Ketua Asprov PSSI Jabar Kisahkan Pengalamanya dengan Mafia Bola, Dini Hari pun Ditelepon
Hal itu ia katakan di hadapan Kasatgas Antimafia Bola, Brigjen Pol Hendro Pandowo dan sejumlah narasumber.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua Asprov PSSI Jabar Tommi Apriantono mengisahkan pengalamanya dengan mafia bola.
Bahkan, ia ditawari uang terkait jalannya Liga III melibatkan klub-klub asal Jabar.
Ponselnya berdering terus-menerus.
"Ketika saya jadi Ketua Asprov Jabar, saat Liga III berjalan, dari 46 klub turun ke 16, kami punya kuota 8 tim untuk maju ke babak regional. Telepon saya berdering terus-terusan hingga dini hari," ujar Tommi saat jadi pembicara dalam diskusi Membangun Masa Depan Sepakbola Indonesia bersama Satgas Antimafia Bola, di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (28/3/2019).
Ia tidak menjelaskan siapa yang menghubunginya itu.
Hanya saja, sang penelpon menawarkan sejumlah uang tapi ia menolaknya.
Penawaran itu agar salah satu klub bisa lolos ke babak regional.
"Dia telepon saya, bilang 'Ketua perlu (uang) berapa?'. Saya jawab untuk apa, dia jawabnya supaya tim dia tidak diganggu. Saya tegas katakan, tanggung jawab saya bukan jaga tim Anda, tapi bagaimana kompetisi ini berjalan dengan menjunjung tinggi sportivitas. Alhamdulillah, semua di Asprov Jabar komitmen untuk tidak tergiur," ujar Tommi.
Hal itu ia katakan di hadapan Kasatgas Antimafia Bola, Brigjen Pol Hendro Pandowo dan sejumlah narasumber.
Menurutnya, pengaturan skor dan praktik curang di sepak bola sangat kompleks.
Pertama karena alasan perjudian.
"Kedua mafia bola berperan dalam skenario agar sebuah klub lolos dengan mudah ke jenjang lebih tinggi. Misalnya, klub Liga III lolos ke Liga II dan seterusnya," ujar Tommi.
Ia menambahkan, mafia bola yang membuat pengaturan skor dan praktik curang merupakan perbuatan tercela bahkan lebih jahat dari koruptor.
"Match fixing itu perbuatan menjijikan, hina. Bukan saja mengambil hak orang lain, tapi mencederai semangat sportivitas. Mereka tidak punya integritas," ujar Tommi.