Tak Puas dengan Pengurus Asprov DKI Anggota Kirim Mosi tak Percaya ke PSSI
Anggota layangkan Mosi tidak percaya terhadap Asprov PSSI DKI kepada PSSI Pusat dikarenakan banyak hal yang dirasa membodohi anggotanya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota layangkan Mosi tidak percaya terhadap Asprov PSSI DKI Jakarta kepada PSSI Pusat dikarenakan banyak hal yang dirasa membodohi anggotanya. Demikian dikatakan wakil dari klub Bina Mutiara, Rinci Gustiawan.
"Selama kepengurusan mereka. Pengurus asprov sudah tidak amanah, tidak kredibel, dan tidak profisonal dalam menjalankan organisasi. Terutama menyangkut Kongres yang sejak awal pada tanggal 7 Oktober 2017 lalu diundur ke tanggal 18 okt 2017 dan kembali mengalami pengunduran jadwal yang sudah pasti tidak akan jelas pastinya," ungkap Rinci Gustiawan, Kamis malam (11/10/2017).
Kebobrokan Asprov PSSI DKI ini dikatakannya sudah jauh terlihat saat kepengrusan terdahulu didapuk menjadi nahkoda, tidak ada kegiatan.
"Paling parah saat 2015 tidak mengikuti ajang Soeratin. Gusti Randa sebagai ketua waktu itu kemudian mengundurkan diri sebagai sebagai ketua asprov dan mendapuk Vivien Sungkono sebagai plt," jelasnya.
Sementara itu, perwakilan klub Pemuda Jaya, Erwin Mahyudin mengakui dibawah Vivien, terjadilah perubahan komposisi komite eksekutif tanpa melalui mekanisme kongres.
"Semua dilakukan semaunya tanpa mekanisme organisasi. Benny Erwin yang sebelumnya sebagai exco berubah menjadi sekjen, bertukar posisi dengan Muklas Rowie yang sebelumnya Sekjen. Daeng Rizal naik pangkat, dari posisi anggota exco menjadi wakil ketua," tutur Erwin Mahyudin.
Selain itu diakui Erwin, banyak anggota yang tidak memiliki statuta karena tidak diberikan oleh Asprov PSSI DKI. Kondisi organisasi yang buruk inilah menyebabkan permintaan kongres dimajukan untuk mendapuk pimpinan baru.
Pada bulan juli 2017 Asprov bersama anggotanya sudah sepakat untuk melaksanakan kongres pada 7 Oktober 2017. Mendekati bulan Oktober Asprov baru membentuk KP dan KBP lalu merubah jadwal kongres menjadi tanggal 18 okt dengan alasan adanya tahapan kongres.
Sedangkan Sawid, perwakilan Pengcab Jakarta Timur mengakui saat persiapan menuju Kongres tanggal 18 Oktober 2017, Asprov DKI malah melempar bola ke PSSI dan mengatakan bahwa PSSI menyarankan kongres digelar tanggal 11 November 2017.
"Padahal kami anggota, jelas-jelas tahu bahwa Asprov DKI sendiri yang berkirim surat ke PSSI minta kongres digelar 11 November tanpa menyebutkan lokasi dan tanpa memberikan tahapan-tahapan," jelasnya.
Dijelaskannya, selama kepengurusan Gusti Randa, Asprov DKI tidak pernah ada kongres. Sehingga banyak anggota baru yang sudah berkompetisi tidak ada hak suaranya dalam kongres nanti, hingga anggota lama juga hilang keanggotannya.
"Dengan demikian keanggotaan baru tidak pernah dilaporkan ke PSSI Pusat," jelas Sawid.
"Korbannya adalah Klub Pro Direct, dimana sudah mendaftar pada tahun 2015 dan sudah ikut kompetisi di tahun 2016 dan 2017 tidak memiliki hak sebagai voters karena tidak terdaftar di PSSI," timpal Anto Sudaryanto Ketua Umum Pro Direct.
Padahal Anto Sudaryanto sudah membayar biaya keanggotaan sebesar Rp 10 Juta ke Asprov DKI.
"Inilah bentuk-bentuk ketidakcakapan pengurus Asprov baik selama Gusti Randa maupun Vivien sebagai plt," jelas Anto.