Liga Indonesia
Satu Lagi Pemain Asing di Liga 1 Ingin Dinaturalisasi
Pemain kelahiran 7 Juli 1983 itu pertama bermain di Indonesia, memperkuat tim asal Papua, Persipura Jayapura.
TRIBUNNEWS.COM, TENGGARONG - Penjaga gawang asal Korea Selatan yang kini memperkuat Mitra Kukar, Yoo Jae-Hoon, mengaku ingin dinaturalisasi menjadi jadi warga negara Indonesia.
Pemain kelahiran 7 Juli 1983 itu pertama bermain di Indonesia, memperkuat tim asal Papua, Persipura Jayapura.
Saat itu dia sempat berlatih bersama Persela Lamongan sebelum memilih bermain untuk Tim Mutiara Hitam.
Yoo mengaku, kini ia sudah betah di Indonesia, bukan hanya mencari nafkah di Indonesia saja, tapi lebih dari itu.
"Pertama ke sini mungkin karena uang, mencari yang berani mengontrak saya dengan nominal yang lebih tinggi. Tapi setelah lama di Indonesia, saya jadi cinta Indonesia," kata Yoo, di Hotel Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Rabu (11/4).
Kecintaanya kepada Indonesia di awali saat bermain di Persipura. Persipura baginya bukan, hanya sekedar tim tapi sudah menjadi keluarga.
"Memang pernah saat bermain di Persipura ada tim dari luar, yang ingin mengontrak lebih tinggi. Tapi saya tidak mau, karena itu bukan hanya sekedar uang," kata pemilik nomor 1, di tim Mitra Kukar ini.
Baca: Peringatan! Sering Bangun Siang Bikin Umur Anda Makin Pendek
Baca: Fredrich Yunadi Terusik Jaksa Selalu Ulang Perkataan Benjolan Sebesar Bakpao
Yoo mengaku, memang dengan usianha sekarang, jika naturalisasi tidak lama lagi ia akan pensiun sebagai pemain sepak bola.
"Tapi jika naturalisasi, mungkin nantinya bisa membantu sepak bola Indonesia, untuk mengabdi, seperti jadi pelatih atau lainnya," ujar Yoo.
Tapi ia mengaku, tidak tahu akan naturalisai kapan. Setelahnya ia berada di Indonesia sekitar 8 tahun, ia telah pasih berbahasa Indonesia.
"Gak tahu, naturalisasi kapan, dan itu banyak yang menanyakannya kepada saya, mungkin besok, lusa atau kapan, saya tidak tahu," ujar Yoo, seraya bergurau.
Yoo mengatakan, mungkin jika ia nantinya menjadi pelatih kiper, sudah seperti pelatih lokal tidak seperti pelatih asing. Sebab ia sudah tahu, karakter, budaya di Indonesia.
"Mungkin saya sama seperti pelatih lokal, karena tidak perlu adaptasi, sebab sudah tahu budaya Indonesia seperti apa," ujarnya sambil tersenyum.