Liga Inggris
Liverpool vs Tottenham Hotspur: Loris Karius Sukses Memblok Eksekusi Harry Kane
Partai panas Liverpool kontra Tottenham pada Minggu (4/2/2018) pastinya akan dikenang oleh finishgila yang membuahkan dua penalti Spurs dan satu gol i
Keputusannya dinantikan oleh tidak hanya ke-22 pemain di dalam lapangan tetapi juga 54 ribu pasang mata di Stadion Anfield dan jutaan fans di layar kaca.
Bayangkan jika kita John Moss, harus mengambil keputusan di tengah dinginnya udara Anfield malam itu.
Self doubt memasuki tulang rusuk sebelum mengambil keputusan. Serentak, kita teringat bahwa manusia tak lepas dari kesalahan.
Sayang, kita tidak hidup dalam utopia di mana segala sesuatunya sempurna.
Sebaliknya, malam itu lebih mirip distopia olahraga di mana individualitas serta privasi sang pengadil direbut dan menjadi santapan dunia.
Tentu mudah bagi kita, dari kehangatan rumah masing-masing, untuk menghakimi John Moss dan asistennya yang malang tersebut .
Kita bisa berkomentar dan melempar kata-kata buruk kepada mereka karena kita punya kemewahan siaran ulang berkali-kali dari berbagai angle.
Tetapi, John Moss harus mengambil keputusan dengan cepat tanpa bantuan siaran ulang setelah berlari selama 90+3 menit, tanpa kemewahan sudut pandang lain.
Pun, ia merasa diawasi oleh seorang BIG BROTHER dengan kehadiran kru televisi yang menempelnya dari jarak dekat.
Klopp gagal mengorganisasi para pemainnya untuk menutup ruang dan mengamankan possession.
Liverpool terlalu sering melepas bola jauh ke kedua sayap, mengharapkan kecepatan dan kejeniusan Sadio Mane atau Mo Salah.
Statistik laga menyebutkan bahwa rataan jumlah operan para pemain Liverpool adalah 3, sementara Tottenham 5.
Juergen Klopp harus menerima didikte oleh strategi Mauricio Pochettino.
Sekali lagi, game management Klopp dipertanyakan.
Persis seperti seorang ayah yang mendidik anaknya, tim Liverpool sekarang terlalu banyak mencerminkan karakter pelatihnya.