkapan, melainkan Platini ada dalam posisi sebagai saksi yang suaranya perlu didengar oleh para penyelidik.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Mantan Presiden UEFA Ditangkap karena Pemberian Tuan Rumah Piala Dunia ke Qatar
Melalui pengacaranya, William Bourdon, Michel Platini melakukan pembelaan diri terkait kasus ini.
"Michel Platini mengekspresikan dirinya dengan tenang agar dapat menjawab seluruh pertanyaan dengan penjelasan yang bermanfaat," kata Bourdon, dikutip BolaSport.com dari Four Four Two.
Pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022 dilakukan oleh Komite Eksekutif FIFA di Kota Zurich, Swiss, pada 2 Desember 2010.
Terdapat 22 orang anggota panelis perwakilan dari seluruh federasi kontinental yang memenangkan Qatar atas kandidat lain seperti: Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Saat ini, lebih dari separuh anggota panelis kini diduga menerima suap, termasuk Michel Platini selaku Presiden UEFA saat itu dan eks Presiden FIFA, Sepp Blatter.
Selain Platini, pihak berwenang juga menahan penasihat mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Sophie Dion, serta eks staf kepresidenan Claude Gueant.
Sarkozy—mendukung pencalonan Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022—ditengarai menjadi salah satu dalang tindakan menyimpang dalam pemungutan suara.
Pihak berwenang Prancis pun ingin tahu lebih mendalam mengenai maksud jamuan makan siang Sarkozy bersama Platini, Emir Qatar Tamim bin Hamad al Thani, dan eks Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad Ben Jassim.
Kebetulan, makan siang itu berlangsung di kediaman presiden Prancis Elysee Palace, pada 23 November 2010, atau 10 hari sebelum pemungutan suara oleh Komite Eksekutif FIFA.
Baca Juga: RESMI - Piala Dunia 2022 Qatar Tak Jadi Pakai Format 48 Kontestan